part 18

2K 178 13
                                    

Mari memberi bintang sejenak!

Sekarang mari kita pergi ke sepasang manusia yang tengah berdebat, apakah menginap atau tidak di hotel ternama di gangnam ini?

Debat mereka bermula saat wanita itu mempertanyakan keberadaan anak-anak nya. Kenapa mereka tidak ikut dengan nya ke hotel ini.

Dia mendesah mendengar jawaban dramatis dari kekasihnya ini. 

Mereka masih di luar hotel, lebih tepat nya  di dalam mobil pribadi milik kekasihnya.

"Jadi kau yakin menginap disini? Atau ku suruh saja kai yang pergi dari rumah?" tanya pria nya.

Sekarang di mengerti masalah nya apa, jawabanya wanita itu tidak nyaman serumah dengan pria bernama kai atau adik kim suho, pria yang ada di sebelah nya.

"Chorong-ah..." suho mendesah frustrasi.

Setelah tinggal di sana semalam chorong mendesak untuk kembali ke seoul. Dirinya tidak nyaman terus di hampiri atau di ajak bicara saja oleh kai. Entah, alasan yang dia berikan agak ambigu tapi suho sudah tahu alasan jelasnya tinggal tunggu jawaban jujur dari chorong.

Mereka bahkan belum jalan-jalan seperti janji mereka sewaktu masih di seoul jadi dengan sedikit paksaan akhirnya chorong menerima penawaran suho. Dia akan menginap di hotel sedangkan suho dan anak-anak nya akan tetap di rumah nyonya kim. Setelah nya jika mereka akan pergi berkeliling suho akan menjemput chorong di hotel itu.

"Ya sudah aku mau check in dulu."

Chorong turun disusul suho di belakang nya dan seenaknya saja meraih pinggang ramping chorong dan melingkarkan tangannya di sana.

"Aku sudah memesan kamar khusus untuk  mu. Biasanya kami memakai kamar itu jika menginap di hotel ini. Bisa dikatakan itu kamar khusus untuk kami, keluarga kim."

Tentu saja ada kamar khusus untuk keluarga kim toh hotel ini milik mereka.

"Benarkah? Aku juga bisa memakainya?" chorong antusias.

"Tentu saja. Kau kan calon kim juga." gombal suho.

"Dasar."

*

"Selamat datang tuan kim kami sudah menyiapkan kamarnya jadi anda bisa langsung beristirahat."

"Terima kasih." ucapnya kemudian mengambil kunci.

"Chorong-ah... Rong-ah." panggil nya berulang kali.

"Chorong." dia menyentuh bahu chorong membuat wanita itu tersadar.

"Kau sudah selesai?"

"Kau kenapa?  Kau sakit?" suho meletakan tanganya di dahi wanita itu.

Chorong mengambil tangan suho dan mengaitkannya dengan tangan nya.

"Kajja. Aku letih."

Alasan chorong. Suho tahu apa yang kau pikirkan.

Mereka berjalan menaiki lift ke kamar khusus seperti kata suho tadi.

"63." gumam chorong kecil.

Chorong berharap cemas. Dia teringat kembali masa kelam itu. Masa dimana harus ada pengorbanan yang dia berikan. Dikhianati bibinya dan memberinya kunci kamar angka itu, 63. 

Mereka keluar dari lift dan berjalan ke arah kamar tujuan.

'jangan disana.' doa chorong.

Mereka terus berjalan hingga berhenti di kamar yang dekorasinya tampak berbeda dari kamar lain nya.

Klik...

Janda vs Duda?  End ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang