Hinata berjalan menuju ke lapangan basket, berniat mencari Sasuke. Tapi saat mata amethyst nya menyapu sekeliling lapangan berwarna hijau itu, tidak ada Sasuke sama sekali, Lapangan kosong melompong. Hinata mengotak-atik ponselnya dan mendapat pesan dari Sasuke.
Sasuke: maaf, sepertinya aku tidak bisa mengantarmu pulang
Sasuke: aku ada urusan tadi
Sasuke: Kau bisa pulang sendiri kanHinata menghela nafas kecewa, ia menatap ke sekeliling, berpikir siapa yang bisa mengantarnya pulang. Ia berjalan menuju ke gerbang sekolah.
Kalau diingat soal Sasuke, padahal Hinata belum sempat meminta penjelasan dari omongan Sasuke yang mengaku ia sebagai pacar pria itu, Hinata kaget, bagaimana jika Sasori menyebarkan hal itu.
Tapi, setelah diingat Sasori bukan juga type orang yang mudah mengumbar gosip.
Tiba-tiba dari arah belakang seseorang menepuk bahu Hinata, Hinata menoleh dan mendapati Sasori tengah berjalan di sampingnya.
"Kenapa sendirian? Dimana pacarmu itu?" tanya Sasori sedikit menekankan kata pacarmu di dalam kalimatnya.
Hinata menggeleng, "Bukan, dia bukan pacarku," katanya cepat sembari menggerakan tangannya di depan wajahnya.
"Ohh, lalu kenapa kau sendirian?" tanya Sasori mengulangi pertanyaannya yang belum di jawab, mungkin ini kesempatannya untuk bersama dengan gadis mungil di depannya.
"Dia sedang ada urusan jadi pulang duluan," jawab Hinata sembari menatap gerbang sekolah yang mulai sepi.
"Kau mau pulang denganku?" tawar Sasori tersenyum dan membalikkan badannya agar bisa berhadapan dengan Hinata.
Hinata berpikir sesaat lalu menggeleng, "Tidak usah, aku bisa naik bus," tolak Hinata sopan, ia mengirim pesan kepada kakaknya agar menjemputnya dan juga sopir rumahnya yang mungkin bisa membawanya pulang dari sekolah ini.
"Tidak apa, bus jarang lewat sini Saat sore, aku tidak merasa di repotkan kok," kata Sasori dengan nada ramah miliknya seperti biasa, ia menunjuk parkiran, ralat lebih tepatnya Mobil merah miliknya.
"Aku tidak meminta imbalan," kata Sasori diakhiri dengan tawa.
Hinata tertawa tidak enak, lalu mengangguk, "Terima kasih," katanya, lagi pula ada untungnya juga ia menerima tawaran Sasori, memang sih kalau sudah sore begini jarang bus lewat, taksi juga jarang.
Mereka pun berjalan bersama menuju ke Mobil Sasori dan pulang bersama menggunakan mobil sport berwarna merah itu.
"Rumah mu dimana?" tanya Sasori, Hinata tetap fokus dengan ponselnya sembari memberi tahu alamat rumahnya.
Sasori mengangguk lalu melirik Hinata sekilas. Ia akui Hinata cantik dilihat dari sisi manapun, Itulah kenapa ia menyukai Hinata, berhati lembut, baik, cantik, pintar bermain musik. Musik adalah hobi Sasori, jadi dari kecil ia selalu berharap memiliki pendamping yang juga suka memainkan musik, seperti Hinata contohnya.
Sasuke: Kau sudah pulang? kalau belum mau kujemput?
Hinata: Urusanmu sudah selesai?
Sasuke: ya, ternyata tidak terlalu penting
Hinata: tidak perlu, aku sudah dalam perjalanan.
Sasuke: Naik apa?
'Kenapa dia jadi ingin tahu sekalii,' Batin Hinata.
Hinata: Dengan Sasori.
...Tidak ada jawaban setelah Hinata membalas itu, Hinata menyimpan ponselnya lagi dan menatap ke arah jalanan di depan mobil, sepertinya mobil ini baru setengah perjalanan. Hinata melirik Sasori, "Dari pacarmu yah?" tanya Sasori.
Hinata menghela nafas, "Kan sudah kubilang, dia bukan pacarku," kata Hinata dengan nada sedikit direndahkan, hatinya seakan tidak setuju Hinata mengatakan itu, Hinata menutup matanya sekilas.
Tiba-tiba Sasori mengerem mobilnya mendadak membuat Hinata memekik kaget.
"Astaga!! ke-kenapa?!" tanya Hinata panik, ia menatap ke sekeliling mobil dan mendapati sebuah mobil hitam yang sangat ia kenal menghadang mobil yang mereka kendarai.
Hinata menghela nafas diikuti Sasori yang meliriknya. "Dia menjemputmu yah?" tanya Sasori melihat Hinata yang melepaskan sabuk pengaman dan keluar dari mobil disebrang sana juga Sasuke terlihat menatap tidak suka kearah mereka, ralat lebih tepatnya kearah dirinya.
Sasori keluar dari mobil dan menghampiri mereka. Gadis berambut indigo itu tengah memperhatikan pria di depannya dengan pandangan bingung.
"Kenapa kau disini?" tanya Hinata masih bingung, apalagi melihat Sasuke yang terlihat ngos-ngossan, seperti baru saja berlari.
"Siapa yang menyuruhmu bersamanya?" tanya nya balik tanpa berniat menjawab pertanyaan Hinata, Sasori sedikit memutar bola matanya lalu melirik Hinata, ia berpikir kalau Sasuke terlalu berlebihan, bahkan gadis itu saja sudah membantah kalau dia bukan pacar Sasuke.
"Aku, kenapa sih?" tanya Hinata mulai kesal, selalu saja Sasuke mulai membatasinya melakukan sesuatu, Sasuke juga bukan siapa-siapanya!. Maksudnya, ia tau Sasuke berniat menjadi teman yang baik untuknya, tapi apa harus begini juga.
Sasuke tidak menjawab dan menarik tangan Hinata, "Kau sekali lagi mendekatinya, kau akan berurusan denganku," kata Sasuke mengancam.
Sasori menaikkan sebelah alisnya, "Kau mau apa?" tanyanya datar dan menantang.
Sasuke berdecak kesal dan menarik Hinata memasuki mobil.
.
.
.
Hening di dalam mobil. Hinata membuka suara pertama kali, "Kenapa kau datang tadi?"Sasuke melirik Hinata dan kembali fokus dengan jalanan, "Kenapa? kau tidak suka? apa aku mengganggu moment ber2 kalian?" tanya nya dengan nada datar dan sedikit nada tidak suka.
"Bukan begitu... " bantah Hinata jeda sebentar, ia merenggut kesal lalu melanjutkan perkataanya. "Kau bukan siapa-siapa ku, setidaknya jangan lakukan hal yang tidak berguna begitu. Kau hampir membuat kita tabrakan, aku tau kau hanya ingin menjagaku sebagai teman, tapi Sasori itu tidak bahaya sama sekali!" kata Hinata panjang lebar dengan cepat, ia mengambil nafas dalam-dalam dan menatap Sasuke dengan ekor matanya.
Sasuke bergeming sama sekali ia terlihat tidak peduli dan fokus dengan jalanan di depan, Hinata menyenderkan punggungnya di kursi mobil dan memilih membuka ponselnya untuk menenangkan hatinya, percuma saja.
Sesampainya di rumahnya Hinata langsung keluar dari mobil dan tak lupa mengucapkan terima kasih. "Tunggu," Hinata membalikkan badannya dan menunggu Sasuke mengatakan sesuatu.
"Yang tadi, Itu artinya aku harus menjadi pacarmu agar aku bisa bertindak apapun kepadamu begitu??"
Mata Hinata membulat, bisa ia rasakan pipinya memanas hingga ke telinga. "Bukan begituu..."
Sasuke terkekeh, tangannya melambai ke arah Hinata dan menutup kaca mobil lalu melaju menuju ke rumahnya yang tidak jauh dari rumah Hinata sendiri.
.
.
.
Hinata menghempaskan tubuhnya di atas kasur empuk miliknya dan menutup wajahnya yang masih saja berdesir panas. Hinata memukul kepalanya pelan, "Kenapa dia berpikiran begituu?" tanya Hinata kepada diri sendiri.Hinata mengambil nafas dalam dan menghembuskannya, "Kenapa juga aku begini?" monolognya, Hinata mengambil handuk, kalau begini maka Hinata harus memilih merendam dirinya di air hangat untuk menenangkan pikirannya.
.
.
.
tbcPart 15💫
Ngueenggg~~~🐌🐌🐌