Terkejut

949 114 21
                                    

Bella baru saja sampai di ruang kerja nya dengan perasaan campur aduk. Pagi ini ia berdebat lagi dengan Faiz. Sejak kepulangan nya kembali ke Indonesia, hidupnya seolah kembali tak tenang. Ia tidak bisa sedekat dulu dengan Faiz.

Bella sadar apa yang menjadi ketakutannya, merubahnya menjadi sosok ibu yang egois. Bella melarang keras Faiz untuk menemui Rian. Wati kali ini benar-benar ditugaskan untuk mengkawal Faiz selama ia diluar rumah. Bella juga tidak membolehkan Faiz untuk kumpul dengan teman-teman nya seperti dulu. Sehabis latihan Faiz harus langsung pulang.
Bella sadar dengan resiko yang ia ambil ini. Makanya dalam beberapa hari ini ia tidak bisa konsen bekerja.

Bella memijit pelipis matanya saat pintu tiba-tiba di ketuk. "Masuk." Perintahnya.

"Selamat pagi, Bu. Saya ingin mengingatkan kalau pagi ini, ibu ada rapat untuk iklan produk baru kita." Ucap seorang sekertaris.

"Oh iya. Jam berapa ya?"

"Jam 10, Bu."

Bella melihat jam ditangan kiri nya. Setengah jam lagi rapatnya dimulai. "Oke. Kamu bisa kembali." Perintahnya pelan.

"Maaf, Bu. Apa ibu ingin sesuatu? Saya lihat, ibu seperti kurang fit?" Tanya sang sekertaris, khawatir.

"Saya gak papa sih, Fit. Cuma lagi pusing soal anak saya dirumah." Jawab Bella sedikit lega.

"Lho, memang anak nya Bu Bella kenapa, sakit?"

"Nggaak, mungkin karena udah Meu beranjak ABG kali ya. Lagi agak susah dibilangin." Bella tersenyum, seolah memberitahukan bahwa ia benar baik-baik saja.

"Kalau begitu, saya permisi. Tapi kalau ibu perlu sesuatu. Bilang ya Bu." Mendapat anggukan dari atasannya, Fita pun keluar dari ruangan.

🌷🌷🌷🌷

"Jadi saya punya usul, untuk memakai  selebriti untuk brand ambassador produk terbaru kita ini. Misalnya seperti artis muda yang sedang naik daun. Tentu itu akan mendongkrak produk kita. " Ucap salah satu karyawan yang sedang presentasi di depan para petinggi perusahaan.

"Kalau menurut saya, terlalu biasa untuk menjadikan selebriti brand ambassador. Produk terbaru kita kan minuman isotonik. Bagaimana kalau kita ambil atlet, atau olahragawan yang sedang naik daun. Banyak kan atlet-atlet kita yang sedang bersinar." Usul peserta meeting.

"Saya juga lebih setuju kalau kita memakai atlet untuk brand kita. Sekarang ini kan menjadi atlet sudah hal lumrah untuk di cita-citakan. Siapa tau jadi banyak orang yang terinspirasi." Sambung perserta yang lain.

"Menurut anda gimana, Bu?" Tanya sang presentasi.

"Yah, saya setuju dengan yang lain. Kalau kita mengambil atlet saja yang menjadi brand ambassador kita. Secara sekarang ini pekerjaan sebagai atlet sudah tidak dipandang sebelah mata lagi. Jadi saya rasa kita ambil dari atlet saja. Dan itu menjadi tugas kamu selanjutnya, siapa atlet yang paling cocok untuk mengiklankan produk baru kita." Titah Bella pada bawahannya. "Saya rasa meeting kali ini cukup sampai disini. Terima kasih." Lanjutnya, lantas pergi meninggalkan tempat meeting.

🌷🌷🌷🌷

Suara ketukan pintu dan dilanjut derit pintu terbuka, membuat Bella yang sedang sibuk dengan laptop nya menoleh.

"Permisi, bu. Maaf ganggu? Saya mau laporan soal atlet yang akan jadi ambassador kita." Ucap seorang karyawan yang datang.

"Oh, iya duduk." Bella menggeser laptopnya, mempersilakan bawahannya duduk. " Terus jadinya siapa?"

My IDOL (Rian Ardianto)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang