Sweet - 18

28 1 0
                                    

Adalah hari ulang tahunku yang ke-18. Aku bukan mengirimkan undangan, tapi justru dikirimi undangan untuk hadir di hari istimewaku.

"Dateng ya Na, ditunggu jam sepuluh malam untuk acara ulang tahunmu di rumah Vina.." kata Tati.

Vina itu temen aku yang rumahnya gede, punya kebon di halaman belakang. Dan ada taman yang bisa digunakan untuk acara barbekyu -an, eh bakar - bakaran laah pokokna.

weeww bisa begitu ya? Aku garuk - garuk kepalaku yang tidak gatal. Antara aneh, lucu, dan sedikit bingung. Aku dapat undangan untuk acara ulang tahunku? Hiyaa.. Siapa coba inisiator acara konyol seperti itu?

"Elo tinggal dateng aja, semua udah perfect. Ga perlu apa - apa lagi. Hanya perlu elu.." ucapnya lagi.

Heehh..? Yaudah deh.
Habis mau gimana lagi?
.
.
.

Sore itu, Robby yang seminggu ini menyingkir dari kehidupanku datang menemuiku dengan muka dingin dan bilang padaku

"Sorry, guwe gak bisa dateng ke acara elu. Ada urusan."

Harry juga bilang sama. Lalu disusul Broet dan Zaenal. Mereka ijin dengan alasannya masing - masing. Jadi siapa dong yang kesana? Aku sendirian gitu? Aku menelfon Vina dan dia bilang aku tetep harus datang barengan anak - anak shift dua.

Sampai rumah Vina jam sebelas malam. Disana sudah menunggu temen - temenku yang lain. Cuma ada beberapa orang memang, tapi acara panggang memanggang sudah dimulai. Pelukan hangat menyambutku.

Bahagianya punya teman seperti mereka.
.
.

Rasanya baru mengobrol sebentar, tapi bunyi lonceng jam antik di rumah Vina sudah saja berdentang dua belas kali, tepat bersamaan dengan kedatangan Robby dan beberapa teman yang lain.

"Surpraiis..!" Ucap Robby. Dia menjabat tanganku kuat - kuat.

"Gimana Na? surpraiis gaak?" tanyanya sambil cengengesan.

Just information, Robby tuh teman aku yang paling jahil sedunia.

"Apa?! Apanya yang surprais?.." Aku memelototinya kesal dan meninggalkan Robby ende geng ke dapur untuk membuatkan kopi untuk mereka.

Berjingkat-jingkat Robby mengikutiku dari belakang. Dasar bocah itu.. Sampai di dapur Robby bilang begini,

"Tahu gak Na, kado dari guwe apa?" tanya Robby sambil berdiri disampingku dan memperhatikanku yang sedang menuang kopi kedalam mug.

"Nggak..!" ucapku ketus.

Aku memang selalu begitu kalau ngadepin Robby. Dia itu gak bisa dimanisin. Kelakuannya tiap hari bikin aku bete. Usil banget bikin capek. Apa - apa yang udah aku kerja pasti diberantakin sama dia. Tugas yang sudah kelar aku kerjakan selalu dimentahin lagi. Selain jahil, dia selalu punya ide untuk jadi makhluk penggangguku, rusuh kalau dia ada mah. Pokoknya dia teman yang paling nyebelin in the world.

"Udah seminggu ini Na, susah payah guwe diemin elo, gak negor elo, gak gangguin elo.. Sumpah itu berat banget.." ucapnya.

Dih apa hubungannya? Batinku. Mulutku masih manyun.

"Itu kado dari gue..!" ucapnya lagi dengan bangga. Apanya coba yang dibanggain?

Oh ya ampun.. Bener juga. Itu kado yang sangat istimewa. Rasanya pengen tiap hari di kado-in cuek seperti itu dari Robby. Duniaku terasa damai. Sempat terbersit sih, merasa seminggu ini ada yang hilang, agak berbeda. Ada sepi - sepinya gitu tanpa ada Robby didekatku, selebihnya aku bahaagiaa..

Aku ada berfikir kalau dia udah bosen gangguin aku. Atau dia lagi sibuk untuk persiapan kuliahnya? Ternyata oh ternyata Robby sengaja melakukannya. Katanya itu kado spesial ulang tahunku. Kado teraneh yang pernah aku terima seumur hidupku. Baidewei it's oke laa..

"Kurang lama..!" Jawabku sambil meninggalkannya dengan membawa nampan. Robby mengekor di belakangku dengan riang.

Aku yakin setelah ini dia akan dua kali lebih jahil, dua kali lebih ngeselin, dua kali lipat usahanya untuk membuat aku lebih bete lagi.

[Begitulah, sweet-18 ku]

Ronny, Robby, Broet, Vina, Tati, Zaenal, Harry, Q men, Iway, Sonny, dtt... Big thanks for my sweet - 18 yang sudah repot kalian buatkan.
Hug hug en Luv

Aku tak mengharap kado yang aneh - aneh seperti kado imajinernya Robby Muhammad Faizal. Bagiku, kalian itu adalah kado terindah dalam hidupku.

"Ketahuilah wahai semua makhluk bumi, di Dunia ini tidak ada yang lebih manis dari apapun kecuali persahabatan."

FRAGMEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang