12.

590 31 1
                                    


Aisya dan Hadi sudah berada di sebuah caffe niatnya mereka akan mengobrol berdua tapi tidak jadi karena Esa menelpon agar semua berkumpul, setelah lama menunggu Esa datang menghampiri mereka.

"Sorry gue ngumpulin kalian di sini" ucap Esa saat duduk.
"Eh iya Sa, kenapa?"tanya Aisya
"Gue mau ngomongin sesuatu" jawab Esa
"Sama gue juga, kebetulan kita kumpul" ucap Sivia
"Loh apa Vi?"ucap Esa bingung.
"Lo duluan deh" ucap Eivia
"Et lama.." kesal Hadi
"Oke, jadi gini, mulai besok sampe 1 minggu ke depan gue mau pulang ke rumah lama gue, niat gue mau bersihin dan jual rumah itu" ucap Sivia
"Loh emang kenapa mau di jual Vi?" tanya Aisya
"Iya, lo bisa nginep di rumah gue kalo masa kontrak indekos lu abis, lu tau kan gue tinggal sendiri.." bujuk Esa
"Betul tuh" ucap Aisya membenarkan ucapan Esa
"Mm.. gak bisa masalahnya rumah itu udah lama gak ke pake, daripada rusak mending gue jualkan lumayan" ucap Sivia meyakinkan.
"Terserah" ucap Hadi
"Jahat lu" kesal Sivia
"Gue juga mau ngomong" ucap Aisya
"Ehh tadi gue mau ngomong dan sekarang malah gue yang gak kebagian ngomong" ucap Esa merajuk
"Hehehe sorry Sa, " ucap Sivia sembari tersenyum.
"Eh iya, Luna mana?" tanya Hadi
"Hm gue lupa hubungin dia" jawab Esa menepuk dahinya
"Pikun stadium akhir" gumam Hadi
"Gue denger mulut cabe dasar, bentar gue telpon dulu" ucap Esa mengangkat ponselnya.
"Eh... bentar gue mau ngomong penting..." ucap Aisya
"Eh.. oke" ucap Esa menurunkan ponselnya.
"Hmm.. jadi gini, gue gak tau kenapa setelah perayaan ultah Sivia, waktu bersama kita jadi renggang gini, gue gak nyalahin lo Vi, tapi gue ngerasa gitu aja, dan buat lo Di, kalo lo emang suka sama Sivia, gue gpp kok" ucap Aisya
"Tapi Sya.." lirih Sivia
"Ett.. gue belum selesai ngomong, dan satu lagi Di, seharusnya lo bisa pastiin buat siapa hati lo, jangan jadi serakah karena lo ingin memiliki keduanya, oke, gue pergi dulu ya, supir gue udah jemput tuh bye" ucap Aisya cepat lalu pergi.

Aisya pun pergi meninggalkan ketiga sahabatnya dengan mata yang berkaca-kaca.

Semoga yang gue lakuin bener - Aisya

Setelah kepergian Aisya akhirnya Sivia membuka percakapan kembali.

"Guys... gu-gue gak mau persahabatan kita rusak..." ucap Sivia lirih.
"Hmm lo denger kan Di, sekarang keputusan ada di tangan lo..." ucap Esa menatap tajam hadi.

Hadi pun berdiri lalu pergi meninggalkan Esa dan Sivia, Sivia mulai berkaca-kaca menutup wajahnya, Esa yang melihat itu segera menghampiri Sivia dan memeluknya.

"Gue takut Sa, gue takut persahabatan kita.. hiks.." ucap Sivia bergetar.
"Nggak akan, persahabatan kita akan baik-baik aja" ucap Esa menenangkan Sivia.

**

Hadi yang telah keluar caffe langsung mencoba mengejar mobil Aisya dengan taksi, kali ini dia akan benar-benar mengutarakan isi hatinya, ia benar-benar kalut ia takut kehilangan orang yang ia sayang setelah ia kehilangan keluarganya.

**

Aisya yang menyadari ada yang mengikutinya dari belakang pun tersenyum sendu.

"Sekarang mau lo apa lagi Di?" lirih Aisya lalu menghapus airmata nya kasaryang.

Aisya pun menyuruh supirnya menghentikan mobilnya.

"Pak, stop disini aja" ucap Aisya
"Loh non, tapi rumah kan?" tanya Supir bingung
"Gpp, itu temen saya ngejar di belakang" ucap Aisya tersenyum.
"Oh ya sudah" ucap Supir lalu menyamping kan mobil nya.

Mobil Aisya pun terhenti di pinggir trotoar, hadi yang menyadari itu menghentikan taksi yang di tumpanginya lalu menghampiri Aisya yang sudah turun dari mobilnya.

"Ayo ikut gue!" ucap Hadi. menggenggam tangan Aisya.
"Kemana?" ucap Aisya bingung
"Special, gak ada penolakan" ucap Hadi tersenyum.
Senyum yang jarang di tunjukkan pada siapapun.
"Tapi..." ucap Aisya ragutersenyum.
"Udah ayo..." ucap Hadi menarik tangan Aisya.

Hadi pun membawa Aisya ke suatu tempat.

TBC💜

DEPRESI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang