Klasik

4 1 0
                                    

Setelah menunggu lama, mobil Rangga akhirnya selesai. Dia membayar tagihannya dan membawa mobilnya pergi. Dia menghubungi Brian karena hari masih siang.

"Gue di cafe,"

"Sendirian ?,"

"Iya. Tadi sama Zack. Tapi dia udah pergi,"

"Oke. Gue kesana sekarang,"

"Iya. Gue tunggu,"

Rangga mematikan sambungan telfon. Dia menuju cafe milik Brian. Sesampainya disana, terlihat Brian memang sendirian. Rangga menghampirinya. Mereka ngobrol sampai jam pulang sekolah Aira dan Rosi.

"Jemput cewek lo sekarang nih ?," tanya Rangga.

"Iya. Ayo," mereka berdua melangkah keluar cafe.

Di sekolah, Aira dan Rosi juga bersiap untuk keluar dari kelas. Mereka berdua merapikan meja masing-masing.

"Eh iya, besok bokap gue ajak lari pagi,"

"Ya udah nanti bilang Brian sama Rangga aja,"

"Tapi katanya mau tidur di rumahnya Rangga ?,"

"Ya kan nggak masalah. Kalau nggak kita ketemu orang tua lo di taman aja,"

"Ya udah deh. Ayo pulang,"

"Iya," dua gadis itu keluar dari kelas.

Sampai di luar sekolah, Aira terkejut melihat Rangga duduk bersama Brian di kap mobil milik Brian. Dia melihat sebuah mobil hitam, tapi tidak melihat mobil Rangga.

"Lo berangkat kesini sama Brian ?," tanya Aira polos.

"Enggak. Gue bawa mobil,"

"Mobil lo mana ?," Aira celingak celinguk ke sekeliling. Rosi juga ikut mencari mobil Rangga.

"Mobil hitam itu punya gue. Baru dibeliin bokap," Rosi langsung terkikik dan menahan tawa. Begitu juga Brian.

"Itu ?," Aira menunjuk mobil Rangga tidak percaya.

"Iya. Udahlah nggak usah shock gitu. Mobil tua tapi mesinnya bagus. Ayo pulang," kata Rangga kesal. Rangga melangkah ke mobilnya diikuti Aira. Rosi dan Brian masih menahan tawa melihat mobil Rangga yang awalnya mobil balap modern berubah menjadi mobil pribadi klasik.

"Lo berdua nggak usah gitu. Kalau ketawa, ketawa aja," kata Rangga yang membukakan pintu untuk Aira sambil melihat Rosi dan Brian. Akhirnya dua orang itu tertawa sementara Aira hanya nyengir sambil masuk ke dalam mobil.

"Nenek gue mobilnya begitu," kata Rosi sambil tertawa. tawa Rosi pecah bersama tawa Brian. 

"Udah nggak usah nyela. Ikut nggak nih ? Ke rumah Aira dulu kita,"

"Ya udah ayo," kata Brian. Pasangan kekasih itu ikut masuk mobil.

"Sialan," Rangga dengan kesal menuju pintu pengemudi. Di dalam mobil dia masih cemberut.

"Bagus kok mobilnya. Lucu," kata Aira dengan senyum tulus.

"Gue nggak suka Ai. Bukan gue banget,"

"Tapi nyaman. Gue suka," Rangga melihat Aira. Mendengar ucapan Aira, Rangga jadi tersenyum dan menyukai mobil barunya.

"Ayo pulang," kata Rangga semangat.

"Iya,"

Mobil Rangga melaju mengikuti mobil Brian. Sepanjang perjalanan Rangga dan Aira mengobrol. Tiba-tiba ponsel Rangga berbunyi. Ternyata ada pesan dari mama nya Rangga.

"Tolong bales Ai," Rangga menyerahkan ponselnya pada Aira.

"Bales apa ?," kata Aira sambil melihat layar ponsel Rangga.

Terikat WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang