20. Nightmare

1.7K 118 4
                                    

Bab ini spesial untuk yang udah nunggu When Night Falls. Maaf kalau selama ini aku jarang update dan ngegantung aku bukan php kok😉 bab kali ini gak terlalu panjang tapi semoga bisa selalu menghibur ya🤗🤗



Happy Reading!


























Saat sedang hamil begini, mood Aera cenderung berubah-ubah. Contohnya, wanita itu jadi lebih ingin di perhatikan dengan suaminya. Aera juga sering menelepon Taehyung sekedar untuk mendengar suara Taehyung saja atau menyuruh suaminya itu agar cepat pulang.

Aera tidak bisa jauh-jauh dari Taehyung rupanya...

Dan inilah yang menjadi masalah terbesar untuk Taehyung. Pria Kim itu mau tidak mau harus berangkat ke Barcelona, besok pagi. Mengurus urusan bisnis bersama Seokjin disana. Taehyung tidak tega sebenarnya meninggalkan Aera sendirian. Tetapi mau bagaimana lagi? Ini mendadak sekali dan sangat penting.

Setelah memberitahu istrinya perihal ia harus pergi. Taehyung di buat terkejut melihat Aera langsung memeluknya dan menangis tersedu. Malam ini Taehyung masih bisa tidur satu ranjang dengan Aera. Tidak untuk satu minggu kedepan. Wajar jika Aera menangis di tinggal pergi Taehyung selama itu. Berlebihan, tapi Aera sungguh tidak mau Taehyung pergi.

Terbukti sekarang, Aera masih menangis-menenggelamkan wajahnya pada dada Taehyung. Memeluk erat. Taehyung sampai-sampai tersenyum melihat tingkah manja Aera. Jari-jemarinya mengelus kepala Aera dengan lembut seraya berujar menenangkan. "Sshh... Sayang sudah, jangan menangis lagi. Aku perginya kan tidak selama-lamanya. Hanya satu minggu. Sudah ya menangisnya."

"A-aku tidak mau sendirian, hiks-Taehyung.. J-jangan pergi.." ucap Aera terbata karena tangisannya.

Duh bagaimana ya? Taehyung semakin tidak tega jadinya.

Taehyung mencium kening Aera kemudian menatap mata istrinya yang penuh air mata itu-menghapus sisa air mata Aera menggunakan ibu jarinya. "Sejujurnya, aku juga tidak mau pergi meninggalkanmu. Apalagi kau sedang hamil. Tetapi... Seokjin hyung membutuhkanku disana, Aera. Kuharap kau bisa mengerti. Ini tidak akan lama, sayang."

Bibir Aera mengerucut-cemberut. Air matanya mengalir lagi. "Satu minggu itu lumayan cukup lama."

"Aku masih ada disini. Peluk aku sepuas yang kau mau," Taehyung memeluk Aera, mengusap-usap punggung Aera menenangkan istrinya itu.

"Aku sudah meminta Gaeul untuk menginap disini, menemanimu. Jadi jangan takut sendirian, hm?"

Aera menangis lagi kini tangisannya tambah deras dari sebelumnya. Wanita itu bahkan sesenggukan, memeluk Taehyung. Ya ampun.. Taehyung tidak mengerti lagi bagaimana caranya meredakan tangisan Aera. "Uh istriku sayang.. Sshh.. Uljima.." hanya kalimat itu yang mampu Taehyung ucapkan sembari tangannya menepuk-nepuk pelan punggung Aera.

Barulah tangisan Aera sedikit mereda-tangannya melingkar erat menuju leher Taehyung. Sementara kepala wanita itu ia sandarkan di bahu Taehyung. Tersenyum penuh arti, Taehyung berbisik di telinga Aera. "Kau sungguh takut jauh-jauh dariku ya?" diiringi kekehan bermaksud menggoda Aera.

Aera mengangguk dua kali sebagai jawaban. Lalu Taehyung mengambil kedua tangan Aera yang melingkar di lehernya membawa tangan itu menuju perut Aera ikut bersama dengan tangannya juga. "Kalau begitu sama. Aku juga tidak bisa jauh-jauh dari istriku ini dan baby. Kalian berdua sangat berarti di dalam hidupku." katanya menatap mata Aera dalam.

"Taehyung..." bibir Aera melengkung kebawah bersiap ingin menangis lagi, secepat kilat buru-buru Taehyung mencegahnya. "Eh jangan menangis lagi. Aigo... Kim Aera-ku besok suamimu ini sudah pergi lho. Tidak berniat memanjakanku?"

When Night FallsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang