W- Wedding Dress | Mutsuki Hajime

236 36 9
                                    

[Name] adalah sosok gadis yang hebat. Dia mampu membuat pelangi saat hujan turun di hidup Hajime.

Gadis itu bisa membuat Hajime merasa begitu tenang saat berada di sampingnya. [Full Name], dia gadis yang sederhana, penuh cinta dan selalu bisa membuat orang bahagia. Termasuk Hajime.

Hajime melihat piano yang terletak di sudut kamarnya. Setelah memandangnya cukup lama, Hajime membuka catatan lagu yang sudah banyak ia nyanyikan untuk [Name].

Hajime berjalan dan mendudukkan diri di depan piano. Pria itu hanya diam. Sesekali menenggelamkan wajah pada kedua tangannya yang terlipat di atas piano. Pikirannya dipenuhi oleh gadis itu.

Mulai dari pertemuan pertama mereka hingga sesuatu yang akan mengubah hidup mereka.

Setelah cukup lama merenung, akhirnya Hajime mulai menekan tuts-tuts piano dan melantunkan lagu yang akan ia nyanyikan untuk gadis bersurai [hair color] itu.

Seminggu berlalu,

Pagi ini Hajime terbangun karena teleponnya berbunyi. Dan setelah memeriksanya, ternyata itu adalah pesan singkat dari gadis yang akhir-akhir ini memenuhi pikirannya.

"Jangan lupa, ini hari penting."

Begitu isi pesan yang dikirim [Name] pada Hajime.

Hajime segera bangun untuk bersiap-siap. Setelah selesai mandi, diambilnya kemeja putih yang Hajime beli beberapa waktu yang lalu. Sebuah kemeja yang dipilihkan [Name] untuknya.

Langkah kaki Hajime terhenti begitu iris violet pria itu mendapati cincin yang bersembunyi dibalik wadahnya. Pria bersurai gagak itu lantas mengambilnya sebelum mulai mengenakan kemeja putih serta rompi berwarna hitam dan juga dasi yang sesuai.

Begitu dirasa sudah siap, Hajime meraih sebuah buku catatan berisi lagu yang akan ia yanyikan untuk [Name] nanti.

Hajime mulai melangkah meninggalkan kamarnya. Tak lupa cincin itu ia simpan di saku celananya.

Ketika Hajime tiba di sebuah gedung, teman-temannya dan juga teman [Name] sudah berada disana. Mereka mulai menyalami Hajime, dan pria itu membalasnya dengan senyum tipis.

Setelah berbasa-basi sebentar, Hajime segera mencari keberadaan [Name]. Saat Hajime berjalan ke bagian dalam gedung, ia melihat [Name] sangat anggun dengan baju pengantinnya.

"Kau bisa cantik juga ternyata." Hajime tersenyum miring seraya merapikan rambut [Name] yang sebenarnya tidak berantakan sama sekali.

"Aku kan memang cantik. Kemana saja kau selama ini?" balas [Name] ikut merapikan kerah kemeja yang Hajime kenakan.

"Aku sangat gugup, kau tahu?"

Suara [Name] teramat kecil ketika mengatakannya, namun Hajime bisa mendengarnya dengan jelas.

Hajime segera menarik [Name] ke dalam pelukannya. Bibir pria itu melengkung sempurna ketika gadis bersurai [hair color] itu membalas pelukannya. Ah, rasanya Hajime ingin waktu berhenti disini saja. Namun harapan itu pupus saat suara seseorang yang sangat familiar memanggil nama mereka.

"[Name]-chan, Hajime-kun."

"Shun!" seru [Name] yang segera melepas pelukannya dan berjalan menghampiri pria bersurai perak itu.

"Sudah siap?" tanya Shun ketika [Name] sudah tiba di depannya.

Gadis itu mengangguk, "Tentu."

"Baik, aku tunggu ya." Shun tersenyum dan mengelus kepala [Name] sebelum beralih pada Hajime yang tengah memperhatikan interaksi mereka dengan tatapan yang sulit diartikan, "Hajime-kun, terimakasih sudah datang."

Hajime mengangguk dan mulai berjalan keluar ruangan. "Baiklah, aku keluar dulu untuk menyiapkan penampilan spesialku untuk kalian berdua."

Shun adalah sahabat Hajime yang menyukai [Name], dan ternyata [Name] juga memiliki persaan yang sama dengan pria bermata hijau itu. Hari ini pun adalah hari yang penting untuk mereka.

Ya, hari ini adalah hari pernikahan [Name] dan Shun.

Shun lebih dulu melamar gadis impian Hajime, sehingga cincin yang berada di saku celananya hanya bisa Hajime simpan tanpa pernah [Name] ketahui.

Pesta pernikahan Shun & [Name] pun dimulai. Hajime merasa hatinya kebas saat keduanya berdiri saling berhadapan di altar. Ingin rasanya ia beranjak dari tempat ini begitu janji suci telah terucap. Namun Hajime tidak melakukannya. Ia tidak ingin merusak acara penting sahabat dan juga gadis yang dicintainya itu.

Setelah mengucap janji pernikahan, [Name] meminta Hajime untuk bernyanyi.

Hajime bersikap seolah dia baik-baik saja. Meski kenyataannya hati pria itu tengah terluka parah.

Hajime mulai memainkan pianonya, bibir pria itu bergerak meyanyikan lagu berjudul wedding dress. Ia tidak peduli jika lagu ini terdengar sedih atau bagaimana. Karena hanya lewat lagu inilah Hajime bisa mengungkapkan apa yang ia rasakan.

"I can see you in your wedding dress."

Begitu sampai pada lirik lagu itu, Hajime nyaris meneteskan airmata.

Cause you should be my lady…
Now that we are apart now we’ll show how I can’t reason…
Never felt so strong like to lead us to a happy just never endless…
They just know that we belong to each other…
Never are we going to begone…
I can see you in your wedding dress

Setelah selesai dengan lagunya, Hajime membuang cincin yang ia bawa sebelum beranjak pergi meninggalkan pesta pernikahan.

Sejak saat itu Hajime menghilang dari kehidupan [Name] dan juga Shun. Melepaskan cintanya kepada sahabatnya, serta membawa luka dan kenangan akan gadis yang akan selalu mengisi ruang kosong di dalam hatinya.

ALPHABET [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang