Kim Aera
Terkadang aku berharap—mati saja.
Kenyataannya aku selalu menemukan diriku terbangun di pagi hari meski aku berkali-kali menginginkan tidak akan pernah membuka mata lagi—mati saat Tuhan merenggut nyawaku diwaktu tidur.
Aku sudah muak dengan hidupku. Dimana Ibu menganggap putrinya yang tampil di layar kaca dengan senyuman manis hanyalah sebuah boneka—digerakkan sesuka hati. Apa yang aku lakukan harus sesuai kemauannya bukan kemauanku. Selalu seperti itu hingga ini terasa menyakitkan. Teramat.
Mungkin aku tidak akan serapuh ini kalau saja dua tahun yang lalu Yoongi tidak pergi. Hanya Yoongi yang bisa membuatku tersenyum tulus hanya dia yang mengetahui jati diriku yang sebenar-benarnya. Tanpa ada topeng yang kerap kali aku tunjukkan di depan semua orang juga penggemarku. Min Yoongi sangat memahami sisi asliku. Sejak kepergiannya aku bahkan tak mengenali yang mana Kim Aera?
Kim Aera yang sekarang dikenal orang adalah sosok yang ramah, mengumbar senyum anggun, dan selembut bidadari? Oh ya Taehyung juga sempat mengira aku ini adalah bidadari sungguhan? Aku ingin tertawa mendengarnya. Nyatanya aku bukan Aera yang seperti mereka lihat. Pun pagi tadi aku hampir menunjukkan sisi gelapku di depan Taehyung—menampar wanita jalang itu dan menginjak tangannya. Beruntung Taehyung mengira aku cemburu, tidak berpikiran yang aneh-aneh setelah kututup mulutnya dengan suguhan setengah tubuhku. Bohong kalau aku tidak menikmati. Sensasinya bahkan lebih memabukkan dan liar padahal Taehyung belum memasukiku. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika bukan Jungkook tiba-tiba muncul mendobrak pintu dengan satu kali terjangan? Kulihat gagang pintu Taehyung rusak karenanya—jadi hei apa Jungkook semarah itu? Aku sepupunya untuk apa juga dia sampai melakukan hal bodoh begitu.
Omong-omong soal Jungkook. Aku melakukan kesalahan padanya. Ini tidak seharusnya aku lakukan dia adalah—adik sepupuku. Kepergian Yoongi membuatku kehilangan kesadaran hingga tak sengaja menciumnya. Jungkook datang menghiburku berusaha menenangkan aku yang sedang menangis. Entah mengapa melihatnya menatapku amat lama ada hasrat dalam diriku yang ingin berciuman dengannya. Selepas kejadian itu. Aku merasa Jungkook berubah. Jungkook sering datang ke agensiku dan disaat tidak ada oranglain di ruanganku dia menciumku. Aku tahu aku gila—bukan malah menolaknya justru aku membalas ciumannya. Lebih gila lagi Jungkook menyatakan bahwa dia mencintaiku. Sungguh aku tidak ada maksud lain nampaknya dia salah mengartikan kebersamaan kami yang terjalin. Aku juga salah karena menciumnya waktu itu. Aku hanya butuh seseorang yang menemaniku—Jungkook ada disaat aku kesepian. Aku memanfaatkannya. Licik sekali bukan? Mendengar Jungkook mencintaiku aku hanya tersenyum dan berkata. "Koo.. Kau tahu Noona menyayangimu." akan sangat gila jika aku mengatakan mencintainya jadi aku hanya berkata seperti itu tidak ingin mematahkan hati Jeon kecilku. Lagipula memang aku menyayanginya.
Dan disaat aku ingin melupakan Yoongi dan memulai menerima kehadiran Taehyung.
Min Yoongi kembali ke Korea.
Aku mengira email yang Namjoon kirimkan adalah video yang di ambil di Melbourne. Ternyata di dalam video itu mereka sudah berada di Korea. Tentu saja aku tak langsung percaya dan mengabaikan email dari Namjoon. Yang ada di pikiranku saat itu hanya Taehyung—ingin membuka lembaran baru dengannya.
Malamnya tiba di apartemenku. Aku melihat Min Yoongi ada di depan mata dan kepalaku sendiri. Aku mendadak tolol. Malam itu dia mengontrol diriku—hingga aku tak bisa berkutik barang membantah sedikitpun. Aku sangat merindukan Yoongi. Dia tahu kelemahanku karena aku masih mencintainya. Semua terjadi begitu saja. Bahkan aku tak menolak ketika ia dengan kurang ajarnya menjamah bagian tubuhku. Hingga Yoongi tidur denganku. Kami bercinta. Entah apa yang ada dipikiranku saat itu. Aku merasa itu tidaklah harus terjadi apalagi kami baru saja bertemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Night Falls
FanficAwalnya kehidupan Kim Aera yang sudah semu membuat gadis itu rasanya ingin pergi sejauh-jauhnya dari dunia, kalau bisa dunia tidak tahu jika dirinya dilahirkan di bumi ini. Gadis berhati lembut itu lelah dengan keserakahan Ibunya yang sedari dulu se...