Mas Comblang

4 1 0
                                    

"Yan, balik dulu deh. Gue naik ojol nggak papa,"

"Tenang aja Ra. Bentar doang. Gue jagain lo juga,"

"Ya udah deh," Aira mengalah. Jantung nya berdetak tak karuan.

Beberapa menit kemudian mobil papa nya Zack datang. Jantung Aira berdetak semakin cepat. Zack yang melihat Aira sejak dia masuk ke halaman rumah tersenyum lebar. Dengan semangat dia turun dari mobil dan menghampiri dua orang itu.

"Lo bohong supaya gue bahagia, gue hargain banget Bri," kata Zack di depan Aira. Aira sedikit cemberut dan melirik Brian kesal.

"Jangan BT gitu lah Ai. Gue juga luka ini. Lo nggak mau obatin ? Walaupun nggak separah punya Rangga tapi sakit ini," Zack menunjuk pipinya yang lebam. Aira menahan tawa melihat tingkah Zack yang menurutnya konyol.

"Nggak usah sok manja," Brian menampar pipi Zack keras.

"Bangke. Nih Ai, sakitnya baru," Zack menunjuk pipi kiri nya yang di tampar tadi.

"Bacot banget. Kita nggak di suruh masuk nih ?," tanya Brian.

"Ayo silahkan masuk Ai. Rumah gue terbuka lebar buat lo," Zack langsung menarik Aira. Aira mengikuti dengan kesal. Brian yang melihat itu terkekeh dan segera mengikuti mereka berdua.

"Silahkan duduk Ai. Lo mau makan dan minum apa ?," Brian duduk di sebelah Aira sambil terkekeh.

"Nggak usah. Udah tadi,"

"Gue maksa ini. Lo mau apa ?,"

"Ya udah terserah deh,"

"Oke. Tunggu ya. Lo air putih cukup kan Bri,"

"Kasih air putih, gue ajak Aira pulang,"

"Ya udah. Susu mau nggak ? Gue peresin dulu ke sapi di belakang ,"

"Yang langsung, ada nggak ?,"

"Ai. Lo jangan negatif ya. Maksudnya Brian itu susu yang udah jadi,"

"Aira diem aja. Lo yang negatif. Udah sana pergi lo,"

"Rumah gue ini,"

"Buruan. Gue balik nih,"

"Ancaman lo kejam bro. Oke. Bentar ya Ai," Zack tersenyum senang kemudian berlalu pergi. Aira yang melihat itu sedikit senang tapi juga kesal.

"Dia kenapa sih Yan ?," tanya Aira bingung.

"Seneng ada lo,"

"Trus ?,"

"Ya gue seneng liat temen gue seneng,"

"Trus gue ?,"

"Gue mau bikin lo seneng juga. Dia baik Ra,"

"Ya terus ?,"

"Gue mau lo jadian sama Zack,"

"Nggak usah ngaco deh Yan," Aira terkekeh.

"Gue serius," kata Brian santai. Aira terdiam.

"Rangga ?," tanya Aira ragu.

"Lo suka sama dia ?,"

"Dia juga baik,"

"Ya. Gue tau. Tapi lo cocoknya sama Zack. Biar lo bisa happy tanpa ngerasa luka lagi,"

"Maksud lo apa ?," tanya Aira sok tidak tahu.

"Gue tau lo butuh seseorang yang bisa bantu lo kaluar dari kesedihan. Dan gue rasa Zack yang cocok,"

"Ngaco banget lo,"

Terikat WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang