6 #Perjalanan Ke Pacitan

477 57 0
                                    

FOKUS PADA TUJUANMU
.
.
.

"Kak bangun kak! Mandi terus kita berangkat"

Kurasakan hentakan halus di bahu kiriku.
Dingin yang merasuk spontan membuatku menarik selimut yang berada di pinggang ku, menyelimuti seluruh badanku.

"Kak buruan udah jam 6 pagi lo, nanti kita ketinggalan bis!"

"Apaaaa!!!"
"Kenapa gak bangunin dari tadi Hid!"

Aku langsung berlari menyambar handuk dan alat mandi untuk segera menuju ke toilet.
Aku baru teringat bahwa, pagi ini juga, kita akan berangkat ke Pacitan. Karena ke Pondoknya Zahid kan hanya mampir jemput dia aja,  setelah itu baru ke Pacitan.

"Kak buruan, lama kali di kamar mandi!"

"Iya bentar lagi ganti baju"
Seruku pelan.

***

Aku dan Zahid berjalan di pasar besar di kota Jombang untuk mencari angkot, karena sebelum naik bis kita harus naik angkot terlebih dahulu. 

Ya kira-kira perjalanan dari angkot  menuju ke pemberhentian bis memakan 15 menitan.

Di sepanjang perjalanan aku hanya diam. Zahid juga diam. Jadi kita sama-sama diam.  Mungkin lagi memikirkan sesuatu,  kalau aku ya kepikiran kejadian semalam itu.
Masih terngiang-ngiang di pikiranku, tentang banyaknya pertanyaan yang timbul dari situ.
Siapa yang menemuiku tadi malam?
Apakah yang memiliki tempat ini?
Atau siapa?

Mengapa yang muncul bukannya kamu, kamu yang ku tunggu sudah lebih dari tahun. Tapi harapan ku tidak akan behenti untuk bisa berjumpa denganmu lagi. Sampai kapanpun aku akan menunggumu, karena banyak sekali perbincangan yang harus ku sampaikan padamu.
Terlebih kata "MAAF" yang pertama kali akan keluar dari bibirku.

Tak ku sangka air mataku menetes perlahan di pipi. Dengan cepat ku hapus sebelum Zahid atau orang lain disini tahu.
Ya sebenarnya aku gak peduli sih, tapi ya cuma malu aja.

"Aku aja yang bayar kak"
Seru Zahid.

Aku hanya menganggukkan kepala.

Okay, sekarang kita berada di sebuah pertigaan yang aku gak tahu juga namanya. Intinya nungguin bis disini.

"Tahu mamaku gak?"

Aku menoleh saat ada anak kecil bertanya di sebelahku.

"Hmmm adek dari mana ya?"
Ku jawab halus, sambil jongkok di depannya.

"Kak!"

Aku langsung menoleh kr Zahid saat dia memanggilku.
Dia memberiku kode mata, pada intinya adalah "Lihat Sekeliling!"

Aku melihat sekeliling dan yang benar saja, banyak orang melihatku sambil bergumam dan berbisik.

Aku melihat lagi ke anak kecil di depanku.

Astaga yang benar saja, ternyata dia adalah salah satu dari Mereka.

Aku langsung bangkit berdiri dan bertanya padanya menggunakan telepati.

"Kamu dari mana?"

Dia cuma menggelengkan kepalanya pelan.

"Siapa kak?"
Zahid bertanya.

"Hmmm gak tahu juga, belum kenalan. Baru nyapa doang"
Balasku dengan suara lirih.

Ngomong-ngomong Zahid sudah tahu bahwa aku beda sama yang lainnya. Ya terkadang dia juga gak percaya dengan hal di luar akal manusia.
Dan terkadang dia juga ingin kalau aku membukakan mata hatinya, agar dia juga bisa lihat.
Tetapi aku yang gak mau, karena resikonya besar.
Gak seperti yang di bayangkan.

KASAT MATA (#2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang