Sakura terbangun dengan kepanikan. Ia mencoba mengumpulkan kembali ingatannya tentang apa yang telah terjadi semalam. Kini Sasuke pun benar-benar pergi. Rasanya Sakura ingin menangis sekencang-kencangnya karena penyemangatnya telah pergi. Tetapi ia tahu, menangis pun percuma. Sekencang apa pun Sakura menangis, Sasuke tidak akan kembali hanya karena Sakura semata. Sakura kini menyadari, dirinya bukan apa-apa di mata Sasuke.
Dengan langkah lemah, Sakura menuju kantor Hokage. Mungkin, di sana dia bisa menemukan teman-temannya. Dan benar saja, di sana terdapat teman-temannya yang sudah berkumpul. Teman-temannya saling berbicara dengan muka lesu dan pakaian lusuh. Apa yang ia lewatkan? Hanya dirinya yang terlihat paling rapih, meski semalaman tidur di luar rumah.
Ekspresi yang digambarkan teman-temannya sudah menjawab semuanya. Bahkan sebelum Sakura bertanya. Ya. Mereka semua gagal menyelamatkan Sasuke, mengembalikan Sasuke ke Konoha.
"Teman-teman...." panggil Sakura lemah. Semua teman-temannya menoleh ke arahnya. Tetapi tidak ada yang berani mendekat, kecuali Ino.
Yang Ino lakukan begitu melihat Sakura adalah memeluknya. Tetapi Sakura terlalu kaku untuk bergerak. "Sakura, kau harus kuat." Itulah yang Ino katakan dalam pelukannya. "Maafkan kami tidak bisa membawa Sasuke kembali."
Semua teman-temannya memandang Sakura dengan pandangan iba. Sekarang bagaimana nasib tim tujuh yang hanya tersisa dirinya serta Naruto? Siapa yang akan menggantikan posisi Sasuke?
Tidak. Sakura menggeleng tanpa sadar. Tidak akan ada yang bisa menggantikan Sasuke. Meskipun orang tersebut lebih baik dan lebih hebat dari Sasuke.
"Di mana Naruto?" tanya Sakura yang berusaha melepaskan pelukan dari Ino. "Apa dia baik-baik saja?"
Ino mengembuskan napas panjang. "Entahlah, kau bisa melihatnya sendiri." Ino pun melihat ke sebuah sudut dan itu membuat Sakura melihat ke arah sudut yang sama. Di sanalah Naruto berada, duduk dengan kepala yang ia sandarkan pada batang pohon yang besar.
Tanpa pamit, Sakura meninggalkan Ino untuk menghampiri Naruto. Biasanya ketika semua teman-temannya berkumpul, Naruto akan berada di tengah-tengah mereka, ikut bercengkrama atau pun mencari perhatian. Tetapi Naruto memilih menjauh dari teman-temannya dan menyendiri.
"Naruto...." panggil Sakura namun Naruto tidak menyambut panggilan atau pun kedatangan Sakura. Pemuda itu diam, mempersiapkan diri untuk meminta maaf kepada Sakura karena telah gagal membawa Sasuke pulang.
"Aku min--"
"Apakah kau baik-baik saja?" Sakura memotong ucapan Naruto. Pemuda itu tidak menyangka jika Sakura akan menanyakan keadaannya. Sebab yang ia tahu, Sakura hanya memperdulikan Sasuke selama ini. Hari ini ia menanyakan keadaannya.
"Maafkan aku karena aku tidak dapat membawa Sasuke kembali," ujar Naruto menyambung ucapannya yang terpotong tadi. "Aku kalah darinya. Bahkan aku sampai tidak sadarkan diri melawan Sasuke. Aku... memang lemah."
"Tidak! Jangan berkata seperti itu!" Sakura memukul dada Naruto dengan keras. "Kita tidak boleh lemah Naruto! Kita hanya mempunyai dua orang di tim kita sekarang. Hanya ada aku dan kau saja. Sedangkan tim lain mempunyai tiga orang. Kita tentu harus lebih kuat."
Naruto memandang Sakura dengan pandangan penuh puja. Perempuan yang ia sukai ini begitu tegar di hadapannya. Walau Naruto tahu, diantara mereka semua, Sakura-lah yang paling hancur. "Sakura-chan, aku berjanji kepadamu," kata Naruto yang meraih satu tangan Sakura dan menggenggamnya erat. "Aku akan membawa kembali Sasuke ke Konoha. Untukmu."
Hubungan Naruto dan Sasuke memang selalu tidak akur. Perselisihan adalah makanan sehari-hari mereka. Tetapi mungkin dengan berselisih, mereka dapat mengungkapkan rasa peduli mereka. Bagi Naruto, lebih baik mereka berkelahi setiap hari dibandingkan dengan melihat Sasuke pergi dari kehidupannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fuze
Fanfiction[BUKU INI TIDAK AKAN DITERBITKAN ATAU MENGANDUNG BAB BERBAYAR, KARENA DAPAT MELANGGAR HAK CIPTA TOKOH] Rasanya mereka sudah memilih jalan hidup yang berbeda. Tetapi mungkin inilah yang dinamakan luruh. Perbedaan pun bersatu dan enggan menjadi musuh...