[15]:Bersatu:

800 118 18
                                    

Tenda yang dihuni oleh Sakura dan juga Tsunade kedatangan seorang tamu. Pria dengan muka babak belur serta pakaian yang sobek di beberapa bagian. Sakura tidak mengizinkan siapa pun masuk ke dalam tenda tempat peristirahatan Tsunade terkecuali orang-orang yang ia kenal seperti Kakashi, Naruto, Yamato dan juga Shizune. Alhasil, pria tersebut berdiri di depan tenda dengan wajah menahan sakit. Sakura diam-diam memegangi kunai di belakang punggungnya, berjaga jika suatu saat pria ini menyerangnya.

"L-Laporan kepada Nyonya Tsunade, Danzo sudah dibunuh. D-Dan Nyonya Tsunade dapat kembali ke kursi hokage segera untuk mempersiapkan perang," ujar pria pembawa pesan tersebut kepada Sakura. 

Sakura menggeleng tidak percaya. "Tunggu! Kenapa bisa Danzo dibunuh? Siapa yang membunuhnya?" tanya Sakura.

"Aku lupa wajahnya, tetapi dia adalah seorang pria muda. Mungkin seusiamu. Dia membawa pedang yang dapat mengeluarkan petir, rambutnya hitam dan mata kirinya berwarna merah," jelas pria tersebut yang membuat Sakura menutup mulutnya. Kunai yang ia genggam di belakang punggungnya, nyaris saja terjatuh.

"Tolong obati pria ini, biar aku yang mengurus pesan kepada Nyonya Tsunade," perintah Sakura kepada salah satu ninja medis. Ninja medis tersebut pun segera menangani si pria pembawa pesan, sementara Sakura bergegas memasuki tenda tempat peristirahatan Tsunade. Ia sedikit merasa bersalah karena sempat mencurigai pria tersebut yang ternyata hanyalah seorang pembawa pesan.

"Danzo sudah meninggal," ucap Sakura tanpa basa-basi kepada Tsunade. "Kurasa menurut laporan pria tadi, yang membunuh Danzo adalah... Sasuke. Untuk apa dia datang ke Konoha? Kupikir dia akan membuat aliansi bersama Uchiha Madara."

Tsunade meminum teh dalam cangkir dengan perlahan. "Ah, kupikir dia itu berbahaya. Oleh sebab itu, aku menyuruhmu melakukan misi penangkapan Sasuke. Karena kau tahu, dia juga bergabung dengan Akatsuki. Setelah ditangkap, aku bisa menggali informasi mengenai posisi Madara sehingga perang ini bisa diatasi lebih cepat." Tsunade meletakan cangkir tersebut kembali ke atas nakas. "Ternyata aku salah. Sasuke bukan bagian dari Madara."

"Apa pun tujuan Sasuke, sebaiknya kita harus lebih fokus pada perang dunia shinobi," saran Sakura yang menahan segala keingin tahuannya dengan rencana Sasuke. "Guru, aku akan mengambil seragam jounin-ku dan segera membantu Naruto. Aku rasa kau sudah sembuh."

Sakura buru-buru berdiri. Ia membungkukan sedikit badannya berpamitan. "Aku permisi."

"Aku percaya padamu, Sakura," balas Tsunade. "Iya... semoga apa yang sudah kita pelajari hari demi hari, dapat kau terapkan dengan baik."

Setelah mengangguk pasti, Sakura pun keluar dari tenda tersebut dengan misi pasti di tangannya. Perang melawan Uchiha Madara. Hidup atau mati.

***    

Semua terjadi sangat cepat dan tidak terkendali. Bagaimana bisa satu orang melawan ratusan orang dari 5 negara? Iya. Itu adalah Uchiha Madara. Kekuatan sebesar itu membuat semua orang kewalahan. Termasuk Uzumaki Naruto. Sakura terus menerus membagikan cakranya untuk memulihkan keadaan Naruto. Sahabatnya itu tidak boleh sampai lengah. Jutaan orang bahkan negara bergantung pada kekuatannya.

"Kau akan kelelahan jika memberiku cakra," sergah Naruto yang segera ingin melepaskan diri dari Sakura. "Kau juga harus memikirkan dirimu sendiri."

"Diam!" bentak Sakura. "Aku ini ninja medis dan tugas utamaku adalah untuk mengobati para petarung yang terluka."

Naruto terkekeh geli dalam keadaan nyeri di sekujur tubuhnya. "Jika setelah ini aku masih hidup, hal pertama yang aku ingin lakukan yaitu memakan ramen Ichiraku," ungkapnya. "Kalau kau sendiri bagaimana, Sakura?"

FuzeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang