11. Konsultasi

490 52 0
                                    

Happy Reading....

Faisal meletakkan kepalanya dimeja kerja, sedari tadi kepalanya pusing mendengar Alif uring-uringan. Sedikit tersinggung, semenjak menjadi dokter ahli jantung baru sekali ini dihina habis-habisan dan itu oleh sahabatnya sendiri. Untung saja stok sabarnya masih menggunung.

"Nggak mungkinlah Fai, kalo aku baik-baik aja. Kamu beneran dokter bukan sih?"

"Sekali lagi nanya gitu dapet piring cantik deh."

"Habisnya ini tu nggak akurat Fai!"

"Tau darimana kamu?" Faisal mengangkat wajahnya dan menampakkan raut kesal.

"Jantungku kemarin berdetak lebih cepat Fai, rasanya sakit banget lagi. Udah gitu aku jadi gugup." Alif mengacak rambut frustasi.

Faisal menautkan alisnya bingung, orang sakit jantung memang salah satu gejalanya adalah jantung yang berdebar-debar, tapi gugup? Sebentar-sebentar kayaknya ada yang aneh.

"Kamu ndengerin aku kan Fai?"

"Faisal Ramadhani!!!!"

"Santai aja kali Lif, ini rumah sakit bukan kebon." Faisal sebenarnya bingung dengan Alif, sahabatnya yang satu ini bisa berubah datar dan dingin jika diluar sana. Tetapi bisa berubah cerewet khas emak-emak komplek jika sudah berdua dengannya.

"Kamu udah nemu aku sakit apa? Kasih tau Fai." Alif mengguncang lengan Faisal yang terlihat melamun, seperti bocah meminta dibelikan permen.

Faisal menepis tangan Alif sebal "Kayaknya kamu bukan sakit jantung deh Lif."

"Lalu apa?"

Faisal mengangkat bahunya "Setahuku penyakit jantung itu nggak pake gugup apalagi pake cinta." Faisal nyengir.

"Fai aku serius ini, aku nggak mau mati muda!"

"Loh.., kamu kira aku bercanda?"

"Jawaban kamu ngaco."

"Ya emang aku nggak tau Lif."

"Kamu dokter bukan sih?"

"Stop ngeremehin aku Lif!" nada Faisal mulai naik.

"La trus apalagi? Harusnya kamu ngerti dong aku sakit apa?"

"Kapan kamu terakhir ngerasain itu?" Faisal masih berusaha sabar.

"Kemarin waktu sama Aira." jawab Alif polos.

"Aira? Cuma sama Aira doang?"

"Perasaan sih iya."

Bwahahahahaha.......

Faisal tertawa terpingkal-pingkal, sementara Alif melongo.

"Nggak lucu Fai!" Alif mulai emosi sahabatnya sama sekali tidak berempati terhadap penyakitnya.

"Lucu Lif, hhaaha lucu banget." Faisal berbicara disela tawanya.

Alif langsung beranjak dari sofa, "Ke dokter saraf sana!!, otakmu kesleo." maki Alif.

"Kamu yang harusnya kedokter."ucap Faisal yang masih setia tertawa.

Alif menoleh "Emang aku beneran sakit Fai?"

Faisal kembali tertawa keras "Iya, kamu punya penyakit nggak peka, nggak pekamu dibawah minus satu derajat."

"Apa hubungannya Fai? Lama-lama nggak nyambung kamu!" Alif kesal benar-benar kesal.

Faisal mendudukkan tubuhnya berusaha serius, meski tawa geli masih ingin meluncur "Jadi gini Lif, debaran jantung plus gugup itu bukan penyakit jantung, melainkan penyakit asmara. Kamu lagi jatuh cinta Lif." jelas Faisal panjang lebar.

"Nggak mungkin Fai, jangan ngaco deh."

"Sering kepikiran Aira nggak sih?"

"..."

"Nah, nggak bisa jawab kan? Berarti jawabannya iya."

Baru saja Alif membuka mulut mau menjawab Faisal kembali berbicara "Makanya, sekali-kali belajar tentang perasaan dong, jangan kedokteran melulu. Kalo pas lagi gini kamu blo'onnya ngalahin patrick star. Inikan juga penting."

Alif pengen protes, patrick star? Enak aja, tapi Faisal ada benarnya juga. Ia terlalu cuek dengan yang namanya asmara. Sepertinya mulai esok ia harus banyak belajar lagi, belajar tentang asmara.

dasar nggak peka!!! tapi akunya cintaaaaa..

belajarnya yang sungguh-sungguh ya..biar cepet nikahin akuu... hehe

jangan lupa vote ya...

salam dari author kurbel :v

Denganmu Kekasih Halal (Completed) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang