Baik

5 1 0
                                    

Setelah Zack pergi, Rangga masuk. Rangga masuk dengan santai sambil melihat Aira yang tersenyum menatap ke arah pintu. Aira tersenyum ramah pada Rangga.

"Hai," sapa Aira.

"Hai. Kamu udah baikan ?,"

"Udah. Aku udah membaik. Aku udah nggak sedih lagi," senyum tidak luntur dari bibir Aira.

"Aku ikut seneng liat senyum cerah kamu gini. Terus senyum gini ya. Jangan sedih sedih lagi,"

"Iya. Aku nggak akan sedih. Ada kamu dan semuanya yang sayang sama aku,"

"Iya kamu bener. Semuanya sayang sama kamu,"

"Maaf ya udah ngerepotin kamu beberapa hari,"

"Nggak papa. Santai aja. Papa aku juga udah bolehin aku keluar rumah. Mobil aku udah kembali. Papa sama mama ku udah kembali ke rumah oma ku. Jadi aku udah bebas lagi. Dan mereka udah kasih kepercayaan ke aku kalau aku bisa hidup lebih baik walau hidup di lingkungan balap,"

"Kamu cowok yang baik. Nggak mungkin jadi jahat. Aku percaya. Dan aku bakal temenin kamu,"

"Iya aku percaya kamu bakal temenin aku," Rangga tersenyum sedih. Karena dia tau hubungan Aira dan Zack membaik, dia yakin dirinya dan Aira tidak bisa sering bertemu.

"Tapi jangan bilang Zack ya. Dia entar marah marah," bisik Aira pada Rangga.

"Dia emang selalu marah marah,"

"Iya nyebelin banget. Sukanya bikin brisik," bisik Aira lagi.

"Dia emang selalu bikin rame,"

"Apaan nih. Ngobrolin apa. Ngomongin gue ?," Zack tiba tiba masuk dengan membawa beberapa minuman dan cemilan.

"Iyalah. Gue ceritain semua sifat buruk lo,"

"Lu parah Ga. Lo kan temen baik gue. Jangan buka aib lah,"

"Sejak kapan kita jadi temen. Sok akrab lo,"

"Nggak asik lo sekarang. Males temenan sama lo lagi. Nih Ai. Nih buat lo mumpung gue baik,"

"Trimakasih,"

"Sama sama sayang,"

"Apaan sih,"

"Mending gue balik. Males gue ngeliat orang berduaan. Aku pulang ya,"

"Oke. Hati hati ya. Trimakasih,"

"Iya,"

"Apa lo aku aku. Sana lo. Jangan balik,"

"Nggak ngomong sama lo sok kenal,"

"Beneran nggak asik lo. Dah la lo sana. Ganggu orang pacaran aja,"

"Zy,"

"Iya Ai. Emang ganggu dia Ai,"

"Udah deh,"

"Dah Ai,"

"Dah. Hati hati,"

"Iya. Kampret," Rangga melempar sedotan minumannya ke Zack.

"Wah, cari gara gara. Sini lo," Rangga hanya nyengir sambil berlalu pergi.

"Udah deh Zy. Brisik tau,"

"Dia yang cari gara gara Ai,"

"Dia udah pergi tuh,"

"Kesel Ai. Aku udah diem ini,"

"Ih Zy. Udah deh,"

"Iya Ai. Nih, roti,"

"Iya,"

Terikat WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang