Gagal

6 1 0
                                    

15 menit kemudian Aira selesai mandi. Dia keluar dari kamar mandi dan segera bersiap. Saat sudah hampir selesai, seseorang mengetuk pintu kamar. Aira segera membuka pintu. Saat pintu terbuka, Aira terkejut.

"Aira, tante sama om ikut lari pagi ya,"

"Oh. Iya tante," jawab Aira kikuk.

"Ayo berangkat," Aira mengangguk dan keluar dari kamar. Tidak lupa dia menutup pintu kamar.

"Tante senang deh Rangga kenal sama kamu," mamanya Rangga langsung menggandeng tangan kanan Aira. Aira menatap tangannya. Kemudian melihat mamanya Rangga.

"Kenapa tante ?,"

"Baru ketemu kamu, Rangga sedikit demi sedikit berubah,"

"Berubah gimana maksudnya tante ?,"

"Lebih baik dari sebelumnya. Dia jadi lebih dewasa sekarang. Nggak tempramen seperti kemarin kemarin. Kalau om sama tante pulang, pasti Rangga sama papa nya berantem sampai Rangga nggak pulang sebelum kami berangkat. Pokoknya tante lihat Rangga sudah mulai berubah," mamanya Rangga melihat Aira. Aira hanya bisa nyengir bingung mau menanggapi bagaimana.

Mereka akhirnya sampai di depan rumah. Aira menatap Rosi dan Brian penuh tanda tanya. Mereka berdua mau menjelaskan tapi menurut mereka itu belum waktu yang tepat.

"Ayo berangkat," ajak mamanya Rangga.

Mereka masuk ke dalam mobil. Brian, Rosi dan Aira duduk di bangku tengah dalam diam.

"Nanti kita samperin Rangga ya," kata mamanya Rangga saat mereka semua sudah masuk.

"Tapi kita nggak tau Rangga dimana," jawab Brian bingung.

"Ya nanti tante yang tanya,"

"Mungkin nanti setelah kita lari pagi Rangga sudah pulang tante," tambah Rosi.
Aira dan Brian mengangguk.

"Em, iya juga sih. Ya udah tante hubungin sekarang deh," mereka bertiga terdiam.

"Hp nya Rangga mati nih. Anak itu,"

"Ya udah kita jalan jalan sendiri aja. Nggak papa kan ?," papa nya Rangga melihat tiga orang di belakang.

"Iya om," jawab mereka bertiga bersamaan.

"Ih, kalian kompak banget. Lucu deh,"

"Mama nih ada ada aja,"

"Habisnya bisa bareng gitu pa. Kalau ada Rangga pasti makin lucu pa,"

"Nggak mungkin Rangga begitu,"

"Papa...," setelah itu dua orang itu asik ngobrol. Tiga orang di belakang cuma bisa melihat satu sama lain. Akhirnya mereka ngobrol lewat hp.

Di tempat lain, Rangga dan Zack sedang fokus melihat daftar menu. Mereka baru mau memesan. Setelah pesanan mereka sudah di catat, pelayan melangkah pergi. Mereka berdua masih diam.

"Tumben lo mau ketemu gue," kata Zack tiba-tiba dengan ramah.

"Gue mau bahas yang kemarin," jawab Rangga datar.

"Kemarin apa ?," tanya Zack bingung.

"Masalah yang kita seri. Gue ngaku kalah dan lo yang menang," kata Rangga yakin walaupun dalam dirinya sudah sangat malu. Mengatakan hal seperti itu sama saja membuang harga diri nya.

"Maksud lo ?," tanya Zack masih belum paham. Dia bingung apa yang sebenarnya sedang di pikirkan Rangga.

"Lo yang menang. Nggak ada seri. Nggak akan ada tanding selanjutnya buat nentuin siapa yang menang. Besok gue akan bawa teman-teman gue. Dan lo bawa teman-teman lo. Gue jelasin ke semuanya besok,"

Terikat WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang