eighteen

3.7K 402 11
                                    

Tokoh/karakter dalam cerita milik Masashi kishimoto
.
She is mine||SH
by: Czcaax
.
.
.
🍭Happy reading🍭

Hari ini Hinata sudah berjanji dengan Sasuke akan menemui pria itu, Sasuke benar-benar tidak turun karena sakit. Hinata memencet bel rumah Sasuke, beberapa detik pintu terbuka dan menampakkan siluet tubuh di depannya, yang Hinata tebak sebagai ibu Sasuke.

"Temannya Sasuke yah?" sapanya ramah, Hinata tersenyum sembari mengangguk dengan sopan, ibu Sasuke tersenyum ramah ke arahnya, jika di bandingkan dengan Sasuke benar-benar sifat yang berbeda.

"Iyaa, Sasuke ada?" tanya Hinata.

Mikoto mengangguk lalu membuka lebih lebar pintu rumah mempersilahkan Hinata masuk. "Ayo, ke atas. Sedari tadi Sasuke tidak mau makan," kata Mikoto mengeluhkan unek-uneknya soal putra bungsunya.

"Kalian teman atau sudah berpacaran?" tanya Mikoto sembari membuka pintu ber cat hitam di depan mereka sekarang, Hinata menggeleng.

"Hanya te-teman," gumam Hinata gugup, pintu terbuka dan menampakan Sasuke yang tengah bermain ponsel dengan tubuhnya tertutupi selimut hingga ke pipinya, meja yang terisi nampan dengan satu mangkuk bubur, obat dan satu gelas air, seperti belum di sentuh sama sekali.

"Ohh, kalau begitu tante ke bawah dulu yah," kata Mikoto sembari berjalan menjauh dari depan kamar Sasuke dan menuruni anak tangga.

Sasuke meletakkan ponselnya di atas nakas meja dan menepuk-nepuk sisi kasurnya yang masih kosong agar Hinata duduk.

Hinata menghampiri Sasuke tak lupa menutup pintu kamar dengan perlahan,  ia meletakkan punggung tangannya di dahi pria itu, panas langsung dirasakan oleh tangan Hinata. "Sudah kubilang, jangan lupa makan dan minum obat, kenapa ini tidak di makan?" tanya Hinata mengambil satu mangkuk bubur dan menyuruh Sasuke makan.

Sasuke memperbaiki posisinya menjadi menyender di bantal, "Suapi," ia langsung membuka mulutnya tanpa menunggu persetujuan Hinata.

Hinata hendak protes tapi karena mengingat keadaan Sasuke ia pun langsung menyuapi pria itu dengan tangan gemetar karena sedikit gugup. Setelah habis, Hinata mengambil satu obat dan menyodorkannya kearah Sasuke dengan tangan satunya memegang gelas berisi air.

"Itu mau, kenapa tidak dari tadi," gumam Hinata sembari membereskan wadah obat, dan menyuruh Sasuke tiduran lagi.

"Siapa yang mengantarmu?" tanya Sasuke tanpa menjawab pertanyaan Hinata, ia menidurkan kepalanya di paha Hinata membuat Hinata salah tingkah, ia terkekeh pelan dengan suara seraknya.

"Kak Neji, siapa lagi? Sasori?" tanya Hinata menaikkan sebelah alisnya, lalu muncul ide jahil di otaknya yang tiba-tiba saja nempel.

Sasuke sempat mengerutkan keningnya tidak suka, "Tapi tadi pulang aku memang diantar Sasori sih," kata Hinata pelan, Sasuke langsung menatapnya dengan tatapan death glear, disaat sakit pun tetap saja.

"Kenapa kau mau? harusnya kau menolak," kata Sasuke mempoutkan bibirnya sekilas membuat Hinata gemas.

"Dari pada aku harus menunggu sampai jam 5 agar bisa menjengukmu," kata Hinata pura-pura memasang wajah tidak peduli.

Sasuke berdecak kesal lalu memindahkan kepalanya ke bantal, Hinata tertawa pelan. "Bukan, aku tidak pulang dengannya. Aku pulang dengan Kak Neji," ujar Hinata sembari mencubit pipi Sasuke.

Sasuke meliriknya sekilas lalu menghela nafas kesal, ia mengubah posisinya menjadi duduk bersila dan menatap Hinata serius. "Aku benar-benar terus kepikiran dengan pernyataan kemarin, apa jawabanmu?" tanya Sasuke, Hinata diam, tiba-tiba tenggorokannya serasa tidak bisa mengatakan apapun.

Hinata balik menatap wajah Sasuke, ia merasakan wajahnya terus memanas tiap mengingat kalimat itu. "Ya, aku menerimanya," ucap Hinata pelan.

Sasuka terlihat membuka mulutnya sedikit, lalu memasang senyum senang dengan gerakan cepat ia langsung menarik tangan Hinata membawa gadis itu kepelukannya. Hinata tersenyum tulus dan membalas pelukan Sasuke, bisa ia rasakan tubuh hangat Sasuke di tubuhnya. Benar-benar menenangkan, lebih tenang daripada saat mereka berpelukan di lotte world kamarin.

Sasuke melepaskan pelukannya setelah puas, "Aku berjanji tidak akan membuatmu salah fokus saat menghadapi tes nanti," kata Sasuke meletakkan kedua tangannya di pipi Hinata dan menekannya pelan.

Hinata tersenyum kecil, "kuharap otak jeniusmu itu bisa dibagi sedikit kepadaku," kata Hinata mengusap dahi Sasuke.

Sasuke melepaskan tangannya, "Aku selalu terbuka untukmu, ambil saja kalau mau," ia menunjuk dahinya.

Hinata tersenyum simpul, "Aku sudah harus kembali sebelum pukul 5," kata Hinata menatap arloji di tangannya yang sudah pukul 4 sore, mungkin setengah jam lagi ia baru pulang.

Sasuke mengangguk paham, ia mengambil sesuatu dari laci meja dan menyodorkan nya kearah Hinata, sebuah gantungan kucing yang terbuat dari kaca. Sasuke juga mengeluarkan yang sama, "Ini barang couple, tapi jangan di pakai, cukup kau jaga saja," kata Sasuke.

Hinata mengangguk, sedikit tidak percaya Sasuke bisa couple-an juga. "Minggu depan sudah ulangan, sebaikanya jaga kesehatanmu, jangan lupa makan, dan minum obat," kata Hinata sembari berdiri, sudah waktunya ia pulang.

Sasuke mengangguk, ia seperti anak kecil yang tengah dinasehati sekarang. "Besok kau harus menjengukku lagi," kata Sasuke seperti sebuah perintah. Hinata mengangguk, lalu keluar dari kamar Sasuke.

Sasuke merasakan pikirannya sedikit berkurang sekarang. Lebih ringan, dan menyenangkan. Terutama untuk hatinya yang sedang dalam keadaan senang, benar-benar senang.
.
.
.
Hinata merebahkan tubuh mungilnya di atas kasur, rasanya ia masih menginginkan pelukan Sasuke. Ternyata apa yang di katakan Sasuke memang benar, hari ini ia tidak bisa melupakan pelukan Sasuke. Hinata menenggelamkan wajahnya ke bantalnya mencoba menghilangkan pikirannya, lalu bangun untuk segera belajar, ya! lebih baik dia belajar dari pada terus terpikir soal Sasuke, pria berambut raven itu.

Tapi baru 5 menit ia berhadapan engn buku, ponselnya bergetar dan mendapat panggilan dari Sasuke.

"Ada apa?"-Hinata

'Tidak, aku hanya ingin mendengar suaramu, kau sedang apa?' seru di seberang sana dengan suara serak.

"Belajar, kau tidur saja agar cepat sembuh," kata Hinata, terdengar dengusan di seberang sana.

'Tidak, aku akan menemanimu belajar, terus belajar, aku tidak mengganggu,'.

Hinata meletakkan ponselnya di samping buku dan melanjutkan acara belajarnya dengan sesekali berbicara dengan Sasuke, Sasuke saat sakit pun tetap bisa berfikir karena saat Hinata bertanya soal Sasuke langsung menjawab dan menjelaskannya, Hinata beruntung bisa memiliki kekasih seperti Sasuke.

.
.
.
tbc

Part 18👫

ˋωˊ

She is mine || SH ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang