Kejutan

978 91 0
                                    


Wati membereskan semua barang-barang nya sambil menangis. Ia masih tidak percaya kalau majikannya memecatnya karena hal sepele. Wati sadar ia memiliki mulut yang susah untuk di rem. Tapi masa cuma karena ia menolong anak majikannya, pekerjaan nya menjadi taruhan. Selama ini Wati sudah menganggap Bella sebagai kakak.

Wati sebagai anak pertama di keluarganya, sejak dulu ingin sekali mempunyai seorang kakak. Apalagi Wati adalah anak perempuan satu-satunya di keluarga. Apalagi setelah usaha keluarganya bangkrut dan kedua orangtuanya meninggal karena kecelakaan. Wati yang saat itu baru berusia 16 tahun harus rela berhenti sekolah dan bekerja sebagai TKW demi menyekolahkan kedua adiknya yang saat itu masih sangat kecil.

Dengan modal nekat Wati mencoba peruntungan di negri orang. Namun dirinya sangat beruntung karena mendapat majikan sesama orang Indonesia. Bella dengan sabar mengajarkan Wati yang waktu itu masih ABG hingga akhirnya Wati seperti sekarang.

Wati tidak pernah melupakan semua kebaikan yang dilakukan oleh majikannya. Sebab itu Wati selalu menganggap Faiz seperti keponakannya sendiri. Makanya sejak Bella mengeluarkan ultimatum tadi pagi. Wati tidak pernah berhenti menangis, sambil membereskan satu persatu barang-barangnya.

"Mbak, mbak jangan pergi... Kalau mbak pergi, nanti aku dirumah sendirian." Ucap Faiz terbata, sambil menangis.

"Maafin mbak ya, Mas. Mbak-" Wati tidak meneruskan kata-katanya, ia menutup mulutnya menahan tangisnya pecah. Faiz yang sangat sayang dengan Wati, merasa sangat bersalah. Dipeluknya ART sekaligus pengasuhnya itu. Tangis keduanya pecah saat itu juga.

🌷🌷🌷🌷

Faiz Sayang💙

Ma, tolong jangan pecat mbak Wati
Aku yang salah
Aku yang minta mbak wat buatkan makanan
Mama... Please... Aku mohon
Tolong tarik lagi kata2 mama
Kasian mbak Wati


Bella menarik nafas panjang, begitu banyak chat yang dikirim Faiz sejak pagi. Sebenarnya Bella sangat tidak tega, tapi apa mau dikata. Ini semua ia lakukan demi kedamaian kehidupan nya ke depan bersama Faiz.

Bella tiba dirumah tepat pukul 7 sore, Bella memasukan password untuk membuka pintu. Wanita itu memegang gagang pintu, dan menarik nafas tanda meyakinkan diri sebelum masuk.

"Assalamualaikum..." Ucap Bella saat masuk kedalam rumah.

"Walaikum salam.." Jawab kedua orang yang tengah berlutut didepan nya. Membuat Bella terperanjat kaget, namun ia masih bisa mengontrol keterkejutannya.

"Ma.." Ucap Faiz memelas. Sedangkan Wati dibelakang nya hanya menunduk sambil terisak.

Bella memasang tampang sebiasa mungkin, ia sekuat tenaga menahan rasa iba nya.

"Mom. Please give mbak Wati a chance once again, please..??" Faiz mengangkat tangannya memohon. Wati yang mendengar ketulusan anak majikannya itu jadi menangis.

Bella sudah tidak bisa menahan rasa iba nya lagi, jadi ia memilih menghindar. Baru dua langkah Bella berjalan, Faiz dengan cepat memeluk kaki kanan Bella.

"Ma, Faiz mohooon... Tolong kasih kesempatan." Mohon nya sambil menangis. Tapi Bella tetap bersikap angkuh.

"Mas... Udah, Mas. Mas Faiz gak usah bela mbak Wat sampai seperti ini." Wati sudah tidak kuasa melihat anak majikannya memohon seperti itu.

"Ma, Faiz janji. Aku gak akan main badminton lagi seumur hidup. Aku bakal turutin semua keinginan Mama. Aku janji, Ma. Asal mama jangan pecat mbak Wati. Aku mohon..." Tangis Faiz semakin menjadi, membuat mbak Wati semakin tidak tega dengan anak majikannya.

My IDOL (Rian Ardianto)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang