Kim Aera berdiri sendirian di balkon apartementnya melihat lurus ke depan, memandangi objek dirinya terpampang di gedung pencakar langit. Disana-dalam foto yang tercetak besar dan di hiasi lampu sebagai penerang dikala malam gelap. Aera tersenyum anggun, sangat cantik seraya menopang dagunya. Rambut hitam pekatnya yang panjang terurai indah dengan balutan gaun berwarna putih. Khasnya sekali, karena gadis itu memang lemah lembut, baik hati, ramah pada setiap seluruh penggemarnya.
"Kim Aera.. Kau selalu bersinar layaknya bintang di atas sana." gumamnya, Aera mendongak menatap bintang di langit.
"Seandainya aku bisa menentukan jalan hidupku sendiri. Aku lebih baik menjadi bintang daripada Kim Aera." lanjut Aera, gadis itu terkekeh sinis, menahan bendungan air mata yang siap mengalir.
Aera benci pada dirinya sendiri. Atau lebih pantas benci dengan hidupnya? Entahlah yang mana-dia saja rasanya tidak ingin dilahirkan sebagai Kim Aera. Padahal di luar sana banyak sekali yang berharap menjadi dirinya. Diidolakan, di puja-puja layaknya dewi. Siapa yang bisa menduga? Jika hidup Aera yang sebenarnya penuh tekanan. Dia tidak bisa seperti gadis Korea lainnya, yang menikmati masa remaja penuh dengan canda tawa. Aera di didik keras oleh Ibunya agar menjadi gadis cerdas dan menjunjung sopan santun sejak ia kecil. Begitulah darah bangsawan, Aera tidak boleh membuang waktunya untuk bermain. Ujar sang Ibu yang selalu mengawasi putrinya hingga seperti saat ini-menjadi aktris dan model terkenal kemauan Ibunya.
Berbeda lagi dengan sang Ayah. Ayahnya dulu adalah keturunan Raja di Eropa. Itulah mengapa darah bangsawan darinya tidak bisa lepas begitu saja, termasuk cara mendidik sang putri. Meski sangat menyayangi Aera dia tidak memanjakan putrinya dan tidak sembarangan memperbolehkan Aera berteman dengan siapa saja. Sejauh ini, Aera hanya memiliki satu teman pria semasa kecilnya-Min Yoongi. Yoongi lebih tua delapan tahun darinya, masih ingat sekali-Aera sering mengikutinya kemanapun pria itu pergi. Menarik ujung pakaian pria itu hanya ingin meminta di belikan permen kapas di jalan. Kadang Aera kesal, Yoongi pura-pura tak mendengar rengekannya. Memilih berjalan terus tak merespon. Lalu Aera terkejut karena Yoongi memberinya permen lollipop di sakunya. "Diamlah! Aku tidak mau kita pulang terlambat, nanti paman marah padaku." katanya dengan raut wajah tanpa ekspresi menyodorkan permen loli itu.
Terakhir bertemu Pria Min itu. Saat Aera mengantarnya ke bandara sekitar dua tahun yang lalu. Aera masih duduk di bangku sekolah menengah atas, sedangkan Yoongi sudah berkuliah-mengambil jurusan musik. Yoongi bertolak ke Australia karena ingin mengadakan pentas bermain piano. Sulit bagi Aera melepas kepergian Yoongi, namun Aera mengerti-itu adalah mimpi Yoongi sejak dulu. Menampilkan skill bermain pianonya di depan orang banyak. Dosennya pun ikut andil sebagai juri, maka Yoongi ingin semuanya berjalan baik sesuai mimpinya.
Dua tahun yang lalu, sebelum Yoongi hendak pergi meninggalkannya. Aera mengungkapkan perasaannya selama ini yang sudah ia pendam. Aera jatuh cinta dengan pria super dingin itu. Aera tahu, Yoongi kerap tidak peduli dan memasang wajah datar untuknya. Akan tetapi, itu tidak mengubah cara pandang Aera mengagumi sosok Min Yoongi. Dia memiliki cara tersendiri menunjukkan perhatiaannya hanya saja Yoongi tak pandai menampakkannya. Aera sangat mengerti. Terlebih susah payah Aera merangkai kata sesuai isi hatinya, agar Yoongi bisa menerima, mendengarnya dengan baik. Justru? Jawabannya membuat Aera bingung.
"Tunggu aku kembali, Aera. Dan saat aku kembali kau tidak perlu mengatakannya. Aku takut saat kita cepat memulainya, hubungan kita akan terasa hambar-karena aku jauh darimu. Lantas saat aku kembali nanti, kita berdua tak perlu ragu lagi untuk memulainya."
Kalimat itu adalah kalimat terpanjang yang pernah Aera dengar dari bibir seorang Min Yoongi. Hatinya penuh debar. Yoongi tidak menolak perasaannya, sekedar meminta untuk menunggunya. Aera mengangguk, memeluk Yoongi yang sudah pasti mereka berpisah untuk sementara.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Night Falls
FanfictionAwalnya kehidupan Kim Aera yang sudah semu membuat gadis itu rasanya ingin pergi sejauh-jauhnya dari dunia, kalau bisa dunia tidak tahu jika dirinya dilahirkan di bumi ini. Gadis berhati lembut itu lelah dengan keserakahan Ibunya yang sedari dulu se...