Chapter 27

1.6K 235 102
                                    

Chapter 27

Taehyung terus mondar-mandir didepan sofa ruang tamu sejak ia menginjakan kakinya di apartment miliknya. Dia juga sebenarnya tahu kalau Sooyoung malam ini tidak memasakan makan malam untuknya dan menyuruhnya makan diluar atau pesan makanan saja. Ia juga tahu kalau Sooyoung sedang diajak pergi oleh nenek-nenek tidak ada kerjaan beserta cucunya yang sangat sok tampan itu tadi saat Sooyoung meneleponnya. Padahal jelas-jelas Taehyung tadi marah dan tidak mengizinkan Sooyoung untuk ikut pergi bersama mereka, tapi Sooyoung dengan sejuta alasan yang sama sekali tidak logis itu selalu saja membantahnya dan tidak mau menuruti semua perkataannya. Cih.... 

Lagi-lagi Taehyung melirik jam tangannya yang bahkan jarum panjangnya itu baru bergerak sekali beberapa detik yang lalu. "Kenapa jam ini tidak bergerak sama sekali?" Taehyung melongokan kepalanya ke arah pintu dan kembali mendumal sebal, "Kemana perginya sih mereka itu?"

Taehyung bersumpah akan memotong gaji Jimin kalau sampai ia selesai mandi, Sooyoung belum pulang juga. Lalu kenapa harus memotong gaji Jimin yang tidak bersalah itu? Jawabannya, itu karena tadi siang Jimin memberinya sebuah ide untuk memberikan Sooyoung kejutan. Tapi saat Taehyung ingin merealisasikan ide gila itu, ia malah mendapat telepon dari Sooyoung kalau ia akan pulang terlambat. Lalu untuk apa Taehyung susah-susah menyiapkan kejutan itu sedangkan orang yang ingin diberi  kejutan tidak adakan? Tapi sekali lagi, karena dorongan serta antusiasme yang besar dari si bajingan Jimin, Taehyung pada akhirnya tetap melakukannya. Dan lihat sekarang! Taehyung jadi semakin kesal pada si bajingan itu saat mengingatnya. Jadi siap-siaplah kau wahai lelaki bajingan! Masih beruntung hanya gaji yang terlintas dipikiran Taehyung untuk dipotong, bukan sesuatu yang lainnya.

***

"Dari mana saja kau?"

Sooyoung berjingkrak kaget saat ia menegapkan tubuhnya setelah selesai mengganti sepatunya dengan sandal rumahan bewarna pink miliknya. Sambil mengusap-usap dadanya, Sooyoung memandangi Taehyung yang sedang terang-terangan menatapnya kesal. "Kau mengagetkanku saja!"

Taehyung tidak peduli. Ia hanya memerhatikan seluruh penampilan Sooyoung dari ujung kaki hingga ujung kepala, menilainya dan memberikan angka sembilan puluh lima. Tidak sempurna!(Kalaupun Sooyoung minta angka sempurna, lepaskan saja seluruh pakaiannya dihadapan Taehyung, sangat mudah!)."Kemana saja kau seharian ini? Memangnya tangan dan flu mu itu sudah sembuh?"

Sooyoug menyengir tidak bersalah dan mengangkat satu tangannya yang kemarin-kemarin sempat terkena kuping panci panas. "Sudah tidak apa-apa. Dan flu ku juga sudah sembuh."

"Lalu kenapa tidak bekerja dan malah menemani nenek-nenek serta cucunya yang kegenitan itu?"

Sooyoung memicingkan matanya, "Bukannya kau sendiri yang tadi pagi mengatakan padaku kalau aku tidak usah bekerja di club lagi. Lagi pula Jaehyun bukan lelaki genit. Ia hanya ramah pada semua orang dan murah senyum." Sooyoung lalu menyipitkan kedua matanya saat menatap Taehyung sambil melanjutkan, "Tidak seperti seseorang..."

"Seseorang yang tampan harus terlihat cool karena tanpa tersenyum saja ia sudah tampan."

"Ya ya ya ya, terserah padamu sajalah!" Sooyoung berbicara sambil memainkan tangan kanannya dan berjalan melintasi Taehyung begitu saja untuk menuju kamarnya.

Dan setelah beberapa detik, saat Taehyung hanya memerhatikan Sooyoung memasuki kamarnya, ia sudah mendengar teriakan histeris Sooyoung yang terdengar terkejut dan sukses membuatnya tersenyum lebar.

"KIM TAEHYUNG.... ADA ANAK ANJING MENGGEMASKAN DISINI! SEMUA PERABOT KAMARNYA JUGA BARUUU.... WARNANYA MERAH MUDAAAA.....!"

Taehyung berjalan dan duduk dikursi meja makan terdekat. Ketika ia duduk, ia melihat Sooyoung berlari dengan senyum lebarnya sambil menggendong gumpalan bulu bewarna putih.

My Cinderella is a Liar GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang