Lagi - lagi aku berlari, ketika kulihat pria berhoodie abu - abu monyet itu. Kali ini warna topinya merah maroon.
Aku mengejarnya, padahal dia sedang diam menopangkan siku diatas meja sambil membaca buku.
Napasku terengah saat sampai di depannya yang masih tak menganggapku ada.
"Hai..." Aku menyapa seperti biasa, lalu menghenyakkan badan di sisinya. Aku lihat buku yang dibacanya Asterix Obelix. Oh.. aku sangka buku sastra, atau sejarah apa..
"Sudah dong.. Please maaf.. Kalau marah bilang saja salah aku apa.."
"Marah aja.. Bentak aku. Tonjok juga boleh. Tapi jangan diam.. Aku bingung."
Aku menyadarkan kepalaku di bahunya, Abangku sayang itu. Yang selama ini menyayangiku seperti adik benerannya.
Aku tak tahu pastinya sejak kapan dia begitu, ku hitung - hitung sudah lebih dari seminggu atau dua minggu. Jangankan memberiku permen atau minuman kaleng seperti kebiasaannya, melihat wajahkupun sekarang dia tak mau.
Iyaa terus saja kamu marah, biar kamu jadi hemat.. Begitu kan?
Aku meninggalkannya, tak mau terus merajuk. Aku ingin tahu sampai kapan dia bertahan, mendiamkanku tanpa alasan.
(Barangkali ada alasannya sih, tapi aku yang tak tahu. Mana mungkin sikapnya berubah sebegitunya padaku tanpa sebab.)
Baiklaah.. Mungkin Iway sahabat terbaikku yang juga Best Friendnya dia, tahu apa sebabnya.
Aku akan bertanya..(Bedanya apa sih Best Friend sama sahabat terbaik? #heh)
KAMU SEDANG MEMBACA
FRAGMEN
RandomNamaku Bena. Sebagian temanku memanggilku Na.. Nena. Ben. Bena. Namun ada yang memanggilku I_beng. mungkin karena aku suka makan Beng Beng ?! Dan karena sesuatu alasan khusus aku menyebut diriku Anna. 'Annastasia'. Ini adalah catatan kecil ten...