22. Resmi

409 19 2
                                    

Wajah cantiknya dipantulkan pada cermin, dengan setelan jeans dan kaos ukuran besar membalut tubuhnya. Rambutnya digerai, menampakkan keanggunan dari perempuan blasteran ini.

"Bang gue pergi ya." Pamitnya pada Dimas.

Vano yang sedang bersama Dimas pun melirik adik perempuannya, mengkerutkan dahi penasaran "mau kemana lo?"

"Kepo." Keira pergi begitu saja, tanpa menjawab jelas rasa penasaran Vano.

Kakinya melangkah keluar dari rumah, menengok kanan dan kiri untuk memastikan bahwa orang yang ditunggu sudah berada di depan rumahnya.

Lima detik, mobil yang sudah tidak asing untuk dipandang muncul dari arah kiri, menghampiri Keira yang sudah tersenyum lebar "yah gue telat ya? Kasian bidadari nunggu."

Tanpa pikir, Keira masuk kedalam mobil. Tangannya terulur untuk memasang seatbelt "gue baru keluar rumah kok, jadi gak nunggu."

Mobil yang ditumpangi melaju, membelah jalanan yang cukup ramai kendaraan. Tak heran, karena malam ini adalah malam Minggu, dimana banyak pasangan yang keluar dari sangkar untuk menikmati waktu berdua.

Sasaran Melvin membawa Keira ke salah satu bioskop, karena pagi tadi sudah sepakat dari keduanya.

"Cantik."

Keira menengok seketika, melihat Melvin yang sedang memandangnya dengan tatapan kagum "biasa aja." Elak Keira, karena memang hiasan diwajahnya tidak berlebihan.

Arah pandangnya masih sama, namun sesekali melihat kedepan karena fokusnya harus terbagi oleh jalanan "Emang gitu, orang cantik gak sadar kalo dirinya cantik."

Perempuan ini tertawa sekilas, tidak menanggapi ocehan Melvin. Pandangannya beralih ke arah kiri sana, yang menampakkan toko pinggir jalan dan pedagang kaki lima.

Sepuluh menit lamanya, tempat yang dituju sudah dapat terlihat oleh mata dengan lampu warna-warni yang menghiasi pada sudut gedung tinggi itu. Keira turun dari dalam mobil, lalu Melvin mengekori.

Langkahnya terus melaju beriringan dengan tangan yang saling bertautan. Mata dari keduanya menelusuri sekitar, mencari tempat yang ingin dituju.

Pada saat terlihat, Melvin membawa Keira masuk, dan menikmati film yang sudah dipilih untuk ditonton.

*****

"Jalan-jalan ke Jakarta,"

"Cakep,"

"Andra galau Rara udah ada yang punya." Noval meledek, berpantun ria kala temannya sedang dalam keadaan tidak baik.

Tidak hanya Noval, Al pun menimpali "Ke pasar beli ikan asin,"

"Cakep."

"Eh, yang dapetin si Melvin."

Andra memegang pelipis merasa pusing, kedua teman miliknya ini bukan menenangi malah semakin menjadi. Rasanya asbak rokok yang berada di meja ingin sekali dilayangkan ke wajah Noval dan Al.

Tangannya terulur untuk mengambil satu batang, menempelkannya dibibir lalu membakarnya "ini cuma permainan Melvin." Asapnya mengepul ke udara, punggungnya disenderkan pada bangku kayu yang sedang diduduki.

"Iya, dan lo udah kalah sama permainan yang dibuat sama dia." Alis Al turun naik.

"Ini baru awal, belum seberapa." Elak Andra, seolah belum terima dengan kekalahannya.

Noval menghampiri, menepuk pundak Andra lalu mengelusnya perlahan "maju terus! Gue dukung lo dari belakang. Kalo gak kuat, angkat tangan. Nanti gue yang gantiin posisi lo."

RaRaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang