19. Penjaga Perbatasan

872 31 4
                                    

Nyatanya, pertemuan dengan Keira semalam tak mampu membuat seorang penguasa Bhakti Bangsa puas. Saat ini, Melvin nekat memanjat pagar pembatas karena pintu yang biasa dilewati ada penjaganya. Sang penjaga dari pihak Bhakti Nusa itu sudah siap siaga berjaga agar sang musuh tidak dapat melewati perbatasan dengan sesuka hati. Ditambah, berita Melvin yang ingin memangsa Keira sudah tersebar luas dan membuat si penguasa Bhakti Nusa tidak akan tinggal diam. Namun, yang dicegah malah lebih pintar dengan caranya sendiri. Buktinya, seorang Melvin kini sudah menginjakkan aspal rooftop Bhakti Nusa dan berduduk santai diatas sana.

Ra, aku udah di rooftop.

Pesan dengan satu kalimat itu sukses membuat Keira mengerutkan dahi. Karena nomor yang muncul dilayar ponselnya, tidak menunjukkan nama dari sang pengirim pesan.

Ini Melvinnya kamu, udah menunggu kehadiranmu diatas sini 💜.

Ponselnya kembali bergetar, tanda pesan masuk didalamnya.
Keira langsung membuka pesan tersebut lalu membacanya. Jika pesan pertama dengan isi kalimat yang membuat Keira bingung, berbeda dengan ini. Senyum Keira mengembang tanpa sadar setelah meng-eja isi pesannya.

Kalimatnya memang sederhana, namun mampu membuat Keira bahagia.

"Kenapa lo senyum-senyum gak jelas?" Ana menyadari temannya yang dengan tiba-tiba tersenyum tanpa alasan.

"Ng~gak papa," bohong Keira "Gue ke toilet dulu ya, kebelet nih." Efek dari kedekatannya dengan Melvin, Keira jadi sering berbohong. Contohnya seperti sekarang.

Kedua temannya ditinggal begitu saja dengan Keira, lalu melesat pergi untuk menemui Melvin di rooftop. Tak lupa, Keira harus berhati-hati agar dirinya tidak ketahuan oleh warga Bhakti Nusa. Jika itu terjadi, tamat riwayatnya.

Aman. Perjalanan Keira dari kantin menuju rooftop tidak ada yang mengekori. Saat kakinya melangkah pada tangga teratas, mata telanjang Keira sudah dapat melihat Melvin yang sedang duduk di atas aspal rooftop.

Kaki Keira terus melangkah sampai jaraknya semakin dekat dengan tempat yang diduduki Melvin.

"Eh, udah dateng," senyum Melvin langsung mengembang 180° setelah sosok Keira sudah dihadapannya "gimana, amankan?"

Keira mengangguk antusias "aman."

Setelahnya hening seketika. Keira ikut duduk bersama Melvin dengan menatap bawah sana yang cukup untuk mencuci mata.

"Ada apa kesini?" Keira membuka pembicaraan.

Melvin tersenyum tanpa memalingkan wajah dari Keira sedetikpun "Rindu."

Hanya satu kata memang, namun mampu membuat Keira tertawa "Vin, gu-"

"Aku Ra! Jangan gue, kata mama dosa kalo ngomongnya gue."

Acara tawanya Keira reda perlahan, lalu mengubah posisi duduknya menjadi berhadap dengan Melvin "Vin, serius!"

"Aku juga serius, untuk kamu gak ada yang gak serius."

Keira memejamkan mata malas, karena bingung dengan arah pembicaraan Melvin yang semakin tidak berarah.

"Gue balik ke kelas nih." Ancamnya.

"Eh jangan! Gitu aja ngambek," jeda sesaat karena Melvin juga ingin mengubah posisi agar berhadapan dengan Keira "lo-nya ngeselin sih," Melvin tertawa karena melihat wajah Keira yang mulai tidak enak untuk dipandang "iya maaf."

"Alasan kesini mau apa?" tanya Keira lagi.

"Mau ketemu lo, mau ngobrol banyak hal sama lo, mau tau tentang lo, biar gue gak kaget lagi saat nanti kita udah ada status."

RaRaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang