5. Rumah Keira

1.2K 62 2
                                    

Perempuan dengan balutan piyama biru laut yang sangat pas pada tubuh idealnya sangat asyik mendengarkan lantunan lagu milik grup band asal Korea Selatan dengan judul DNA.

Sudah hampir dua jam Keira bergabut ria di atas ranjang miliknya yang di lengkapi selimut bercorak polkadot dengan eraphone yang masih setia menempel di kedua daun telinganya. Jam masih menunjukkan pukul 19:45 namun Keira sudah mengenakan piyama seolah dirinya ingin bergegas untuk tidur. Sementara perutnya sedang dalam keadaan laper.

Keira menunggu abang keduanya untuk pulang dan langsung membeli makanan. Tetapi yang di tunggu tak kunjung datang. Keira sangat yakin dengan Vano, pasti dia sekarang sedang bersenang-senang dengan pacar mainan barunya sampai-sampai adik perempuannya di biarkan kelaperan. Pasalnya, Keira sudah menghubunginya beberapa kali namun Vano tidak juga mengangkatnya.

Bi Nini; Sudah tiga hari lamanya yang biasa diandalkan sedang pulang ke kampung halaman di karenakan anak tertuanya menikah. Alhasil Keira harus ekstra sabar menunggu Vano pulang. Biasanya bang Dimas yang membelikan makan jika Bi Nini sedang tidak ada di rumah, namun bang Dimas sedang sibuk dengan pekerjaannya jadi mau tidak mau Keira harus menunggu abang keduanya pulang.

Sesekali Keira mencoba lagi untuk menelpon Vano. Sekali dua kali tidak juga diangkat, namun yang ketiga kali akhirnya diangkat oleh Vano.

"VANO, PULANG LO SEKARANG! GUE UDAH LAPER!"

Vano berdecak "Pasti lo punya uang kan? yaudah lo tinggal beli makanan di depan komplek, gak usah di bawa susah." sarkas Vano dari sebrang sana.

Keira yang mendengar, membuang nafas dengan kasar "Gue aduin ke bang Dimas kalo lo gak pulang sekarang!" ancam Keira.

"Aduin aja, gak takut"

Tutt tutt tutt

Dengan sepihak, Vano memutuskan panggilan teleponnya.

Sekarang juga rasanya Keira ingin berteriak sekencang mungkin agar kekesalannya bisa meluap sampai ke daun telinga abang keduanya yang sangat menyebalkan itu.

Dengan terpaksa, Keira membeli makanan sendiri dengan berjalan kaki.

*****


Depan komplek perumahan di mana Keira tinggal terdapat beberapa jenis makanan yang terjual di pinggir jalan. Tidak hanya penghuni komplek pembelinya, namun penghuni luar komplek juga banyak yang singgah untuk sesekali mencicipi menunya.

Keira butuh waktu beberapa menit untuk menunggu nasi goreng yang di pesan selesai di masak sesekali melihat notifikasi dari handphonenya.

Brakk

Terdengar suara kecelakaan motor yang sepertinya tak jauh dari posisi warung nasi goreng dimana Keira berada.

Orang-orang yang berada di sekitar kejadian langsung menolong sang pemilik motor yang sudah tak sadarkan diri.

Dengan rasa penasaran, Keira pun menghampiri untuk melihatnya.

"Itukan cowok yang tadi nyaris nabrak gue." Pekik Keira dalam hati.

Keira tersontak kaget. Laki-laki yang adu mulut pagi tadi dengannya kini sudah terbaring lemas diatas jalanan aspal.

Keira langsung meminta tolong kepada orang-orang di sekitarnya untuk membawa Melvin ke rumahnya.

Keira sudah tak peduli dengan nasi goreng yang sudah ia pesan tadi. Lapernya juga hilang seketika.

Di letaknya Melvin di sofa rumah Keira dengan keadaan yang belum sadarkan diri. Bau alkohol tercium jelas pada tubuh Melvin yang tengah berbaring tak berdaya. Wajah pukulan Andra pagi tadi pun masih sedikit samar-samar di lihat.

Keira mengambil handuk kecil dan wadah berisi air untuk membersihkan permukaan wajah Melvin yang sedikit kotor akibat menyentuh permukaan aspal jalanan. Luka yang di derita Melvin tak begitu parah, hanya lecet di bagian siku dan lututnya saja. Dengan telaten Keira melakukan apa yang seharusnya Keira lakukan biasanya di sekolah sebagai tanggung jawab di PMR.

Beberapa menit berlalu, namun Melvin belum ada tanda-tanda untuk membuka matanya. Efek alkohol di tubuh Melvin sudah tidak mempengaruhinya namun ia belum sadarkan diri. Keira semakin khawatir dan takut.

Di sentuhnya pergelangan tangan Melvin untuk mengecek urat nadinya apakah masih hidup atau sudah mati. Pikiran Keira saat ini sudah terambang kemana-mana. Sangat tidak lucu jika Melvin meninggal pada keadaan seperti sekarang;dirumah Keira.

Hembusan nafas Keira di buang dengan kasar setelah mengecek keadaan Melvin, bersyukurnya Keira karena laki-laki yang terbaring lemah di hadapannya sekarang masih hidup.

Dari kamar Keira, terdengar suara deringan handphone miliknya yang berbunyi tanda panggilan masuk membuat Keira berniat untuk menghampirinya.

Baru satu langkah Keira beranjak dari posisi untuk menuju kamarnya. Pergelangan tangan kanan Keira terasa ada yang menahan dengan lemah.

Keira tersenyum "Lo udah sadar?" niat Keira yang ingin kekamar untuk mengambil handphone pun seketika ter-urungi dan kembali duduk di posisi semula.

"Minum" suara yang terdengar samar-samar sampai nyaris tak didengar oleh Keira.

"Mi-minum?" Eja Keira memastikan.

Melvin mengangguk.

Dengan sigap Keira langsung mengambil gelas yang berisi air bening itu lalu meminuminya dengan hati-hati.

Tak ada sepatah katapun yang terucap dari mulut Melvin, begitupun Keira. Hening dan canggung untuk mendefinisikan keadaan sekarang.

Melvin hanya mengedarkan pandangannya ke segala arah. Merasa bingung dan bertanya-tanya sedang berada dimana dirinya sekarang "Ini rumah gue." seolah paham dengan gerak-gerik Melvin, Keira langsung memberitahu bahwa dirinya sedang berada di rumahnya.

Melvin langsung bangkit dari tidurnya dan mendudukkan tubuhnya agar sejajar dengan posisi Keira.

"Gue mau pulang, makasih udah singgahin gue ke rumah lo."

"Tapi lu masih bel--"

Melvin langsung beranjak dari posisinya tanpa mendengar kata-kata Keira.

Keira sedikit khawatir dengan keadaan Melvin yang masih seperempat sadar dan langsung mengendarai motor. Yang Keira mau, seharusnya Melvin menunggu keadaannya stabil, setelah itu dapat mengendarai motor untuk pulang. Namun yang dicegah tak menurutinya.

************************************

Makin gak jelas ya?

Yaudahlah bodo amat.

Bintangnya jangan lupa yaa

Selamat membaca
Terima kasih
Saranghae ❣️

Selamat membacaTerima kasihSaranghae ❣️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melvin Venoza Alaska

RaRaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang