Viral

1.2K 112 23
                                    

Sinar matahari sudah begitu terasa hampir tepat di atas kepala, namun masih banyak saja orang-orang yang berada di kawasan ini. Walau sebagian besar orang sudah memilih pulang ke rumah masing-masing.

Pancaran sinar itu pun menyentuh kulit Bella yang putih berkeringat. Efek itu memancarkan cahaya tersendiri dari dirinya. Sebenarnya Rian sangat memperhatikan itu, namun ia tidak mau terlalu larut akan pesona kecantikan seorang Bella. Ia tidak ingin ketahuan oleh nya.

"Sayang, pulang yuk? Udah siang banget tuh. Mau ngapain lagi sih disini?" Keluh Bella, yang tengah mengusap peluh di dahinya. Faiz yang sedang bercanda dengan Rian menjadi murung.

"Yah, mama. Baru juga jam 11, lagian masih ramai juga kan disini." Balasnya sedikit protes.

"Bener kata mama, ini udah siang. Lagipula kamu juga udah bau asem. Tuh bau kan! Yuk kita pulang?" Sambung Rian, yang tidak ingin melihat Bella marah. Faiz manyun, sambil melirik mama nya tak suka.

"Hei, lain kali kita bisa kesini lagi kan? Jadi gak usah manyun gitu. Jangan bantah keinginan mama, nanti gawat urusannya. Yuk?" Dengan pasrah Faiz mengangguk dan menuruti perintah Rian. Ia juga paham dengan titah mama nya. Ia pun tidak akan bisa menolaknya.

🌷🌷🌷🌷

Suara bunyi bel memenuhi ruangan di apartemen milik Rian. Berkali-kali bel itu berbunyi membuat jengkel si pemilik yang baru saja selesai membersihkan tubuhnya.

Rian melangkah dan menautkan kedua alisnya saat melihat seorang Kevin tengah berdiri di depan pintu apartemennya. Pria itu buru-buru memencet tombol dan pintu pun terbuka. "Ngapain aja si ,Lo. Lama banget?" Ucap Kevin kesal lantas duduk di sofa ruang tamu.

"Gua lagi pake baju, gak sabaran banget. Tumben Lo kesini ada apaan?"

"Kemana aja Lo dari pagi, gua hubungin gak bisa-bisa?" Tanya Kevin dengan nada serius.

"Nih minum dulu, biar gak pake emosi." Rian memberikan sekaleng minuman dingin untuk Kevin. "Gua habis CFD-an, baru banget pulang. Tumben Lo nyariin gua? Gak jalan Lo sama anak-anak Lo?"

"Gimana gua mau jalan-jalan dengan tenang kalau pacar Lo terus-terusan neleponin gua sama istri gua. Gua berasa di teror secara terang-terangan." Nada suara Kevin meninggi.

"Maksud Lo? Icha? Kenapa lagi si dia?"

"Kok Lo malah tanya gua? Gua yang mau tanya sama Lo. Kenapa handphone Lo susah dihubungi? "

"Oh, dari semalem gua emang belum ngecek hape. " Setelah diingatkan Rian melangkah mengambil handphone nya yang diletakkan di atas meja makan. Lalu kembali duduk di samping Kevin.

"Lo tadi CFD-an sama siapa?"

"Sama Faiz." Jawab nya tenang sambil mengecek isi handphone nya.

"Faiz? anak yang sering Lo ceritain itu? Yang kata Lo ternyata anaknya Bella?" Cecar Kevin sedikit terkejut.

"Hemm."

"Gila. Udah berapa kali sih gua harus bilang. Bella itu sekarang udah bahagia. Kenapa Lo masih aja ngedeketin dia? Lo mau jadi perikor- perebut istri orang?" Kevin benar-benar kesal dengan kelakuan Rian yang batu menurut nya.

"Gua gak akan ngerebut istri orang, Vin. Faiz tuh anak yatim. Dalam agama gua, kita diwajibkan menyayangi anak yatim. Dan Lo tau apa artinya?" Nada suara Rian meninggi, kali ini ia tak mau kalah dengan sahabatnya itu. "Faiz itu udah gak punya bapak. Dan itu artinya, Bella itu janda. Apa ada larangan nya kalo gua ngedeketin singleparant? " Rian menekankan setiap kata di kalimat terakhirnya.

My IDOL (Rian Ardianto)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang