ICSY - 3

64.1K 2.2K 243
                                    

Khilaf? Oh Tuhan. Sebenarnya itu yang awalnya Christ fikirikan tentang pekerjaan Raquel sebagai sekertarisnya yang akan merepotkan dirinya terutama nafsunya. Tapi. Raquel. Gadis itu tidak mudah di tebak. Gadis itu berubah saat pekerjaan mulai berdatangan ke arahnya. Tumpukan kertas itu menyibukkan si gadis sampai-sampai dirinya tidak sadar kalau Christ sering keluar masuk ruangannya untuk melihat si penggoda Raquel yang nyatanya tidak menggodanya. Gadis itu, sangat dewasa dan profesional.

"Saya akan mengatur jadwal anda" Raquel menutup telefon kantornya lalu menghela nafasnya. Diliriknya jam yang terpampang indah di meja khusus sekertarisnya itu dengan senyuman manis. Ah sudah saatnya makan siang. Kira-kira pak bos mau makan apa ya? Dengan wajah penuh kebahagiaan Raquel mengetuk pintu ruangan Christ lalu membukanya. Pemandangan pertama yang dilihat Raquel, lagi-lagi Christ sibuk menandatangani dokumen dan nampaknya sedang menelfon seseorang. "Pak" Raquel berdiri sopan di depan meja Christ lalu melihat Christ yang mengangkat tangannya dan memberi kode untuk tunggu sebentar.

"Ma. Nanti aku telfon lagi" Christ menutup panggilan telfonnya lalu menatap Raquel "Ada apa Raquel?"

"Cukup panggil saya Q saja. Oh iya bapak mau makan apa siang ini?"

"Memakanmu" Christ tersenyum tipis sambil merutuk kenapa otaknya mesum terus "Aku makan apa yang kamu makan saja"

"Junk Food?"

"Kenapa tidak?"

Raquel mengangguk lalu berbalik dan melangkah cepat ke arah pintu. Namun suara Christ yang menggema membuat langkah kakinya berhenti di tempat.

"Q. Setelah makanannya datang, bawa ke ruanganku dan kita makan bersama. Ah bersama temanku tentunya. Tolong pesan tiga ya"

Raquel ingin melompat. Waduh pak bos udah ajak makan bersama, ya walaupun ada si teman yang bakal gangguin tapi gapapa lah. Udah cium aroma pak bos di dalam ruangan ini aja Raquel udah senang. Dan barusan si Christ manggil nama kecilnya itu rasanya kaya buah duren rasa buah pepaya. Gak sia-sia memang dirinya memaksa Rio sampai kakaknya itu menasehatinya dan memberinya UUD untuk menjauhi Christ namun semua lenyap saat Raquel berkata kalau dia akan melapor kepada Papanya kalau Rio kencan sama anak gadis yang baru masuk kuliah.

"Baik pak"

"Christ saja"

"Baik Christ.." Raquel tersenyum senang bahkan mungkin wajahnya sudah merona. Pengennya sih manggil Christ dengan sebutan Baby, honey, bae, atau my hubby hmm cocok banget kan? Tapi Raquel sadar. Sebelum janur kuning melengkung si Christ masih milik bersama. Dan Raquel akan segera memasang janur kuning! Jannur kuningnya bersama si pak bos.

Setelah Raquel keluar Christ malah mengumpat. Pedekate macam apa itu?! Harusnya ya dia bawa si Raquel ke restoran, bukan malah makan bersama di ruangan ini, bisa-bisa bukan roti yang masuk mulut, yang ada malah lidah masuk mulut.  Yalord hambamu ini penuh dosa. Begitu mesum otaknya. Dan tadi dia bilang bersama temannya? Damn.... Christ lupa apa masih ada orang yang mau menganggapnya sebagai teman? Dengan gesit ditekannya ponselnya dan segera menelfon seseorang.

"Ke kantorku sekarang!"

"Kenapa? Aku seda--"

"Penting!!!!"

●●●●

"Dan kau mengundangku kemari hanya untuk makan bersama? Apa uangmu sudah habis sehingga tidak mau membawaku ke restoran?" Rio bersedekap sambil menghela nafasnya. Rela-rela dia berhenti dari kegiatannya menciumi Renata untuk bertemu si bodoh dari goa uang ini! Untung goa uang. Kalau goa hantu mungkin pada detik ini juga Rio akan membuat nama Christ hanya dikenang.

I Can(t) See You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang