8. Bercerai

2.8K 596 302
                                    

Ini adalah kali pertama aku menguping.

Jantungku berdebar-debar.

Aku mencuri dengar pembicaraan Daddy dengan Ibu tiriku yang sedang hamil tua.

"Tega sekali kau melakukan ini padaku," kata Ibu tiriku.

Sepertinya ia menangis, aku melihatnya mengusap sudut matanya yang menghitam.

Mungkin karena maskaranya luntur? Entahlah.

Daddy tidak menghadap ke arahnya.

Ia memunggunginya.

Punggungnya—tentu saja favoritku juga—tampak sedingin balok es, dan aku sungguh ingin memeluknya saat itu juga.

Namun, kurasa akan aneh kalau aku mendadak muncul begitu saja di tengah adegan mengagetkan ini.

Jadi, aku terdiam di tempat dengan mata terpaku di punggung itu.

Suara Daddy terdengar, tak kalah dinginnya.

"Aku masih sanggup menerima, kau membohongiku soal anak itu. Tetapi, aku tidak bisa lagi, Yoo Ri. Salah satu kerabat sialan yang mengincar hartaku mengetahuinya."

Aku mendengarkan sambil menahan napasku.

"A—pa maksudmu?" gagap Ibu tiriku.

Wajahnya sekarang mulai kehilangan warnanya.

Pucat pasi.

"Sejak awal, aku tahu itu bukan bayiku."

Aku menutup mulutku yang menganga lebar, terkesiap.

Reaksi Ibu tiriku pun tak lebih baik, ia langsung terdiam mematung dengan tangan yang bertengger di perut besarnya.

"Ba—bagaimana bisa?" suara serak dan lirih Ibu tiriku terdengar, seolah menyuarakan pertanyaanku juga.

Daddy membalikkan tubuhnya, ia memasukkan kedua tangan ke dalam sakunya, entah mengapa tampak superior nan memukau di mataku.

"Aku mandul."


***

Daddy terlihat lelah saat itu.

Aku sungguh ingin memeluknya dan menghiburnya dengan berkata semua akan baik-baik saja, ada Seokjinie yang akan selalu menemanimu.

Tetapi, aku terlalu sibuk merayakan sesuatu.

Merayakan diriku yang tetap menjadi putra tunggalnya.

Aku satu-satunya orang yang bisa memiliki Daddy sekarang.

Tidak ada ibu tiri maupun adik tiri.

Hanya diriku.

Jin's Journal [NamJin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang