9.

777 47 2
                                    

~~~~~

Pria itu terus berdoa dalam hatinya agar wanita di samping nya tidak apa-apa, setelah sampai di RS. Sejahtera dia segera keluar dari mobil dan menggendong Luna, dan dia berjalan tergesa-gesa.

"Sus, suster tolong ini ada pasien" teriaknya

3 suster pun menghampirinya dengan membawa ranjang kosong.

"Iya, cepat baringkan dia di sini" ucah salah satu suster tersebut.
Suster dan pria itu pun berjalan cepat menyusuri lorong rumah sakit untuk membawa Luna ke ruang UGD.

"Kenapa gue harus berurusan dengan cewek itu si?" Ucapnya kesal.

Tak beberapa lama lampu merah ruang UGD berubah menjadi hijau. Seorang pria berjas putih keluar dari ruangan itu, pria itu yang menyadari kehadiran dokter langsung berdiri menghampiri.

"Untung kamu segera membawa nya ke sini, terima kasih, tapi" ucap dokter itu bingung, "kamu kan, kamu Riki?" tanya Dokter
"Oh itu, iya... dokter ini dokter Apri?" ucap Riki
"Hm.. iya, kamu perawat baru disini kan? Dan yang harus kamu tahu, pasien yang kamu bawa tadi itu, akan jadi tanggung jawab kamu" ucap Dokter Apri tenang.
"Perempuan tadi? Dia...?" ucap Riki bingung.
"Iya dia salah satu pasien di sini, harusnya dari tadi pagi dia di sini, tapi seluruh perawat panik gara-gara dia pergi dan belum ketemu, sampai akhirnya kamu bawa dia ke sini dan untung nya kamu bawa dia di waktu yang tepat." ucap Dokter Apri di iringipinggir helaan nafas
"Oh iya, sebenarnya dia sakit apa dok?" tanya Riki penasaran
"Hmm... kamu akan tahu dengan sendirinya nanti, kalo begitu saya permisi, pasien bisa di temui saat sudah di pindah kan ke ruangan nya, dan datanya akan kamu terima besok pagi, kamu bisa pulang sekarang" ucap Dokter Apri ramah.

Riki tersenyum lalu melihat sekilas ruang UGD dan berlalu pergi.

"Gue gak tau lo kenapa, tapi kenapa harus gue yang berurusan sama cewek aneh kayak lo?" ucap Riki tak habis fikir.

**

Sepulang dari rumah Fihan, Hadi tidak bisa diam di kamarnya ia bingung, ia terus berguling-guling di kasurnya sampai akhirnya memutuskan menelpon Aisya.

"Halo Sya" ucap Hadi saat panggilan tersambung.
"Eum iya?" ucap Aisya pelan.
"Gimana udah baikan? Eh iya gue mau ngomong penting besok, ada waktu?" ucap Hadi.
"Lumayan, gimana besok aja ya" ucap Aisya.

Terdengar helaan nafas lelah Hadi pun tersenyum.
"Oh oke" ucap Hadi.
Lalu ia pun menutup sambungan telpon nya, dan akhirnya ia pergi ke luar rumah, hanya untuk sekedar jalan-jalan, lalu di jalan ia melihat Esa berjalan ia pun menghampirinya.

"Sa..?" ucap Hadi sedikit berteriak
"Eh iya.." ucap Esa seraya berbalik.
"Lo baru pulang kenapa gak naik taksi? Kok jalan? Bahaya tau cewek jalan sendiri malem-malem" ucap Hadi saat tiba di depanrumahnya Esa.
"Eh itu gue lagi pengen jalan aja" ucap Esa santai.

Hadi dan esa pun berjalan beriringan. Hening, itulah yang terjadi lalu.

"Di..??" gumam Esa
"Eumm iya kenapa" ucap Hadi bingung.
"Sebenernya lu suka sama siapa? Aisya atau Sivia?" tanya Esa.
"Eum soal itu, gue juga gak tau" jawab Hadi pelan.
"Lo harus bisa milih salah satu diantara mereka di, jangan jadi serakah. Tanpa lo sadari sikap lo itu udah bikin salah satu atau keduanya sakit hati" ucap Esa kesal.
"Gue tau Sa, tapi gue bingung" ucap Hadi mulai kesal.
"Lo harus bisa bedain mana sayang dan cinta di, semakin lo dewasa tanpa lo sadari jatuh cinta itu rasanya biasa aja, dan saat lo kehilangan, baru lo ngerasain kalo lo jatuh cinta sama dia" ucap Esa diiringi helaan nafas nya.
"Cihh, lo yang gak tau gimana rasanya menyayangi dan mencintai, lu tau apa sa? Lo bahkan bingung sama perasaan lo sama keluarga lo sendiri." ucap Hadi kesal lalu berjalan berlawanan arah.

Esa yang mendengar itu langsung terdiam, dia kaget dan benar-benar kecewa, cairan bening itu mulai terkumpul di sudut mata nya dan siap untuk jatuh.

Esa pun berbalik melihat hadi lalu tersenyum, "dan lo orang yang gak punya keluarga, lo tau apa soal kehidupan yg gue jalani di?" lirih Esa.

**

Hadi yang mendengar ucapan esa pun berbalik dan berjalan berlawanan arah dia benar-benar kesal, ucapan Esa menyinggung perasaannya, ia pun diam di tepi jembatan dan menatap langit, malam ini langit sangat indah dengan di penuhi taburan cahaya yang menghiasi nya lalu ia menelpon seseorang dan...

~~~~

DEPRESI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang