18. Glue.

549 40 16
                                    

"Zeva kesel, Kak!"

"Udah berapa kali Kakak bilang, jangan main kekerasan bisa gak?!"

"Zeva gak mau berdebat! Nyapein mulut tau gak?!"

"Ya emang gak bisa kamu diemin?!"

"Gak bisa!"

"Zeva..." Geram Jessika.

"Tau ahh Zeva kesel sama Kakak! Gak ada ngebela Zeva sedikitpun! Mentang-mentang guru BK!" Bentak Zeva lalu keluar ruangan dengan kasar.

Dan ia bertemu dengan Alaska, Gerald, dan Alex di koridor. Gerald pun bertanya pada Zeva.

"Ngapain lagi lo, Zev?"

"Mukul Kakak kelas lagi." Jawab Zeva acuh lalu berlari meninggalkan Alaska dkk.

"Oke, udah 2 anak yang dia pukul." Ucap Gerald sambil menghembuskan nafasnya pasrah.

"Kalo kayak gini, kayaknya gue gak sanggup deh jadi OSIS lagi." Ucap Alex.

"Cara bikin dia tunduk tuh gampang." Ucap Alaska.

"Gimana tuh?"

"Ancem aja harus bersihin toilet cowok." Jawab Alaska cuek.

"Ehh kayaknya kita harus bikin hukuman deh buat Zeva, hukumannya bersihin toilet cowok."

"Ya terserah lo pada." Jawab Alaska.

"Tapi, kok tadi dia nyeker? Bukannya di larang lepas sepatu?"

"Katanya sepatunya nyangkut di genteng sana."

"Sepatu jordan itu?!" Kaget Alex.

"Sepatu yang mana lagi emang?" Ucap Gerald sambil terkekeh.

"Kalah sepatu gue ama dia." Jawab Alex lesu.

Sementara itu Zeva berjalan sambil menghentakkan kakinya menuju kelasnya. Bisa-bisanya Alifa tidak menjemputnya ke ruang BK.

"Ehh Zeva, kok nyeker sih?" Goda Rean saat Zeva berada di depan pintu kelasnya.

"Rean, gausah bikin gue naik darah, atau lo gue pukul?!"

"Ya Allah, Zeva.. lembut sedikit bisa gak?"

"Gak." Jawab Zeva lalu mendorong Rean dengan kasar.

"ALIFA! LO KOK GAK JEMPUT GUE SIH?! MALAH NGEGODAIN ABANG GUE!" Bentak Zeva saat melihat Alifa sedang menggoda Nathan.

"Ck! Bosen gue kalo jalan sama lo, Zev. Pasti tujuan akhir bakal ke ruang BK. Nonjok siapa lagi lo?"

"Kakel gatau siapa, tapi cewek."

"H-hah? Ce-cewek?" Kaget Alifa.

"Iya.. lagian aneh gue ama kakel sekolah ini. Padahal mereka gak harus masuk pas anak kelas 10 lagi MPLS, caper emang."

"Zev, lo gak boleh pukul cewek." Ucap Nathan dingin.

Zeva menutup telinganya.

"Gue bilangin Bunda ntar."

"Abang kok gitu sih?!"

"Gimana? Udah dapet tanda tangan si Al?" Tanya Nathan mengalihkan pembicaraan.

"Belom," Jawab Zeva sambil menggeleng lesu.

"Tuh." Ucap Nathan lalu mengeluarkan selembar kertas berisi tanda tangan dari seorang Alaska.

Differently TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang