17. Nggak Jadi Marah

432 39 1
                                    


Kalo tampan, tampan aja.

 Nggak usah pake manis.

Kan bikin susah move on.


~Aira Fatma Zulaikha~

Denganmu Kekasih Halal


Happy Reading!!!!


Pagi-pagi sekali Aira sudah sampai di kantin kampus ditemani secangkir susu cokelat favoritnya. sudah sepuluh menit Aira hanya diam sambil menikmati susu cokelatnya dan tidak memperhatikan kedua temannya yang sejak tadi berkicau. 

"Eh?" Aira kaget ketika gelas susunya direbut oleh Ilham, dan yang lebih membuat Aira terkejut adalah gelasnya sudah kosong. Jadi dari tadi dia hanya menggigiti pinggiran gelas? Kelihatan sekali busung lapar :v. Efek patah hati bung, wkwk.

"Kalo mau nambah ngomong Ra, jangan malu-maluin." Masyaallah Ilham jujur sekali.

"Eh..enggak kok." Aira menggaruk kepala yang tertutup jilbab. Mata bulatnya mengamati kanan kirinya, takut menjadi pusat perhatian.

"Dari tadi udah jadi pusat perhatian neng, salah siapa ngacangin kita berdua." Kini Laila yang gantian bicara.

"Astaghfirullahal'adzim, maafin aku ya. Tadi tuh nggak fokus aja." Jujur Aira.

"Nggak fokus kenapa emang? Nggak biasanya kamu gini." Sahut Ilham.

"Anu...Eh...tugas. Iya tugas. Lagi banyak tugas." Dalam hati Aira beristighfar. 

"Emang ada jam hari ini?" Tanya Laila.

"Ada, setengah sembilan." Jawab Aira lesu. Oh hati sampai kapan ngambeknya?

"Lah ini kan udah jam setengah sembilan Ra. Buruan masuk, mau dihukum kamu?" Tanya Ilham heboh.

"Biarin aja deh, lagi males aku tuh." Aira menenggelamkan kepalanya didalam lipatan tangannya.

"Lah? Aneh ni orang. Kalo males masuk ngapa dateng ke kampus?" Laila sewot.

"Kangen susu cokelat." 

Ilham hanya geleng-geleng kepala, temannya satu ini memang ajaib. Kangen susu cokelat doang bela-belain ke kampus. Padahal kan tinggal bikin dirumah kan bisa?!

Drrtt! Drttt!

"Tuh ponsel kamu, angkat gih!" Perintah Laila.

Drrtt! Drrt!

"Buang aja tuh ponsel, nggak guna! Angkat aja siapa tahu penting!" Ilham hanya diam, karena ia rasa Aira punya alasan. Entahlah perempuan susah ditebak.

"Berisik deh La."

Etdah? Malah ngatain. Laila hanya tersenyum masam. Orang modelan kayak Aira kalo lagi sensitif bikin emosi juga.

"Iya, halo assalamu'alaikum."

"Ra,, kemana aja? Dari tadi dicariin nggak ada, kamu sakit? Atau kenapa? Bentar lagi absen nih. jadwal ke laboratorium nggak bisa ditunda. Hari ini kudu masuk. Ntar gadapat nilai mau?? woyy.. gue ngomong ngapa diem bae sih?

Busyeettt ni orang ngegas.

"Aku Laila. Santai aja nggak usah ngegas kenapa sih?"

"Oh sorry deh, Aira mana aku pen ngomong."

"Tau tuh bocah gaje banget hari ini."

"Aelah..lama amat! Bilangin aja harus masuk. Kalo mau dapet nilai bye!"

Klik! Sambungan terputus.

"Kalo gadapet nilai jangan nyalahin aku ya neng, kasihan tuh umimu susah nyekolahin kamunya kek gini." Sindir Laila.

Aira langsung berdiri mengambil tas dan ponselnya. "Assalamu'alaikum."

Eh? Gitu doang?

"Ham, semoga aja Aira nggak kesurupan ya?" Ilham hanya mengangguk, hatinya berkata pasti ada yang terjadi pada diri Aira.

********

Setelah mengucapkan salam Aira masuk begitu saja, tidak peduli dengan tatapan aneh para penghuni Lab. Kan yang penting nggak bolos, setidaknya begitu pikir Aira. Alif sendiri lumayan kaget dengan sikap Aira pagi ini, biasanya gadis itu tidak berani masuk kelas sebelum mendapat izin darinya. Tapi sudahlah, Alif tak punya banyak waktu disini.

"Baik anak-anak kita mulai sekarang, masing-masing pegang mikroskop dan amati detail bagaimana pergerakan bakterinya." Perintah Alif.

Entah suasana hati yang tidak mendukung atau memang tidak bisa, Aira gagal menemukan bakteri di mikroskop. Berulang kali dilihat lewat lup nyatanya tak ada. Mau minta bantuan Alif? Cih gengsi dong. Akhirnya Aira mengotak-atik sendiri.

"Saya lihat kamu nggak fokus hari ini. Jangan bawa masalah pribadimu kesini. Nanti kamu nggak akan berhasil." Tegur Alif dari samping. Aira kaget perasaan Alif tadi di depan sejak kapan disamping.

"Letak tanganmu salah." Kata Alif, kemudian tangannya memegang tangan Aira membenarkan.

Dag Dig Dug Dor, meletus. Ah enggak bercanda doang.

Posisi mereka bisa dikatakan deket banget, dengan Alif yang setengah merangkul saat membetulkan letak mikroskop malah membuat Aira jadi tidak fokus. Ditambah aroma maskulin yang menguar dari jas dokter Alif. Rasanya Aira pengen pingsan. Duh dek.

"Lain kali yang serius, kamu malah kelihatan lebih cantik kalo serius." Ucap Alif sambil tersenyum.

AllahuAkbar, kuatkan jantungku Ya Allah.



haluuu, aku kembali. Selamat Hari Raya Idul Adha. kebanyakan nyium amis jadi pusing. Kayak aku sekarang. 

Udah pada nyate? Kira-kira udah pada dimasak atau cuma ditaro di freezer? wkwkwk

Jangan lupa berbagi ya.... salam hangat dari istrinya Alif.. doain aku samawa..

vote komen sangat mendukung saiii :*

Denganmu Kekasih Halal (Completed) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang