Semenjak itu, Daddy Namjoon sering sekali melanggar janjinya bermain bersamaku.
Meski merajuk, aku tidak pernah bisa benar-benar marah padanya.
Sebab, Daddy akan selalu pulang dengan membawakanku mainan-mainan baru.
Seperti hari ini, tanpa terasa, sudah bertahun-tahun aku tinggal bersamanya. Dan ini adalah hari ulang tahun ke-10ku.
Aku mendengar pintu depan terbuka, aku langsung duduk tegak di ranjang, bersedekap hingga membuat tubuhku lebih kecil daripada yang seharusnya, memasang wajah merengut, menunggu hingga Daddy Namjoon masuk ke kamarku.
"Seokijinie sayang, Daddy pulang," suara khas Daddy langsung membuatku semangat, tapi aku 'kan sedang merajuk, jadi aku berpura-pura memajukan bibirku hingga monyong.
Daddy terkekeh, langsung duduk di sampingku, merangkulku gemas.
"Seokjinie ngambek lagi?" Daddy bertanya sembari menjawil ujung hidungku.
Kutepis tangan besarnya susah payah dengan kedua tangan, "Daddy bohong lagi sama Seokjinie. Hari ini tidak menjemputku, juga tidak pulang seharian. Aku 'kan kangen sama Daddy!"
Daddy Namjoon mengacak rambutku gemas, "Daddy juga kangen Seokjinie, donk. Tapi, tebak, hari ini, Daddy, membawa seseorang untuk dikenalkan padamu."
Aku mengedipkan mata kebingungan. Lalu tak lama kemudian, muncul seorang perempuan tinggi semampai, cantik bahkan hingga ke napasnya.
"Hai, Seokjinie," sapa wanita itu padaku, tersenyum memamerkan deret gigi putih berkilaunya sembari menyelipkan helaian rambut coklat terangnya ke belakang telinga kirinya.
Aku yang kurang pandai bergaul dengan orang baru pun merapatkan diri pada Daddy, menatap takut-takut pada wanita berbibir merah dan bulu mata yang kurasa kelewat tebal itu. Kutarik-tarik lengan jas Daddy.
Daddy Namjoon mengelus tanganku, lalu melepaskan peganganku untuk diarahkan kepada tangan wanita itu.
"Ia calon ibumu."
***
Ibu...
Tidak pernah kuduga akan mendapatkan seseorang untuk dipanggil 'ibu'.
Sosok yang seringkali kubaca dari cerita, akan menjadi payung utama yang melindungi seorang anak.
Nyatanya memang tak seindah dongeng.
Saat itu, aku hanyalah anak kecil yang tak tahu apa-apa soal dunia.
Terlebih, aku hanyalah seorang anak pungut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jin's Journal [NamJin]
Fiksi Penggemar[End] Jurnal kecil berisi pandangan seorang Kim Seokjin, tentang orang yang menjadi poros dunianya, yaitu Kim Namjoon. Short and simple. Start: 5-8-2019 End : 19-8-2019