8 #Hutan Terlarang

447 49 2
                                    

Terkadang Kita Sakit, Hanya Untuk Membantu Orang Lain
.
.
.

Aku terbangun tiba-tiba pada saat ada yang menepuk pundakku.

"Kak Di tungguin lama kok malah tidur disini!"
Seru Zahid sambil duduk di sebelah ku.

Tunggu...
Lah kok, aku duduk di kursi ini.
Aku belum menjawab yang di tanyakan oleh Zahid. Aku masih diam dan memegang kepalaku dengan kedua tanganku.

Bukannya aku tadi, berbaring di lantai sebelah pohon beringin ya. Kok tiba-tiba aku bisa disini.
Hmmm ku pegangi kepalaku sambil mengingat-ingat kejadian apa yang sebelumnya terjadi kepadaku.

"Kak? Kaka gak papa a?"
Tanya Zahid Khawatir.

"Hmm bentar ya kaka agak pusing!"

Kumpulan memori acak berlarian di kepalaku. Dan satu yang ku ingat saat ini, aku mencoba untuk membukakan rantai.
Rantai apa ya...

Rantai yang terikat di pohon beringin dan kaki sosok perempuan.

Detik itu juga aku langsung berdiri dan langsung mendekat ke arah pohon beringin itu.
Kumelihat ada sesosok perempuan berdiri di di bawah pohon itu.
Dia melihatku dan diam.

"Tolong aku, aku mohon!"

"BANGS*TTTT!!!"

Tanpa pikir panjang aku langsung berbalik berjalan meninggalkan tempat itu.
Kudengar langkah kaki mengejarku.

"Kak tunggu aku, kok aku di tinggal sih!"

Eh iya, aku baru sadar kalau ada Zahid tadi. Aku berhenti dan tersenyum kepadanya.

"Kaka kenapa, kok tiba-tiba bilang gitu?"
Berjalan di sebelahku sambil menatapku dalam-dalam

"Hmmm, biasa ada yang gangguin tadi!"
Jelasku singkat.

"Owhh!"

Bughhh

"Hati-hati ya nak!"
Aku terdiam saat ada bapak-bapak yang barusan gak sengaja aku tabrak pundaknya, bilang sesuatu padaku.

Kuhentikan langkahku dan, aku berpikir sejenak.
Kayaknya aku pernah ketemu deh sama bapak itu, tapi dimana ya.

"Kenapa kak?"

Ah iya, itu bapak-bapak yang nanyain aku waktu sebelum kejadian gak jelas tadi.
Aku langsung berbalik dan memanggil bapak itu.

"Pak.. Tuu.. Nggu..?"
Tapi dimana orangnya?
Padahal baru saja aku tabrakan pundak sama orangnya.

Aneh.

Dan dia juga mengatakan hal yang aneh pula.

"Hati-hati ya nak!"

Apa maksudnya coba.

"Ayo Hid!"
Ku ajak Zahid untuk lanjut berjalan menuju ke arah tempat nongkrong kita tadi.
Di sepanjang jalan, tak henti-hentinya aku memikirkan tentang kejadian barusan.
Apakah itu nyata?
Tapi itu beneran nyata kurasakan.

Atau itu tadi DEJAVU?

Masa iya sih.

Aku duduk sambil mengigit jari jempolku, kebiasaan saat aku lagi bingung dengan sebuah pertanyaan menggantung dalam kepalaku.

"Kak, makan dulu bakso bakarnya!"

"Hmmm okay"

Zahid menyodorkan aku satu tusuk bakso bakar.

"Kak, habis ini mas keponakanku datang. Tak kenalin ya!"

"Okay siap"
Jawabku singkat.

Tak lama setelah aku dan Zahid makan bakso bakar, orang yang di sebutkan olehnya datang.
Dua orang tepatnya.
Kulihat mereka berdua datang menghampiri.

KASAT MATA (#2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang