18. Bullshit!

968 47 2
                                    

Dibawa keliling oleh Andra yang nyaris seharian memang lelah. Buktinya Keira sudah lenyap dengan alam mimpinya saat ini.

Untung saja Keira sudah mandi dan makan. Jadi tidak perlu Dimas membangunkannya untuk mandi dan makan.

"Ra! Rara!" Dimas menggoyangkan tubuh Keira pelan.

Baru saja tenang. Yang di hindarin malah kejadian.

Menyadari hal itu, Keira menggeliat sesaat. Namun, tidak membuka matanya.

Keira itu memang harus di kasarin atau apa sih? Di bangunin secara lembut saja melunjak.

Dimas geram, dan memencet hidungnya agar adik perempuannya itu tidak bisa bernafas.

"Ck, apaan sih? Gue ngantuk bang." eluhnya tak terima.

Keira terduduk cepat, lalu melihat wajah abangnya yang sudah cengar-cengir tidak jelas.

"Ada temen lo. Pengen ketemu katanya."

"Siapa sih? Yang tadi? Bilang aja, gue gak ada."

Belum Dimas menjawab, Keira sudah memejamkan mata lagi dengan wajah yang di tutupi selimut.

"Bukan! Ini beda lagi. Kalo gak salah dia pernah ke sini. Tapi gue lupa. Lagian punya gacoan banyak bener. Udah kayak Vano aja lo."

Keira membuka selimutnya dengan kasar, lalu menatap abangnya dengan tatapan yang sangat menakutkan "Jangan sama-samain gue dengan Vano. Dia itu udah dikatakan gila cewek."

"Sama aja." Belum sempat Keira mengumpat kasar, Dimas sudah kabur duluan dari hadapannya.

"Punya Abang gak ada yang bener." Ocehnya seorang diri. Lalu beranjak pergi keluar untuk menghampiri seseorang yang datang.

*****

"Ndra!"

"Hmm."

Noval berdecak, karena si pemilik nama sangat asyik dengan game onlinenya. Sepertinya, untuk menengok sedikit pun enggan.

PLAK

"ANJING! SAKIT BEGO."

Mengeplak orang yang autis handphone memang cara terampuh.

"Kalo orang ngomong tuh liat mukanya! Muka gue di sini nih, bukan di hape lo." Noval menunjuk-nunjuk wajahnya sendiri dengan berulang "mau gue banting hape lo?"

Andra memutar bola matanya malas, lalu memasukkan handphonenya ke dalam saku celana miliknya "apaan? Ganggu anjing!"

"Ada apaan lo sama Rara?"

"Ho'ohh, naksir? Jangan mangsa dia deh, macan begitu di mangsain." Ucap Al yang secara tidak langsung berpihak ke Noval.

"Apasih? Bukan urusan lo berdua!"

"Dih, songong. Awas kalo lo nanti lagi susah jangan ke kita!" Ancam Noval.

"Ceritalah! Diem-diem gitu. Gak seru." Al mendekati Andra dengan perlahan, agar Andra terang-terangan tentang dirinya dan Keira.

Andra menghempas tangan Al yang sudah nakal mencolek-colek dagunya "gue sama Rara gak ada apa-apa."

"Bohong!" jawab Noval cepat "gak mungkin, udah ngajak kabur gitu masa iya gak ada apa-apa. Gak percaya gue."

Andra mendesis "gak percaya? yaudah!"

Baru ingin beranjak dari duduknya, tubuh Andra langsung ditarik oleh Al agar terduduk kembali "eiitt, gitu aja baper! Tapi ya Ndra, lo tuh akhir-akhir ini berurusan sama Rara mulu. Kenapa sih?"

RaRaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang