PVSP-28

290 28 0
                                    

Sebenernya aku gak mau update!
Tapi karena cerita ini harus selesai, jadi aku ngebut:/

Btw nanti di part selanjutnya atau part sebelum ini sorry ya klo rada gak nyambung. Soalnya ada yang akan aku tambahkan partnya, so selamat membaca❤

Happy reading!

50 VOTE AKU UPDATE LAGI.

(Klo ga kesampain ga jdi/update minggu dpn ga ada😝)

     "Setiap manusia pasti belum siap untuk merasakan kehilangan"

Hari ini tepat pada tanggal 20 Agustus, hari dimana semua kehidupan berhenti berputar. Seolah mereka memiliki daya tarik kuat untuk menarik Salma ke dalam lubang hitam. Hari yang semua orang samgat berduka. Terlebih lagi Salma yang sangat merasakan terpukul.

Sudah berbulan-bulan Salma tanpa orang tuanya, tragedi pesawat membuatnya sangat amat trauma sehingga menimbulkan ketakutan besar. Hanya mengingatnya saja membuat Salma sesak. Ia masih menyesal, mengapa saat itu tidak tahan saja atau bahkan ia ikut menaiki pesawat itu.

Walaupun sudah berbulan-bulan di tinggalkan orang tuanya, Salma masih sangat merasakan ke hadiranya. Ia selalu menatap kamar ke dua orang tuanya. Bahkan tidur di kamar mereka. Seakan semua masalah yang berada di pundak Salma lepas begitu saja.

Salma sangat merasa nyaman berada di kamar ke dua orang tuanya, walaupun beribu tangisan sudah jatuh ke lantai itu.

Pagi ini Salma sudah bersiap dengan pakaian serba hitam dan tak lupa kacamata hitam yang bertengger di batang hidungnya.

"Udah siap?" Tanya Rifky yang sangat terlihat tampan.

Menggunakan kaos polos hitam yang di baluti jaket jeans hitam, tak lupa ia juga memakai sepatu boots hitamnya. Terlihat seperti ABG yang berumur belasan tahun. Tidak berkepala dua.

Salma menganggukan kepalanya, ia lalu membawa sebuket bunga yang Rifky beli, tak lupa air mawar dan bunga tabur.

Salma keluar terlebih dahulu, setelah sarapan selesai. Sedangkan Rifky mengambil ponselnya yang di charger di atas nakas, Kamarnya.

Salma membuka gerbang agar Rifky dengan mudah mengeluarkan mobilnya tanpa susah. Tak lama Rifky keluar dengam topi serta kacamata hitam yang bertengger di hidungnya. Dia juga memakai kalung rantai seperti Badboy. Padahal umurnya sudah tua, tidak pantas lagi berlagak seperti ABG.

"Ck, lo mau ziarah atau ngamen?" Decak Salma yang melihat Rifky dari atas hingga ujung kakinya. Tampan,

"Bilang aja gue tampan, susah amat sih" deliknya kesal.

"Tampan kaga, kaya preman iya!" Ejeknya

"Mana ada preman tajir kaya gue!"

"Cih, dasar sombong!"

"Bodo amat, udah ayok berangkat!"

Rifky lalu membuka kunci mobil dan langsung masuk, tak lama Salma ikut masuk di kursi depan, ia lalu memasang airphonenya dan memplay musik favoritenya.

Rifky memberhentikan mobilnya di depan gerbang, ia lalu menatap Salma yang sedang memejamkan matanya.

"Salma, tutup gerbangnya." Katanya sambil menggoyahkan tubuh Salma.

Salma berdecak kesal, "Ck, ganggu aja!" Ia lalu keluar dan menutup gerbangnya kembali dan tak lupa di kunci.

Setelah selesai, Salma langsung memasuki mobilnya. Tapi kali ini duduknya di kursi penumpang. Rifky yang melihatnya menatapnya tajam.

"Apa?" Tantang Salma.

"Duduk depan, lo pikir gue supir!" Desisnya kesal

"Gak, lo ganggu gue!" Tolak Salma.

Paskibra Vs Pramuka (DALAM PROSES REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang