Anaknya Teman Ibu

9K 356 197
                                    

Terlalu cemburu malah membuat aku merasa tak dipercayai sedikitpun.

•••

'Tidur!'

"Gak,"

‘Sayang, tidur. Besok aku jemput.'

"Mantan kok sayang?" Bindella tertawa. Tapi, di dalam hatinya sepertinya sudah banyak kupu-kupu yang beterbangan akibat panggilan sayang dari Irwan.

‘Gapapa. Yang penting, gada orang lain di hatimu sama hatiku.'

"Haha, eh, tahu gak, tadi ada temen ibu ke sini, eh ada anaknya," Bindella mulai bercerita tentang Niel, anak teman ibunya.

Irwan diam.

"Terus, dia ke kamar aku,"

'Berduaaan?!' Mata Irwan tiba-tiba melotot.

"Nggh, iya, tapi pintu dibuka kok," Bin mulai was-was kalau Irwan marah. Irwan adalah tipikal cowok pencemburu.

‘Kamu tidur. Aku ada kerjaan.' Dan irwan mematikan sambungan video-call tanpa mengucapkan kata-kata yang membuat hati Bindella bahagia, baper dan nyaman. Bindella malah menyesal. Menyesal telah menceritakannya tadi. Tapi, daripada gak laporan dan Irwan tahu sendiri malah lebih besar masalahnya.

Bindella segera membuka roomchat miliknya bersama Irwan di sebuah aplikasi berwarna hijau.

'Irwan GANTENG Banget'

'Jadi kangen pas Irwan ganti nama ini.'

Me

Wan, marah ya

Janganla, akukan dah jujur daripada bohong

Bukan aku yg minta loh

Wan jan dread doang

Maafin aku jangan gini wan
gamau didiemin

Kalo kamu diemin aku, jangan salahin aku pergi ya. Jangan marah kalo tiba-tiba ada orang lain di hati aku. Karna disnj itu kamp itu egoid

Dan, setelah itu tidak ada tanda-tanda Irwan akan membalas pesan yang dikirimkan Bin, Irwan hanya membacanya lalu offline.

Bindella memilih menonaktifkan ponselnya, memilih untuk segera tidur dengan kekesalan dan kekecewaan di hatinya. Bin merasa Irwan belum mempercayainya bahwa hanya dia yang ada di hatinya. Hanya Irwan.

Tapi, ternyata orang yang ada di hatinya sepertinya belum meletakkan kepercayaan itu pada Bin.

•••

Bindella bangun pagi dengan malas. Biasanya, ia sangat semangat karena akan segera bertemu dengan Irwan tapi hari ini, rasanya beda.

Bin tidak berniat untuk mengecek ponsel yang terletak di nakas. Bin tidak mengharapkan pesan Irwan. Ia kecewa dengan sikap egois Irwan tadi malam.

"Arg!" erang Bin. Ini efek kekesalannya.

Ia bangun dari ranjang dengan begitu malas dan berjalan ke kamar mandi setelah menarik handuk dengan kasar dari gantungannya yang terletak di dekat pintu.

•••

Bindella memilih pergi ke sekolah lebih dulu tanpa menunggu Widya. Ia ingin cepat-cepat ke sekolah bukan supaya lebih cepat bertemu dengan Irwan, bukan. Tapi, ia ingin segera bertemu teman-temannya supaya ia tidak terus-menerus memikirkan Irwan.

Mantan Kok Romantis [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang