Jika kamu tidak dapat melakukan hal yang sama, lantas mengapa kamu marah? Cemburu boleh, egois jangan.
•••
Irwan mencoba berpikir positif saat melihat Bin dan Arson lewat di depannya tanpa menoleh sedikitpun padanya. Gadis itu tertawa bersama Arson membuat Irwan terbakar api cemburu, tapi saat ini Irwan tidak dapat melakukan apa-apa selain mengomeli Bin nanti di telepon atau di-chat.
Ah tapi, tidak. Irwan tidak akan mengomeli Bin. Mungkin saja kalau tidak ada Arson, Bin belum pulang juga. Padahal dari wajahnya, gadis itu sudah terlihat kalau ia sedang menahan lapar, lelah, dan mengantuk.
Tetapi, tetap saja ia cemburu pada Arson dan kesal pada motornya. Kalau saja motornya benar-benar kempes, ia pasti bisa menjemput Bin dan gadis itu tidak harus dibonceng laki-laki lain. Tapi apalah daya Irwan, ternyata ban motornya bocor, sehingga membutuhkan waktu sedikit lebih lama daripada memperbaiki ban kempes.
•••
Sore ini tetap menjadi sore seperti biasa untuk Bin. Di rumah aja. Menonton drama korea lalu mengerjakan soal-soal SBMPTN yang mulai Bin coba-coba untuk persiapan satu tahun lagi, sesekali adu bacot dengan Widya dan semua itu dilakukan Bin pastinya sambil chatting-an dengan Irwan.
Irwan tidak menunjukkan kecemburuannya. Irwan seolah tidak tahu Bin pulang dengan Arson. Irwan tidak seegois itu, marah pada Bin karena dibonceng orang lain padahal pada saat itu Irwan tak bisa melakukan hal yang sama.
"Halo!" kata Bin sembari melambaikan tangannya ke layar ponselnya. "Kamu lagi apa Wan? Kayak sibuk banget," tanya Bin melihat kegiatan Irwan yang sedang mengotak-atik laptop. Irwan meletakkan ponselnya di meja belajar dan ia duduk di depannya.
'Engga sibuk kok, cuman ini laptop Bang Iko katanya agak aneh.' jawab Irwan dari seberang sana. Irwan bukan seorang yang pintar memperbaiki barang elektronik, tapi entah kenapa ia selalu bisa memperbaiki barang-barang elektronik di rumah mereka yang tingkat kerusakannya belum tinggi-tinggi amat.
"Oo gitu,"
"Motor kamu tadi gapapakan?"
'Gak, udah bagus. Bannya bocor tadi jadi harus ditambal.' kata Irwan sekarang menoleh pada layar ponselnya.
'Wan udah gimana?' seorang laki-laki lebih tua dari Irwan muncul dari balik pintu kamar Irwan, itu abang Irwan, Iko alias Jeriko.
'Ntar lagi.' jawab Irwan tanpa melihat ke Iko.
'Eh, ada calon gue di masa depan,' kata Iko kemudian mengambil ponsel Irwan yang tadi ia letakkan.
'Mata lo!' Irwan meletakkan laptop yang ia pegang di meja kemudian mencoba mengambil paksa ponselnya.
'Siniin atau itu laptop gue ancurin?!'
'Lah galak, gue becanda. Nah, calon masa depan eh maksud gue adek ipar, ini lihat Irwan itu galak. Jangan mau, mendingan sama guelah, dek.'
'Siniin!'
'Noh.' kata Iko sembari melempar ponsel Irwan ke ranjang membuat Bin tidak bisa melihat wajah keduanya lagi, hanya gelap yang terlihat.
'Entar gue datang, laptop harus udah selesai.' kata Iko lalu terdengar suara pintu yang baru ditutup.
'Maafin Bang Iko ya?' kata Irwan. Ia memegang ponselnya seperti sedang selfie.
"Gapapa, aku juga sama Widya begitu kok!"
'Hahaha, di mana-mana, enggak ada saudara yang rukun melulu. Yang ada itu, baikan sebentar terus enggak lama bakal adu bacot lagi.' kata Irwan masih seperti tadi.
"Itu mah aku sama Widya banget."
'Ya kami juga gitu,'
Bin tertawa. Kemudian keduanya sama-sama diam. Hening, tidak ada yang membuka mulut."Aku belajar dulu ya?"
'Iya Bin, belajar aja biar makin pinter.'
"Kamu juga ya, biar kita sama-sama pintar,"
'Setelah ini, okey?'
"Oke. Udah dulu ya, Bye. Mm ... I love you." kata Bin ragu-ragu mengucapkan I love you.
Irwan tertawa kemudian berkata, 'Gausah ragu Bin karena I love you too, sayang. Belajar yang rajin ya.'
"Bye Irwan,"
'Bye.'
Bin segera menyudahi video call mereka karena ia juga harus segera mengerjakan tugas-tugas yang belum sempat ia kerjakan.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan Kok Romantis [COMPLETED]
Teen Fiction"Siapa bilang mantan itu harus musuhan? Buktinya aku dan dia tetap bisa kompak, pulang bareng, belajar bareng dan lainnya. Malahan kekompakan kami melebihi kalian yang taken." - Bin & Irwan #8 ROMANTIS : 14 November 2020