ICSY 24

10.7K 896 163
                                        

I love you soo much my readers
Makasih udah selalu ada untukku kwkwk

Btw 600 vote buat chapter ini bisanga ya?

Cuman ingin memastikan apakah masih ada yang baca ceritaku smpe 600 orang :)

Iya.. Aku khilaf ngetik cerita Christ.. Habis ini aku ketik Anna yaaa. Wkwkek

Viola menarik nafasnya pelan lalu menggenggam erat lengan Bundanya yang akan membawanya maju ke depan altar. Elusan lembut dari tangan Bundanya membuatnya makin merasa bersalah. Bersalah atas Raquel dan Frodo. Semalam Christ menghubungi orang tua Frodo dan menjelaskan bahwa Frodo ingin Viola tidak terbully lagi, meskipun Mama Frodo awalnya menentang dengan berkata sama saja itu tidak menghormati Frodo tapi lama kelamaan akhirnya Mama Frodo menyetujui keputusan Christ. Mama Frodo juga berkata setelah selesai pernikahan akan dilanjutkan dengan pemakaman sang putra.

"Senyum nak. Kamu pantas bahagia."

"Ini pernikahan Bun... Sesuatu yang harusnya datang dari hati, bukan dari rasa tanggung jawab atas sebuah surat."

"Sudahlah. Semua akan ada jalannya nak. Untuk sekarang, nikahi saja Christ. Biarkan dia yang menyelesaikan semuanya sesuai janjinya."

Viola menunduk lalu ketika musik bridal chorus berbunyi saat itu Viola tau dia tidak akan bisa kabur lagi. Kakinya berjalan pelan mengikuti langkah kaki Bundanya.  Tangannya mencengkram erat tangan Bundanya. Dia tidak bisa melihat, tapi atmosfer ruangan ini terasa menyesakkan dadanya. Dia merasa semua orang melihatnya, entah tatapan prihatin atau tatapan aneh. Disaat seperti ini Viola bersyukur dia tidak melihat mereka.

Sebuah tangan menariknya pelan dari genggaman sang Bunda. Memaksa Viola untuk sadar kalau kini yang memegangnya bukan lagi Bundanya, tapi Christ. Tetangganya. Dan ketika tangan itu memegang kedua tangannya yang Viola lakukan hanya menunduk. Suara pastor yang berkotbah tentang pernikahan makin membuatnya merasa sesak. Bukan ini yang diinginkannya....

"Kalian bisa saling berhadapan." Suara Pastor menyadarkan Viola dari lamunannya. "Silahkan mengucapkan janji sucimu Christ."

"Vio. Aku Christ, bersumpah akan menjagamu, meraw__"

"Beginikah caramu Christ?"

Sebuah suara lantang menghentikan ucapan Christ. Namun hanya sebentar karen Christ kembali melanjutkan ucapannya "Merawatmu, ada denganmu di kala suka dan duka__"

"Bapa Pastor. Saya.." Viola mencoba melepas genggaman tangan Christ "Saya tidak bi__"

"Fokus Vio!" Christ menyentak tangan Viola "Jangan dengarkan suara lain! Dengarkan suaraku saja!"

"Aku mencintaimu Christ."

Viola menunduk... Dia tau suara itu.. Suara Raquel...

"Dan inikah balasanmu atas cintaku?" Raquel menatap Christ yang masih enggan menatapnya. Raquel menatap seluruh umat yang menatapnya tajam, seolah menyalahkannya karena ingin menghancurkan pernikahan Viola dengan Christ. Raquel tersenyum miris "Aku pernah berfikir kalau kamu sebenarnya tidak mencintaiku.." Raquel menunduk, menyembunyikan air matanya "Dan kurasa... Aku benar. Kita tidak saling mencintai.... Ini kisah kalian berdua... Aku.. Aku hanya orang ketiga dalam kisah hidupmu Christ."

"Saya akan mengulangi janji saya." Christ mengabaikan Raquel. Sebenarnya dia ingin memeluk Raquel, menciumi wajahnya, mengelus pundaknya dan menenangkan Raquelnya. Tapi dia tidak bisa.. Dia tidak bisa karena egonya menahannya akibat perkelahian mereka kemarin, dia juga tidak bisa membiarkan Viola dihina dan di kucilkan jika dia menghentikan pernikahan mereka. Dia akan menjelaskan semuanya pada Raquel setelah acara ini selesai.  Dan semoga Raquel mau menerima penjelasannya.

I Can(t) See You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang