2. Family Time

1.8K 87 2
                                    

Laki-laki yang terbalut kaos hitam polos dengan celana pendek se-lutut sangat sibuk memetik senar gitar dengan irama lagu yang dilantunkan secara seksama dan di temani snack keju yang berada dalam genggaman abang kedua Keira.

"Bang Dimas, lagunya ganti dong!"

Laki-laki yang di panggil bang itu tak peduli atas permintaan adik perempuannya.

"Bang Dimas ihh." mencubit bagian lengan Abang pertamanya.

Abang yang dipanggil Dimas itu meringis kesakitan "Mau lagu apa si adikku sayang?" terdapat penekanan pada kata sayang membuat Keira sangat jijik meladeni abangnya yang sangat menyebalkan ini.

Abang ke-dua Keira yang menyaksikan pun terkekeh geli "Jarang-jarang kan lo diakui adik sama bang Dimas, pake embel-embel sayang lagi." dengan riang gembira, abang ke-dua Keira ini menertawakan adik perempuannya yang sudah terlihat begitu kesal.

Keira dan kedua laki-laki yang ia panggil abang ini memang sangat mirip dengan papanya. Mungkin gen papanya lebih banyak dibandingkan dengan gen mamanya yang kesundaan. Ibu tiga anak ini berasal dari Bandung dan entah seperti apa asal usulnya bisa terpincut dengan papanya yang berasal dari luar negeri yang sangat jauh.

Dengan proses yang sudah sah jadilah bentuknya seperti mereka bertiga ini, Tampan dan cantik. Irma selaku mamanya Keira tidak mau anaknya memiliki nama yang sulit jika di ucapkan oleh orang-orang. Secara, negara Amerika identik dengan nama yang sulit untuk diucapkan. Alhasil nama anak-anaknya itu lebih dominan ke-indonesia-an.

Keira memiliki dua kakak laki-laki yang siap untuk melindungi adik kesayangannya sebagai kakak normal pada umumnya. Walaupun dua kakaknya itu sangat menyebalkan, namun Keira sangat berterima kasih pada mereka yang selalu menjaganya dengan baik selama ini.

Dimas Alexander Adhitama, abang pertama Keira ini lebih tua lima tahun darinya. Laki-laki ini selalu menjadi peran penting untuk menjaga adik-adiknya ketika kedua orang tuanya sedang ke luar kota.

Sangat berbeda dengan abang pertamanya. Devano Alexander Adhitama, sering disebut dengan panggilan Vano. Abang kedua Keira yang satu ini sangat playboy, sering sekali mengganti-ganti pacar yang untuk di permainkan hatinya saja. Jika di hitung, dia bisa empat kali mengganti pacar dalam sebulan. Hebat memang, namun dari kata hebat itu mewakili kejijian Keira terhadap abangnya ini. Vano dua tahun lebih tua dari Keira, selisih yang bisa dikatakan dekat membuat abang adik ini selalu bertengkar jika di satukan.

"Ra, kemarin itu pacar lo?" Tanya Vano kepada Keira sesekali memasukkan Snack rasa keju kedalam mulutnya.

Dimas dan Vano memang sedang berada di rumah saat Keira diantar pulang oleh Andra. Sialnya abang pertama dan kedua Keira ini melihatnya tanpa sengaja dari balik jendela. Pasti dua abang Keira ini akan meledeknya habis-habisan. Karena seorang Keira jarang sekali membawa lawan jenisnya itu ke rumahnya, jadi menurut abangnya itu sangat tidak biasa adik perempuannya diantar oleh lawan jenis.

"Bukan." Jawab Keira dengan malas.

"Halah, ngeles aja lo." merasa tak percaya dengan jawaban adiknya, laki-laki yang masih sibuk dengan snack keju kesukaannya semakin memaksa, walau sebenarnya penuturan adiknya itu benar. Mana mungkin Keira pacaran dengan laki-laki dingin seperti Andra, sangat tidak cocok jika dibayangkan. Ditambah kepribadian Andra yang sangat tertutup membuat Keira sangat mustahil rasanya berpacaran dengannya.

Dimas semakin mendekatkan posisinya dengan Keira "Lo gak bisa bohong Ra sama abang lo yang ganteng ini." kali ini Dimas yang angkat bicara. Tak hanya abang kedua Keira yang sangat penasaran, pasalnya abang pertama Keira ini juga sangat penasaran bahwa laki-laki yang mengantarnya kemarin itu pacarnya atau bukan.

Keira berdecak "Gue gak bohong, kalian aja yang gak pernah percaya sama gue." Keira merasa kalau abangnya ini memang jarang mempercayainya, karena selalu saja dianggap suatu candaan yang tak berguna jika sedang mencurahkan isi hatinya.

"Cerita aja sih, gak usah malu-malu anjing gitu!" abang kedua Keira ini Merasa sangat yakin dengan tebakannya bahwa adiknya itu memang sudah dewasa dan sudah berani diantar pulang oleh lawan jenisnya.

Jika di pikir-pikir, Dimas memang lebih perhatian dan lembut dengan adik perempuannya itu. Jika ada sesuatu yang menyangkut dengan Keira, Dimas dengan sigap untuk bertanya tentang adiknya. Sudah menjadi kewajibannya memang sebagai abang tertua untuk mengawasi serta mengontrolnya. Dunia luar sana sangat berbahaya untuk adik perempuan yang sangat ia sayangi ini.

"Gue gak boh---"

Secara tiba-tiba benda pipih milik Dimas berdering tanda panggilan masuk. Dengan cepat, si pemilik benda itu mengangkat dan menempelkan di daun telinganya.

"Sekarang?" Dengan ekspresi yang sedikit terkejut dan kesal tercetak jelas di wajah tampannya.

"..."

"Yaudah, saya segera kesana." langsung beranjak dari duduknya dan berlari kecil menuju kamarnya.

Dua adiknya ditinggal begitu saja tanpa ada basa-basi dari Dimas. Pasalnya, Keira dan Vano sangat penasaran siapa yang menelpon abangnya tadi.

"Kalian berdua diam dirumah, jangan kemana-kemana, jangan main, kalau sampai ada yang melanggar, akan ada hukuman untuk kalian!" perintah Dimas kepada kedua adiknya itu yang secara tiba-tiba keluar dari kamar dengan penampilan rapih layaknya orang pergi ke kantor dengan kemeja biru laut yang sangat pas dan cocok pada tubuh atletisnya.

Keira sedikit bingung dengan penampilan Dimas saat ini "Lo mau ke kantor bang?" Tanya Keira pada Dimas yang sedang sibuk memakai sepatunya.

"Iya, ada pertemuan yang gak bisa di tunda." jelas Dimas.

Kedua adiknya hanya menganggukkan kepalanya secara bersamaan tanda mengerti.

"Gue berangkat ya, jangan berantem!" Dimas memberikan peringatan lagi kepada kedua adiknya dan dikecupnya puncak kepala Keira tanda sayang.

"Bang gue gak dicium juga?" Tagih Vano kepada Dimas yang punggung kekarnya semakin menjauh.

"Sama pacar baru lo aja!" jawab Dimas yang suaranya sudah samar-samar di dengar.

Sebenarnya berkumpul bersama seperti tadi tak direncanakan dan secara spontan. Bersama dengan Snack keju dan gitar sebagai pelengkap. Namun, Aktivitasnya tadi terpaksa ditunda karena abang tertua Keira dapat panggilan darurat secara tiba-tiba untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Jika Keira dan Vano melanjutkannya, suasananya akan berubah 180 derajat. Berawal dari suasana yang hangat dengan petikan gitar dan nyanyian yang dilantunkan akan berubah menjadi kucing dan anjing saling berlarian dan berujung perang dunia keseratus.

************************************

Annyeonghaseyo
Jangan lupa pencet si temennya bulan di pojok kiri bawah.

Kritik dan sarannya juga, biar gua perbaiki di part selanjutnya.

Selamat membaca
Terimakasih
Saranghae ❣️

RaRaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang