7 #Penunggu Pohon Beringin

478 55 19
                                    

Disaat Nasehat Sudah Tidak Di Hiraukan, Bencana Datang Pun Tidak Pakai Permisi
.
.
.

Karena di Pacitan banyak sekali Pantai Dan Goa, jadi aku sudah plankan untuk mengunjungi ya setidaknya salah berapanya dari pantai yang ada di Pacitan.

Malam ini adalah sesi pengenalan dengan lingkungan sekitar. Rumah dan toko ini lumayan besar, 3 lantai.
Lantai pertama untuk jualan pastinya di area depan, terus dapur juga di bawah dan ada kamar mandi juga di sebelah dapur.

Lantai dua adalah kamar, ada dua kamar di sisi ruangan lebar di lantai dua ini.
Yaitu kamar tamu dan kamarnya Bunda. Bunda tidur bersama dengan dua anaknya yang masih kecil seumuran SD gitu ada si Gerry dan Ellen.

Nah sekilas tadi waktu naik ke lantai dua, di pertengahan tangga antara lantai satu dan dua ada sebuah pintu yang mengarah ke luar dan tidak tertutup kumelihat ada tangga rapuh yang berada di luar ruangan. Aku rasa itu adalah jalan menuju ke lantai tiga.
Tapi rasanya besok saja aku check.

Sekarang aku berada di tengah-tengah ruangan dari lantai dua. Dan melihat ke arah luar balkon ada sebuah jalan kecil menuju sebuah tempat yang terpisah dari ruangan lantai dua. Ku lihat dari jauh bahwa di sana ada sebuah ruangan yang terkunci dan tidak terpakai.

Tap.. Tap.. Tap..

Yang niatnya aku mau turun tangga untuk makan malam, langsung menoleh ke arah di mana sebelumnya tadi aku lihat. Yaitu ruangan yang terkunci di seberang lantai dua.
Aku mendengar suara tapak kaki berlarian menuju ke sebelah sana. Tapi aku tidak melihat sosok hantu atau salah satu dari mereka di sana.

Ku pandangi dengan lama ruangan itu,

Tap.. Tap.. Tap..

Aku menoleh ke arah samping kananku, lebih tepat nya di tengah-tengah ruangan lebar lantai dua ini.

Ku lihat sosok anak kecil berlarian menyeberangi ruangan.
Aku rasa dia yang tadi sore melihatku datang.
Aku mencoba untuk biasa saja. Karena aku tahu bahwa daerah sini adalah daerah baru bagiku. Yang dimana aku bertamu, jadi lebih baik aku sopan terhadap tempat yang belum sepenuhnya aku kenal ini.

Tanpa pikir panjang aku langsung turun tangga dan menuju ke dapur untuk menikmati makan malam.

"Ehhh Anakku sayang, ayo makan dulu . Ini udah di Bunda belikan sate!"

"Ahhh iya Bunda makasih"
Sambil mengambil kursi untuk duduk.

"Bunda sengaja beliin sate, soalnya bunda gak tahu kalau kak Ejh mau kesini. Gak masak soalnya hehehe"
Tambah Bunda.

Memang sih plan nya kan kasih surprise heheh, mangkanya gak info dulu waktu kesini.
Ku putarkan kepalaku melihat sekeliling mengabsen seluruh sudut di dapur ini. Mataku terhenti saat ku melihat ada sebuah tangga yang berada di pojokkan.
Tangga ini berbeda dengan tangga jalur untuk naik ke lantai dua. Ini tangga nya ditutup, pada intinya rasanya tidak ada orang yang boleh naik kesitu.

"Bund, itu tangga naik kemana?"
Aku bertanya karena penasaran.

"Oh, itu. Itu tangga naik ke lantai dua, tapi beda ruangan. Sekarang ruangannya gak di pake jadi gak di pake akses jalan lagi!"
Jelas Bunda.

"Ayo di makan dulu, bunda manggil Zahid dulu di depan"
Tambah Bunda.

Aku hanya menganggukan kepala mengiyakan apa yang bunda katakan.

"Hai Mas!"

Aku menoleh ke belakang pada saat ada yang menyapaku.

"Hai, sini-sini. Udah kenal belum sama kakak?"

KASAT MATA (#2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang