Mimpi

1.1K 104 6
                                    

Mendapat bonus libur tiga hari di manfaatkan benar olah Rian setelah dua Minggu yang berjuang mengharumkan nama bangsa. Walau begitu, Rian tidak menghabiskan waktu liburan nya untuk jalan-jalan seperti halnya Kevin atau adik angkatannya Leo/ Danil yang memilih menghabiskan liburan bersama keluarga kecil mereka.

Yang dilakukannya selama liburan hanya berkunjung ke cabang coffe shop nya sekaligus mengecek perkembangan bisnis nya bersama Fajar. Seperti sekarang, di hari terakhir liburannya. Rian memilih menghabiskan waktu dengan membantu melayani para customer yang kebanyakan para BL.

"Mas, expresso satu, dengan gambar hati diatasnya yah?" Pesan seorang customer, lantas duduk di kursi dekat bartender.

Rian yang sedang membuat Late menoleh, ia sangat kenal dengan suara itu. Sang gadis tersenyum manis ke arahnya.

"Silahkan, expresso  no sugar dengan gambar hati diatasnya." Rian menyuguhkan segelas expresso sesuai pesanan.

Icha tersenyum, kemudian mengesap sedikit expresso miliknya. "Memang ya, kalau suatu hal yang dibuat pakai hati. Hasilnya pun pasti sampai ke hati." Ujarnya manja. Rian hanya tersenyum menanggapi gombalan Icha. Ia membuka apron yang dikenakannya, lalu berjalan keluar namun tidak mendekati gadis itu. Rian malah naik ke lantai dua, menuju tempat yang menjadi favorit nya. Icha menyusul dibelakangnya.

Rian terkejut saat Icha tiba-tiba memeluknya dari belakang. Tentu saja ia refleks melepas nya. "Ca, apa-apaan sih! Ini tempat umum." Hentak Rian. Tapi justru membuat Icha tertantang, gadis itu malah melingkarkan kedua tangannya di leher Rian.

"Maaf ya, kemarin aku gak nonton kamu tanding. Padahal aku pengen banget. Maaf juga, baru sekarang bisa nemuin kamu.  PPL ku di Cirebon belom bisa aku tinggalin."

Rian melepas kedua tangan Icha perlahan. "Gak apa, kamu doain aku untuk menang aja, itu udah lebih dari cukup." Rian tersenyum.

"Kalau gitu, kamu harus traktir aku? Kan hadiahnya udah cair. "Ucapnya manja. "Kita harus ngedate seharian, gimana?"

"Ngedate? Tapi aku gak bisa janji ya." 

"Lho, kenapa?" Raut riang di wajah Icha berubah.

"Kan habis ini aku ada turnamen tiga Minggu berturut-turut." Goda Rian.

"Iissh, kesel sama kamu mas." Icha merajuk. Rian tersenyum melihat Icha yang sedang cemberut seperti itu.

"Gimana, kalau hari ini aja. Masih ke buru kan buat nonton?" Rian melihat jam ditangan nya, yang baru menunjukan pukul tujuh malam.

Mendapat tawaran seperti itu, tentu saja membuat Icha berbunga-bunga. Bagaimana tidak, selama tiga bulan ini mereka dekat. Baru hari ini seorang Rian Ardianto mau mengajaknya ngedate. Biasanya, selalu Icha yang membujuk agar Rian mau diajak nonton, makan atau sebagainya. "Okey, ini serius kan? Kamu gak bercanda kan mas?" Icha menegaskan sekali lagi.

"Ya kalau kamu gak mau juga gak apa."

"Mau, mauu.. Tentu aja aku gak nolak." Potong Icha cepat.

"Yuk..." Rian berjalan lebih dahulu, meninggalkan Icha yang masih senang dengan pemikirannya sendiri.

"Mas, tunggu..." Teriak Icha, berlari mengejar Rian.

🌷🌷🌷🌷

Rian menghentikan mobilnya tepat didepan pagar tinggi berwarna coklat.  Membuat gadis didalam mobil itu berdecak sebal. "Yaah, udah sampai rumah aja. Padahal masih pengen berdua sama kamu."

Rian tersenyum. "Masuk sana udah malam." Perintah Rian.

"Kamu gak mampir dulu? Mama papa udah lama gak ketemu kamu. Kamu ditanyain terus."

My IDOL (Rian Ardianto)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang