Zeva meneguk salivanya saat makanan sudah tersaji di hadapannya. Ia sangat lapar. Mie ramen dengan berbagai macam seafood, soda, hotdog yang sempat ia buat tadi, bahkan sampai nasi goreng instan ia panaskan juga.
"Udah liat tanggal expirednya belom? Gue gak mau ya lo keracunan disini." Ucap Nathan sambil membaca buku yang ada di rak sana.
"Udah, Bang. Masih 1 tahun lagi kok, gue juga gak bego kalo soal makanan, Bang."
"Punya gue mana?"
"Loh kirain Abang gamau, yaudah gue bikin dulu deh,"
"Lo bikin lagi aja, yang ini buat gue."
"Ish gak boleh! Yang ini spesial cuma buat gue! Abang mau makan apa? Semua makanan ada tau, Bang. Sampe rendang beku juga ada."
"Ramen aja, kumplit pake seafood."
"Oke,"
Sepeninggal Zeva, Nathan kembali mengingat foto tadi. Foto Kakek, Nenek, dan Bundanya sewaktu kecil dalam satu bingkai.
Dan foto itu di ambil di depan sebuah bangunan besar menjulang tinggi bernama RAM'S QUARTES.
"RAM itu bukannya komplotan mafia legendaris ya? Dan mereka juga mafia terkuat sepanjang masa, mereka itu Leader Mafia in the world kan?"
"Berarti Bunda itu.." Gumamnya.
Buku yang ia baca tak menarik sedikitpun, tapi entah mengapa ia mengambil buku ini. Seperti ada kekuatan yang menarik dirinya untuk mengambil buku ini.
"Ni buku isinya cuma tentang laut," Ucapnya kemudian membuka halaman berikutnya dan terdapat sebuah kertas lusuh.
"Apaan nih?" Gumamnya kemudian membuka kertas lusuh itu yang isinya berupa lukisan seorang gadis kecil berkepang dua. Dan mirip dengan Bundanya.
"Mirip Bunda," Gumamnya kemudian memasukkan lukisan itu ke dalam sakunya.
"Abangg nihhh dah jadiiii!!" Jerit Zeva sambil membawa semangkuk ramen yang Nathan pesan.
"Taro sini." Zeva menaruhnya di hadapan Nathan.
"Ahh laper banget gila!" Ucap Zeva lalu menyeruput kuah ramennya yang pedas.
Mereka makan dalam diam. Nathan menaruh buku itu kembali pada tempatnya. Ia tak mau melanggar perintah dari Keano.
"Bang, gue mau liat pistolnya dong!" Ucap Zeva tiba-tiba.
"Jangan, lo masih anak kecil gatau apa-apa."
"Umur lo sama gue itu sama!"
"Tapi lo lebih kecil."
"Abang!! Itu kan punya gue juga!"
"Lo belom tau cara kerja pistol gimana, ntar lo tarik sembarangan pelatuknya,"
"Ish mau liat doang!"
"Liat gak boleh pegang. Pegang gak boleh liat."
"Iya liat doang," Sebal Zeva.
Nathan mengeluarkan pistol milik Zeva, Zeva melihatnya tanpa berkedip. Ia tak mau kehilangan kesempatan melihat benda yang sangat ia inginkan sejak dahulu. Apalagi ada ukiran namanya di benda ini.
"Nama gue bagus banget ya," Gumamnya.
"Bagus juga karena di ukir pake tinta emas. Coba nama lo ada di tempat sampah, pasti tetep jelek."
KAMU SEDANG MEMBACA
Differently Twins
General Fiction[SEQUEL QAHS] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [WARNING]⚠️ Bagaimana jadinya jika Qyrha dan Arthur menjadi sepasang suami istri lalu mempunyai anak kembar? Akankah anak kembar mereka seperti mereka di masa lalu? Mereka terlahir kembar, namun berbeda. Da...