12 #Kerajaan Pantai Selatan

15 0 0
                                    

.
.
.
Naga yang ku maksud adalah, beruwujud sangat besar kira-kira seukuran dengan truk tronton untuk kepalanya saja. Berwarna hijau ke biru-biruan dengan bulu halus tebal di sekitar kepalanya. Memiliki tanduk dan ditengah-tengah bagian atas kepala naga itu memakai sebuah udeng atau sorban yang menggelung bulu alias rambut yang berada di antara kedua tanduk itu. Sorban alias udeng itu berwarna putih ke emasan.

Saat sosok naga itu muncul semakin ke atas, dia memiliki sepasang tangan tapi bukan tangan aku rasa kaki lebih tepatnya. Dan bentuknya mirip sekali dengan kaki elang yang di sertai kukunya yang tajam dan panjang.

Di leher dari sosok naga itu memiliki sebuah kalung emas yang memiliki sebuah permata di bagian tengahnya.

Dan ada semacam pelana atau tempat seperti tempat duduk yang di pakai untuk duduk oleh seseorang yang menungganginya.

Saat semakin tinggi dia muncul aku juga bisa melihat bahwa, ada sosok perempuan memakai baju adat berselendang hijau memakai mahkota yang sangat berkilau.
Semua bajunya berwarna hijau dan ada unsur kuning emas di setiap sudut ujung baju tersebut. Rambutnya sangat panjang.

Sosok perempuan itu bertengger di atas sosok naga itu, dia berdiri di antara kepala dan leher sosok naga itu. Dia mengendalikan sosok naga itu dengan memegang semacam rambut panjang yang tumbuh disekitar hidung dari naga itu, hanya ada dua saja rambut yang panjang dan menjuntai hingga bisa di pegang oleh perempuan itu.

Dan setelah aku di pegang oleh Zahid dan membalikan badan, sosok naga dan perempuan itu sudah tidak ada lagi di tempat itu.

Aku duduk terdiam di motor bersama Zahid. Aku masih tidak habis pikir dengan cerita yang aku alami dan Zahid alami barusan.
Karena ceritanya sangat berbeda dan bertolak belakang.

Atau aku terkena ilusi?

Harusnya yang benar ya ceritanya si Zahid, bahwa dia adalah orang awam yang melihatku jalan seorang diri mendekati bibir pantai.

Sosok naga dan perempuan berbaju hijau itu memang sudah tidak ada lagi di tepi pantai.
Namun kerjaan yang kulihat masih berada di sana. Maka yang satu ini bukanlah ilusi semata.

Banyak sekali sosok yang berupa aneh-aneh di tempat itu.

Yang menjaga gerbang di bagian permukaan laut ada dua sosok kembar  dengan memakai baju ala kerajaan yang sangat mewah.
Baju itu memang kelihatan seperti rompi saja, namu yang membuatnya unik adalah warnanya yang serba Hijau agak tua kebiru-biruan dan juga emas.

Sosok yang menjaga gerbang itu bukanlah sesosok manusia utuh. Melainkan sosok yang memiliki tubuh manusia dan sepasang capit mirip capit kepiting di bagian tangannya.  Dan sepasang kaki yang bersirip di bagian tungkai belakang. Dan membawa sebuah tongkat atau tombak yang memiliki tiga ujung yang runcing. Aku rasa itu yang namanya Trisula.

Dan ukuran tubuh mereka pun tidak seperti manusia layak pada umumnya, ukurannya mereka tiga kali lebih besar dari manusia biasa.

Apakah mereka para Jin?

Aku tidak bisa memastikan mereka Jin atau bukan karena ini jaraknya sangatlah jauh dariku melihat mereka. Aku melihatnya dengan menggunakan mata batinku saja. Yang di mana di saat aku memejamkan mata aku benar-benar bisa seperti ada di samping atau dekat dengan mereka.

Aku masih dengan posisi yang sama seperti dimana aku masih bingung dengan kejadian barusan. Zahid barusan pergi untuk membelikan aku minum.
Sebenarnya dia gak berani meninggalkan aku sendiri, tapi aku yang bilang ke dia bahwa aku benar-benar sudah sadar dan waras.
Waras Perkataan, Waras Pemikiran, Waras Tindakkan.

Aku melihat kembali ke kerajaan itu. Aku melihat sesosok kuda laut, tapi dengam ukuran yang tidak biasa. Ukurannya sama seperi kuda pada layak umumnya, yang dimana kuda laut ini juga di gunakan sebagai sebuah tumpangan sosok perempuan yang membawa ikan-ikan kecil di dalam keranjang.

KASAT MATA (#2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang