Sebagai pengatur strategi, Sakura harus teliti terhadap lingkungan di sekitarnya. Ia harus memperhatikan banyak faktor, baik itu benda mati atau pun benda hidup yang dapat mempengaruhi target. Walaupun targetnya kali ini hanya seekor kucing. Misi kelas D yang paling laris dilakukan saat ini: mencari hewan peliharaan.
"Target mengarah ke arahmu, Sasuke-kun," ucap Sakura dengan pelan di alat komunikasinya yang berada di telinga kirinya. "Jangan bergerak, jangan melakukan apa pun."
"Baik," balas suara Sasuke yang terdengar di balik alat komunikasi Sakura.
"Naruto, mulai bergerak!" perintah Sakura. "Rencana C, dia tidak tertarik dengan perangkapmu. Sergap dia dari belakang dengan aba-abaku. Sasuke, tangkap dia dari depan. Serangan dua arah."
"Astaga, ini membosankan!" ujar Naruto. "SUDAH LIMA JAM KITA MENGIKUTI KUCING INI!"
Sasuke dan Sakura mendengarkan suara ribut di alat komunikasi mereka. Tetapi mereka tahu, itu berasal dari Naruto, karena keduanya sama sekali tidak bergerak atau membuat keributan.
"Naruto! Jangan mengambil tindakan--"
Suara Sasuke terputus setelah melihat kangebunshin Naruto yang menyebar ke segala penjuru hutan tempat mereka melaksanakan misi.
"Kangebunshin-ku tidak akan aku sia-sia kan! Tangkap kucing itu!" teriak Naruto asli terharap puluhan bayangannya.
Kucing berwarna putih dan hitam itu tampak kebingungan sendiri melihat manusia-manusia oranye berusaha menangkapnya dari banyak sisi. Bagaikan hujan, satu persatu bunshin Naruto turun menuju tepat ke arah kucing tersebut. Kucing itu mengeong keras sembari berusaha melarikan diri.
Salah satu bunshin Naruto berhasil menangkap kucing itu. "KENA KAU!" kata Naruto bangga setelah berhasil mengangkat kucing dengan ekor panjang tersebut.
Tetapi tidak selang lama, bunshin Naruto berteriak kesakitan karena cakaran kucing tersebut mengenai wajahnya. Tidak tinggal diam, bunshin Naruto membantu menenangkan kucing tersebut. Tetapi bukannya tenang, kucing itu malah mengeong keras-keras karena sebanyak beberapa pasang tangan memeganginya masing-masing di kepala, kaki, badan, tangan bahkan ekor.
"Yuka!" Sakura memanggil nama kucing itu dengan suara sekeras yang ia bisa keluarkan. "Naruto, hentikan! Kau bisa membuatnya ketakutan!"
Tetapi terlambat, Yuka sudah ketakutan semenjak melihat hujan bunshin Naruto. Tiba-tiba saja Yuka berhenti bersuara dan irisnya membulat besar. Kejadiannya begitu cepat, Yuka muntah tepat di baju yang Naruto kenakan. Ia memuntahkan ikan tuna yang ia curi saat melewati pasar loak. Majikannya berencana akan membawa Yuka menuju klinik terdekat untuk berobat perihal psikisnya yang akhir-akhir ini sering menjauhi manusia tanpa alasan. Kucing tersebut berhasil kabur ketika perjalanan menuju klinik dan mencuri satu ikan tuna.
"A-Apa yang kau lakukan pada bajuku?!" kata Naruto frustasi. Kini baju kesayangannya dipenuhi muntahan seekor kucing dan juga berbau ikan tuna.
"Yuka tenanglah!" Sakura menerobos puluhan bunshin Naruto dan mencapai tempat kucing itu berada. Sakura segera mengambil alih Yuka dari tangan Naruto dan memeluk kucing itu dengan lembut. "Naruto, kau tidak ingat apa yang dikatakan Sora? Yuka ini sedang mengalami gangguan psikologi, kita harus lembut padanya atau dia akan stres lalu muntah."
Bunshin Naruto seketika menghilang satu persatu dan hanya menyisakan Naruto yang asli. Sialnya, Naruto yang asli adalah yang orang yang terkena muntahan Yuka. "Oh, aku ingin mandi," ujar Naruto dengan raut wajah suram.
"Bodoh!" maki Sasuke yang keluar dari persembunyiannya lantas bergabung dengan kedua rekan timnya.
Sakura menimang-nima Yuka bak kucing itu adalah seorang anak kecil. "Kakashi juga bilang, misi kali ini kita harus fokus pada ilmu tainjutsu kita. Jadi tidak ada ninjutsu yang boleh dikeluarkan." Kaki kanan bagian belakang Yuka tampak terluka. Sakura mengelus pelan luka tersebut, seakan sentuhannya bisa menyembuhkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fuze
Fanfiction[BUKU INI TIDAK AKAN DITERBITKAN ATAU MENGANDUNG BAB BERBAYAR, KARENA DAPAT MELANGGAR HAK CIPTA TOKOH] Rasanya mereka sudah memilih jalan hidup yang berbeda. Tetapi mungkin inilah yang dinamakan luruh. Perbedaan pun bersatu dan enggan menjadi musuh...