25. Fantastic.

493 33 14
                                    

"Roma?" Gumam Qyrha. Setelah beberapa jam yang lalu ia terus melacak keberadaan benda itu, akhirnya ia menemukannya. Waktu juga sudah menjelang pagi waktu Amsterdam.

"Gimana? Udah ketemu, Rha?" Tanya Arthur yang kebetulan dirinya sudah sampai di Belanda. Mereka berdua kini berada di ruangan pribadi milik Qyrha.

"Di Roma, Thur. Tapi..." Jawab Qyrha dengan sengaja menggantungkan ucapannya.

"Tapi apa?"

"Ada di tempat pembuangan sampah tahap akhir." Ucap Qyrha tak percaya.

"Tuh kan, emang kamu yakin gak naro sembarangan? Pintu kamu emang udah kamu pastiin bener-bener ke kunci? Takutnya kan kamu lupa gitu..."

"Lo ngeraguin gue, Thur? Gue juga belom pikun kali."

Arthur mengusap wajahnya kasar, "Bukan ngeraguin.. buktinya kok berlian kamu ada di TPS? Tahap akhir pula tu."

"Tapi ruangan gue emang otomatis ke kunci, Thur.. gak mungkin juga maid itu jujur. Terus juga Jeriko udah ngurus satu pembantu yang mencurigakan."

"Salah kamu juga lagian. Kenapa kotak berliannya cuma kotak biasa? Di taro di rak buku biasa lagi."

"Itu kotak juga bukan sembarangan ye, Thur. Itu kotak terbuat dari emas 24 karat! Perlindungan baja super kuat. Ga ada mesin apapun yang bisa ngancurin keamanannya. Bahkan di bakar juga gak bakal hangus."

"Yaudah lain kali, kamu taro di ruangan rahasia ya, sayang. Jangan ceroboh lagi.."

"Tapi ini tuh udah tradisi dari dulu."

"Yaudah-yaudah.. ayo berangkat. Aku temenin kamu, jangan sok-sokan mau berangkat sendirian."

Qyrha mengangguk lalu mengambil beberapa senjata dan alat-alat yang sekiranya penting untuk melacak. Arthur memerhatikan Qyrha yang nampaknya sudah sangat kelelahan. Kantung mata yang menghitam, banyak kerutan halus, tapi itu semua masih menjadikan Qyrha sebagai ratu tercantik di hidupnya.

"Kamu belom tidur ya?" Tanya Arthur.

"Belom, Thur. Aku kan sibuk nyari berlian ku." Ucap Qyrha tanpa menoleh.

"Tidur gih, aku gamau kamu kenapa-napa. Biarin aku sendiri yang cari."

"Enak aja kamu! Jangan sotoy! Kamu juga pasti ngga tidur di pesawat kan?!" Semprot Qyrha sebal.

"Ya aku gamau kamu kenapa-napa aja. Kan belum tidur, kalo belum tidur ntar ngantuk. Mending kalo gak ada musuh, kalo musuh dateng tiba-tiba? Bisa apa kamu? Aku mah udah tidur di pesawat."

"JANGAN REMEHIN GUE, THUR! MULUT LO LEMES BANGET YAA GAK ILANG-ILANG!"

"Iya-iya terserah deh, udah ayo berangkat."

"Oke ayo, hoaaammmm..." Ucap Qyrha dan menguap di akhir kalimatnya.

"Tuh kan ngantuk,"

"Ngga, udah ayo buruan!"

Arthur menggandeng tangan Qyrha yang sepertinya membeku karena terus berada di ruangan ber-AC. Terlebih lagi, suhu ruangan ini melebihi suhu normal.

"Sebentar," Ucap Arthur sambil menghentikan Qyrha.

"Kenapa?"

Arthur tak menjawab, ia langsung mengambil dua tangan Qyrha kan menggosokkannya agar hangat kembali dan sesekali meniupnya. Qyrha tersenyum atas perlakuan hangat dari Arthur.

"Sampe segininya.. emang kamu gak ada niatan buat nyalain penghangat ruangan? Badan kamu pada dingin loh. Gak pake jaket lagi, aku mana tau dinginnya sampe segini."

Differently TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang