[13]:Bersaing:

748 126 14
                                    

Follow author dulu lah yang belum follow

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Follow author dulu lah yang belum follow. Lihat, betapa gagahnya foto profil author.

PENGUMUMAN

NOVEL INI TIDAK DITULIS UNTUK DIKOMERSILKAN (DIJUAL) KARENA DAPAT MELANGGAR HAK CIPTA TOKOH. PENULIS MEMBUAT KARYA INI ATAS DASAR DEDIKASINYA KEPADA SASUKE DAN SAKURA

Fuze dapat dibaca gratis dan hanya dipublikasikan di Wattpad

***

"Tunggu apa lagi? Cepat kejar Sasuke dan perempuan itu!" perintah Naruto. "Biar aku saja yang urus dia!"

Seluruh tubuh Naruto dilapisi oleh cahaya cakra berwarna oranye. Cakra dalam diri Naruto begitu kuat. Sakura bisa merasakannya. Pria bertaring bernama Suigetsu tersebut sedikit merasa takut, namun enggan menunjukan rasa takutnya pada lawannya. Ia hanya terus berdiri, mempersiapkan posisi bertarungnya. 

"Baik, aku serahkan dia padamu, Naruto," ujar Sakura yang segera pergi menuju ke arah ke mana Sasuke pergi. 

Naruto terkekeh. "Kurang ajar, kau bersemangat sekali. Akhirnya, aku bisa mempertemukanmu dengan orang yang kau cintai Sakura," gumamnya. "Meski aku di sini selalu ada mencintaimu. Ternyata kehadiranku setiap hari dikalahkan."

Kadang betapa menyakitkannya hidup ini. Seseorang yang selalu ada ternyata akan kalah bersaing dengan orang benar-benar mempunyai tempat di hati. Naruto baru tersadar bahwa selama ini hanya Sasuke yang ada di hati Sakura. Bukan dirinya.

Sakura menoleh ke belakang ketika mendengar suara dentuman keras. Sepertinya pertarungan Naruto dan Suigetsu telah dimulai. Tiba-tiba Sakura melihat Sai menyusul di belakangnya. Hampir saja ia gagal menginjak dahan karena terkejut akan kehadiran Sai.

"Apa yang kau lakukan? Kenapa kau tidak membantu Naruto bertarung?" serang Sakura sekaligus mengusir Sai secara halus.

"Kupikir, kau lebih membutuhkan bantuan dibandingkan Naruto," sergah Sai. "Kau hampir saja mati jika tadi Naruto tidak datang menyelamatkanmu."

Jantung Sakura terasa diremas sangat kencang. "Aku tidak selemah itu. Hanya saja aku sedikit lengah."

"Aku tahu," ujar Sai. "Kau bukan tidak mampu untuk membunuhnya. Kau... memang tidak ingin membunuhnya. Benar kan?"

Sakura berdecak. "Sialan kau, Sai." 

Fakta bahwa Sasuke nyaris membunuhnya tidak dapat dielakan lagi. Walau Sakura masih tidak percaya, teman yang dahulu bekerja sama dengannya, kini tidak segan untuk menghabisinya. 

"Kalau kau tahu aku mampu membunuhnya, kenapa kau masih mengikutiku?" tanya Sakura penasaran. 

"Untuk mengangkat harga dirimu di depannya?" jawab Sai yang terdengar seperti pertanyaan. "Ayolah, aku tahu dari temanmu yang berambut pirang itu bahwa kau menyukai Sasuke dulu."

FuzeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang