Chapter 17
Taehyung memandangi wajah berbinar Hyemi yang baru saja membukakan pintu apartment untuknya. Tapi anehnya, debaran jantungnya masih berdetak normal, tidak separah seperti saat kali pertama mereka bertemu kemarin-kemarin.
"Bukankah saat ditelepon tadi kau bilang kau sedang sakit? Kau terlihat sehat."
Hyemi melebarkan senyuman manisnya. "Aku memang sedang sakit bulanan, masa periodeku! Perutku masih saja sakit seperti dulu setiap periodeku." Hyemi mengusap-usap perutnya sendiri dan menampilkan wajah senyum mengharap belas kasih.
"Kenapa tidak ke dokter dan malah memanggilku?" Taehyung bertanya dengan raut wajah datar, membuat Hyemi kehilangan senyuman manisnya. Kemudian karena merasa tak enak, Taehyung cepat menambahkan, "Apa kau sudah makan malam?"
Senyum Hyemi kembali terbit seperti matahari dipagi hari. Ia menggelengkan kepalanya, "Mau masuk dan makan malam disini saja?"
Padahal Taehyung belum menyuarakan pendapatnya atau setidaknya menganggukan kepalanya. Tapi Hyemi segera menyambar satu tangan Taehyung dan menuntun Taehyung masuk ke dalam apartment nya (agak sedikit memaksa). Dan Taehyung, si lelaki yang dalam mode menjadi lelaki baik hati itu hanya pasrah mengikuti kehendak Hyemi.
Hyemi menuntun Taehyung untuk duduk disalah satu kursi makan yang dimejanya sudah tersediakan banyak makanan. Kemudian Hyemi duduk disebrang kursi Taehyung. Ia tersenyum, "Aku tidak tahu semua makanan ini akan terasa enak tau tidak. Aku baru selesai memasaknya." Hyemi kembali melebarkan senyumannya.
Padahal dulu Taehyung sangat senang setiap kali melihat bibir Hyemi melengkung tersenyum seperti saat ini. Tapi sekarang, entahlah! Rasanya biasa saja, kosong.
"Aku mulai belajar masak setahun yang lalu. Aku ingat, dulu kau pernah berkata kalau kau ingin memiliki istri yang pandai memasak. Dulu aku tidak mau mempelajarinya dan kau juga tidak memasksaku." Hyemi tertawa mengingat saat-saat itu. Kemudian ia melanjutkan, "Tapi tetap saja aku masih banyak kekurangan. Kau tahukan kalau aku takut berhadapan dengan api? Dan sekarang aku ingin mencobanya." Hyemi mengamati ekspresi Taehyung yang hanya diam saja menatapi satu persatu masakannya. Segelintir perasaannya mulai terasa tidak enak dan meragu. Ragu akan sikap Taehyung yang ditunjukan padanya saat ini. Tapi kemudian, Hyemi mencoba untuk menghilangkan rasa itu. "Ayo, cobalah. Aku memasakan makanan yang hanya kau sukai. Daging tanpa sayuran hijau dan ikan. Aku tahu kau membencinya."
Taehyung menatap lurus ke arah Hyemi, "Aku sudah tidak membenci semua makanan itu. Aku menyukainya sekarang."
"Benarkah?" Hyemi sedikit terkejut awalnya kemudian menutupinya dengan senyum, tapi kali ini agak terlihat canggung. "Kalau begitu ayo cicipi. Aku ingin kau menilai masakanku."
Taehyung menyinggungkan sebelah bibirnya, tidak sampai ke kedua matanya. Hanya sebatas garis senyum. Lalu ia mulai mencoba mencicipi tumis daging yang berada paling dekat dihadapannya. Taehyung mengunyahnya pelan-pelan dan menelannya. Rasanya tidak buruk, tapi kenapa tiba-tiba ia ingin membandingkan dengan hasil masakannya Sooyoung yang selalu ia komplain tentang ini dan itu tapi tetap pas dilidah Taehyung? Apa semua makanan sekarang memang tidak sebanding dengan hasil makanan si pembohong itu? Kenapa seleranya jadi rendah begini?
Benar-benar aneh!
***
Sooyoung mengelapi berbagai macam botol minuman sambil melamun. Didalam otaknya masih terbayang wajah Taehyung serta gerakan cepatnya yang meninggalkan Sooyoung untuk pergi keluar tadi sore dan menyuruhnya untuk tidak memasakan makanan untuknya. "Huft..." Sooyoung kelihatan menghembuskan nafasnya lelah. Pantas saja si brengsek itu pulang lebih awal, pasti dia ingin berkencankan dengan perempuan yang wajahnya memelas itukan? "Astaga Park Sooyoung kenapa kau selalu memikirkan nya akhir-akhir ini sih." Sooyoung memukul pelan kepalanya sendiri sambil terus mengoceh, "Dasar otak bodoh!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cinderella is a Liar Girl
FanfictionDia gadis yang sangat pandai dalam mengarang kalimat, entah kenapa ia tidak ada niatan untuk menjadi penulis saja. Parahnya, ia selalu menjadikanku bagian dalam karangannya, bualannya, pelindungnya? Sebenarnya aku sungguh membenci tipe manusia yang...