Malikat kecil

2.7K 134 21
                                    

Untuk memenuhi permintaan kalian, akhirnya saya memutuskan untuk membuat sekuel saja. Yeeeaaayyy....👏👏👏

Semoga kalian terhibur dengan cerita saya ini.😍😍

Untuk yang baru baca, sebaiknya membaca cerita pertamanya dulu dengan judul "Terjerat Cinta mas Jom"

Terima kasih, dan selamat membaca 😍😍😍

🌷🌷🌷🌷

"Assalamualaikum.." Salam seorang anak laki-laki berumur 10 tahun, masuk kedalam rumahnya.

"Walaikum salam. " Jawab sang Mama, lantas anak tersebut menyalami tangan Mamanya takzim. "Bagaimana latihannya hari ini, sayang? Hm." Tanya Bella, seraya memandang anak laki-laki nya dengan seksama.

"Alhamdulillah baik, semua berjalan dengan lancar. " Jawab anak itu dengan bahasa Indonesia yang sudah fasih. Bella membelai lembut kepala anaknya, lantas tersenyum manis.

"Alhamdulillah kalau begitu. Kamu mau makan sayang? Mama buatkan makanan kesukaan kamu. Opor Ayam. Kamu mau?"

"Waaah... Mama sudah lama tidak memasak itu, tentu saja aku mau." Faiz bersorak gembira.

"Kalau begitu mama siapkan dulu." Bella tersenyum senang.

"Kalau begitu, Faiz bersih-bersih dulu." Faiz beranjak kedalam kamarnya, sementara Bella mempersiapkan makanannya.

Setelah lima belas menit Faiz keluar dengan baju santai dan terlihat lebih fresh. Setiap weekend seperti saat ini, ia menghabiskan waktu untuk ikut akademi basket.

"Hhhmmm, dari wangi nya aja sudah kecium enaknya. Makes me so hungry ." Bella tersenyum melihat reaksi anaknya. Bella menyiapkan sepiring nasi dan semangkuk opor ayam pada Faiz. "Mama tidak ikut makan?"

Bella menggeleng, "Mama belum laper, kamu saja yang makan." Bella tersenyum bahagia melihat Faiz melahap makanannya dengan semangat.

Malam hari telah tiba, walau tinggal bukan di Indonesia. Bella tetap membiasakan anaknya mengaji seusai sholat Maghrib. Hal itu Bella lakukan karena ia tidak mau anaknya jauh dari agama. Sejak masih balita, Bella selalu memberikan pelajaran agama kepada ankanya. Seperti mengajarkan sholat, mengaji dan berpuasa. Walau mereka masih tinggal di negara yang mayoritas muslim nya tinggi. Tapi tetap saja ini bukan Indonesia, dan dia tetap harus menanamkan nilai-nilai agama sejak kecil. Bella juga selalu membiasakan Faiz untuk berbicara dengan bahasa Indonesia bila dirumah. Atau dengan teman-teman yang bisa terbilang masih serumpun.

Faiz menyudahi mengajinya dan mendekati Bella yang masih melantunkan ayat-ayat suci. Bella yang sadar keberadaan Faiz, akhirnya menyudahi mengajinya. "Ada apa, nak? Ada yang ingin kamu bicarakan?" Tanya Bella saat melihat raut wajah cemas pada anaknya.

"Mmm, I have something to talk to you, Mom. " Bicaranya ragu.

"Apa itu? Katakanlah. "

"Aku, gagal masuk tim inti. Aku, hanya dapat masuk tim C. Padahal aku sudah mengeluarkan semua kemampuan ku. Tapi hasilnya tidak bagus, I'm sorry Mom." Faiz terlihat sedih.

Bella tersenyum, lantas membelai lembut wajah ankanya sayang. "Tidak apa-apa, sayang. Mungkin bukan sekarang saatnya. Kamu masih bisa berusaha lagi tahun depan." Ucap Bella menyemangati.

"Mama tidak marah?"

"Tentu saja tidak. Kenapa harus marah. Mama tidak pernah memaksa kamu harus masuk tim inti, atau memaksa kamu harus menjadi atlet. Mama hanya ingin kamu punya kegiatan di waktu luang. Itu saja."

"Thanks, Mom. You're the best mom ever. " Faiz memeluk Bella, Bella pun membalas pelukan anak laki-lakinya yang sudah semakin besar.

🌷🌷🌷🌷

My IDOL (Rian Ardianto)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang