7

5.7K 929 132
                                    

Haechan merasa makan siangnya bergelegak meninggalkan lambung, bersemayam di pangkal tenggorokan hingga ia siap muntah. Dengan tatapan tanpa minat, juga otak yang memburam akibat segala penjelasan yang tak akan pernah meninggalkan mulut ibunya, ia duduk di samping wanita yang sedang menyetir mobil itu. Ke mana arah mereka, Haechan pun tak tahu. Sang ibu sepakat tidak akan membuka mulut untuk memberi penjelasan lebih selain: 'kita akan menyembuhkanmu.'

Semua sudah bagai isapan jempol bagi Haechan. Segala obat, segala pemeriksaan, tidak akan membuatnya menjadi sedia kala, apalagi tindakan di luar aturan yang akan ibunya coba lakukan saat ini. Ia sudah punya perasangka bahwa kehadiran pria bernama Youngho akan menyesatkan wanita itu. Dan semua terbukti benar. Entah mantra macam apa yang telah Youngho tancapkan sehingga ibunya dengan gila percaya dan yakin bahwa ia, Lee Haechan yang telah didedikasikan hidup dengan alat pernapasan cacat, akan kembali pulih bagai bayi yang terlahir kembali. Omong kosong.

Mereka berkendara melintasi perbatasan Mokpo dan memasuki jalanan sempit dengan pohon-pohon rapat di kiri dan kanan jalan. Tak ada kendaraan lain yang melintasi jalan itu kecuali truk-truk pengangkut barang, dan itu pun melintas dalam rentang waktu yang sangat jarang. Intinya, tidak ada warga biasa yang cukup sibuk untuk mengendarai mobil mereka melintasi jalan kecil nan tertutup itu, yang hanya didedikasikan bagi kendaraan-kendaraan pengangkut barang agar tak mengotori jalanan raya besar.

Setelah berkendara selama kurang lebih satu jam, ibunya menepikan mobil di depan sebuah gedung tua. Haechan menegakkan posisi duduknya di kursi penumpang, memandang penuh penasaran pada gedung putih kusam di hadapannya.

Menilai dari penampilan luar, gedung itu pasti telah ditinggalkan selama bertahun-tahun. Pekarangannya merupakan tanah gersang dengan rumput kekuningan yang tumbuh jarang di sana sini. Gerbangnya berupa kawat besi berduri. Di bagian depannya terpasang papan peringatan dilarang masuk, dicat berwarna merah, sehingga mobil mereka pun berhenti.

Sosok pria berbaju hitam dengan tubuh tegap tinggi, bersenjata, terlihat mendekat dan membukakan gerbang. Ibunya, dengan ketegangan yang jelas terpatri pada sosoknya, menginjak pedal dan berkendara masuk. Mobil bergunjang pelan akibat jalan yang tidak rata, sebelum akhirnya berhenti kembali tepat beberapa meter dari pintu masuk gedung.

Haechan tak sadar bahwa selama ini ia menahan napas. Tatkala kembali pada akal sehatnya, ibunya sudah bersuara lebih mula. Memerintahnya melepas sabuk pengaman dan bergerak keluar.

Memperhatikan gedung itu terlepas dari halangan kaca mobil sama sekali tak mengubah apa pun. Tempat itu tetap terlihat tua, terabaikan, lusuh, namun menyimpan segudang rahasia yang berusaha benak Haechan kuak. Ia mencoba menemukan apa yang sejatinya tempat lusuh ini bisa tawarkan bagi keadaannya yang sekarat. Inhaler di saku jaket ia genggam erat.

Pria yang semula membukakan gerbang bagi mereka bergerak menghampiri. Senjata api yang melekat di pinggangnya bergoyang seiring dengan langkah kakinya.

"Nyonya Lee?" suara beratnya menyapa ibu Haechan yang tampak kebingungan sebagaimana anaknya.

"Ya. Kami datang atas undangan Suh Youngho."

"Master sudah menunggu. Lewat sini."

Bangunan berbentuk persegi panjang dengan atap datar berwarna putih kusam serta bingkai-bingkai jendela kosong gelap di beberapa titik merupakan suatu tempat terkesan rahasia dan berbahaya. Tatkala dituntun memasuki gedung itu, yang Haechan dapati sepanjang lantai satu adalah ruangan kotor berantakan. Lantainya tercampur debu dan lumpur, belum lagi daun-daun kering dan rumput-rumput yang sempat terbawa angin. Terdapat lubang dan retakan di mana-mana, dan tatkala mendongak, hasilnya sama saja. Langit-langit rusak itu diterangi cahaya lampu temaram dari sebuah bohlam berkekuatan rendah yang dipasang di tengah-tengah. Ruangan itu memang mengabaikan cahaya dari luarㅡgelap segelap-gelapnya.

[✓] Ocean Eyes Arc #1 [Bahasa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang