PVSP-22

797 38 6
                                    

Sorry typo bertebaran. Aku ngetik di hp bukan di laptop:)

Salma sedang menunggu Rafael membeli makanan. Dia duduk manis sambil menggenggam hanphonenya. Salma mendongak. Menatap punggung Rafael dengan seksama. Ia tersenyum, tidak menyangka bahwa dia akan bersama Rafael walau tidak selamanya. Karena perihal jodoh sudah di atur. Tinggal gimana kita menjalankannya.

Salma membuka kamera yang berada di ponselnya. Lalu dia mengambil angel yang tepat untuk mempotret suasan Cafe ini. Menurutnya Cafe ini sangat cocok untuk remaja.

Semua bernuansa putih dan hitam. Sangat elegan dengan ukiran gambar yang sangat menarik. Setalah pas dengan angelnya ia lalu memencet tombol yang di tengah. Dan terlihatlah hasil fotonya.

Ia lalu memasukannya ke instastroy di instagram. Dan tak lupa menTag nama Rafael. Setelah selesai melakukan kegiatannya. Ia melihat antrian. Sudah sepi,  tapi Rafael tidak berada di sana. Ia mencari-cari keberadaanya dengan teliti.

"Kebiasaan, suka ngilang!" Ucal Salma dengan kesal.

Ia lalu berjalan ke arah toilet. Namun nihil, kemana ia? Salma lalu mencari kontak Rafael dan menelfonnya.

Namun deringan telfon itu sangat dekat dengannya. Ia mencari dimana suara itu, ia melihat telfon milik Rafael tertinggal di sana.

"Ck. Kenapa segala di tinggal sih? Kalo gini kan ribet" ucapnya ia lalu mengambil telfon milik Rafael.

Ia menyalakan telfonnya dan ternyata tidak di kunci. Tak lama ada notif dari telfon Rafael

Baby❤

Kamu di mana? Kok lama sih? Buruan pulang. Aku udah sampai di rumah.

Kening Salma tertaut setelah membaca pesan tersebut. "Baby" ucap Salma dengan senyum getir.

Rasanya ia ingin pergi saja dari sini. Namun ia masih memikirkan Rafael. Mengapa ia selalu menghilang. Apa jangan-jangan ia main belakang dengannya? Tidak! Salma percaya dengannya. Mana mungkin Rafael mengecewakannya. Ia sudah berjanji dengannya.

Namun fakta tetap nyata. Apa yang ia lihat itulah yang terjadi. Salma menepis air matanya yang sudah terjun.

"Gue harus tanya sama dia!" Tak lama setelah melakukan itu Rafael muncul.

"Tanya ke siapa?' Ucap Rafael sambil menaruh nampan yang berisi makan di mejannya.

Salma terkejut, namun ia segera mengatur ekspresi dan emosinya. Ia tidak boleh lepas.

"Aku boleh nanya?" Tanya Salma dengan hati berdebar.

Rafael melihat ponselnya berada di genggaman Salma. Ia lalu mengambil ponselnya. Salma yang mendapatkan perilaku seperti itu terkejut. Namun ia berusaha mengkontrolnya.

"Kamu buka hanpohne aku ya?" Selidik Rafael.

Salma yang di tanya seperti itu gelagapan. Ia ingin menjelaskan semuanya yang terjadi tapi ia sudah ketakutan.

"Takut aku selingkuh ya?" Lanjutnya lagi.

Salma hanya menganggukan kepalanya seperti anak kecil.

Rafael yang melihat itu mengusap pucuk kepala Salma. "Aku gak bakalan selingkuh" ucap Rafael meyakinkan.

Drrt!

Handpohne Rafael berdering. Namun ia tak sadar. Salma yang sadar melihat siapa yang menelfonnya.

Baby❤ is calling

Rafael yang merasakan handpohnenya bergetar langsung  berdiri dari kursinya.

"Aku angkat telfon dulu" ucap Rafael sambil melangkah menuju pintu luar.

"Kenapa gak di sini aja?" Ucap Salma dengan nada yang sedikit kesal.

Rafael hanya tersenyum sambil berkata
"sebentar"

Salma melihat gerak gerik Rafael yang terlihat gugup, ntah kenapa hatinya merasakan sakit.  Ia ingin menangis namun tidak bisa. Ia hanya memendam saja rasa sakit itu. Tersenyum itulah yang ia lakukan untuk menutupi rasa sakit hatinya.

Rafael membuka pintu dan berjalan ke arah meja yang Salma tempati. Ia menarik nafa panjang dan menghembuskannya.

Salma yang melihat itu memandangnya penuh tanya.

"Kita pulang sekarang" ucap Rafael sambil menarik Salma berdiri.

"Tapi kita belum makan, aku laper" sahut Salma sambil memegangi perutnya.

"Okey kita bawa pulang" Rafael berjalan menuju kasir dan memesankan kembali makanannya. Salma hanya tersenyum melihat sikap Rafael aneh. Pasti itu ada sangkut pautnya dengan 'baby'.

5 menit kemudian Rafael kembali sambil membawa satu bungkus makanan. Ia memberikannya kepada Salma. Salma yang melihat uluran tersebut hanya diam.

"Ini" ucap Rafael sambil menyodorkannya lebih dekat.

Salma mengambil makanan tersebut dan berjalan mendahului Rafael.

"Makasih"

Rafael tidak banyak berkomentar, ia lalu mengikuti Salma dari arah belakang. Salma langsung masuk ke dalam mobil di ikuti dengan Rafael.

Salma yang hanya memainkan jarinya merasa kesal dengan suasana hening seperti ini. Dia berkali -kali menatap Rafael yang sedang serius menatap jalan raya.

Namun perhatiannya kini tertuju pada benda pipih yang terus bergetar. Salma sudah menduga. Itu adalah 'baby'. Salma hanya diam menatap benda pipih itu yang terus menyala.

Rafael menepikan mobilnya di pinggir jalan yang sangat sepi dia mengambil handpohennya dan menelfon seseorang. Tak lama suara dari sebrang sana terdengar. Namun Salma hanya bisa menderngarkan sedikit saja setelahnya Rafael keluar dari mobil. Salma yang melihatnya hanya tersenyum miris. Serumit ini kah cintanya? Sesakit ini kah cintanya? Harus di namakan apa? Takdri atau musibah? Salma sangat bingung. Hingga satu bulir air mata melengos dari kelopak mata Salma.

Pedih, itulah yang di rasakanya. Apa yang akan kalian lakukan ketika memiliki seseorang yang kalian cintai, Namun seseorang itu memiliki perempuan lain dan parahnya lagi dia terang-terangan seolah itu sudah biasa terjadi.

Salma tidak bisa apa-apa, dia hanya memendam dan memendam sampai perasaan menyakitkan ini terkubur dalam-dalam.

Apa yang harus Salma lakukan, mengapa Tuhan senang sekali mempermainkan perasaan Salma. Salma mengahapus air matanya yang terus mengalir. Tepat setelahnya Rafael masuk ke dalam mobil dan melanjutkan perjalananya.

Rafael mengatarkan Salma sampai depan pagar rumahnya. Salma ingin turun namun ada yang ingin di sampaikan olehnya.

"Rafael, semua wanita memiliki hati yang berbeda. Mereka mungkin tidak mengerti isi hati wanita tersebut. Tapi percayalah segala sesuatu yang di lalukan wanita 50% nya adalah kebohongan belaka." Rafael hanya diam. Setelahnya Salma turun dari mobil Rafael kemudian ia langsung memasuki rumahnya.

"Maaf" lirih Rafael setelah memastikan Salma memasuki rumahnya, kemudian ia melajukan mobilnya menuju tempat seharusnya.

Itulah cinta sangat rumit namun akan indah pada waktunya. Bahwa tidak semua kisah bahagia berjalan secara instan, di balik itu pasti ada sesuatu yang membuatnya harus mengalah satu sama lain hingga mereka sadar bahwa cinta mereka tidak bisa di pisahkan.







Salam Wanita yang tersakiti

Lebay!

(Author di hujat)

Di publikasikan tanggal 9 september.




Btw meteor jadi kaga tuh nabrak bumi? Apa cuma hoax? Komen dunds🖤
Lopyou tiga rebu

VOTE AND KOMEN!!!

*Terserah bae dah*

Paskibra Vs Pramuka (DALAM PROSES REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang