Chapter 6

13 3 2
                                    

"Loe sering ke sini ya?" tanya ku memecah keheningan

"Iya"

"Loe kenapa cuek sihh?"

"Udh selesai kan makannya?" Dika malah balik bertanya

"Iya udh"

"Yaudah pulang sana"

"Ihh sadis bener sih loe jadi cowok"

"Ngk kq mon, aku cuma bercanda" Ucap Dika dengan tawa renyahnya

"Yaudah dehh gue pulang"

"Kamu marah sama aku?"

"Ngk kq, pengen pulang aja"

"Yaudah hati-hati, lain kali kalo mau makan kesini aja"

"Yaudah nihh bayar" ku sodorkan uang yg ku ambil dari dalam tas ku. Namun, Dika tak menerimanya dan malah mengembalikannya padaku.

"Ngk ush, aku yg traktir"

"Loooh kan tadi gue yg mau traktir loe"

"Udh2 gpp, mending cepet pulang keburu malam, jangan lupa hati-hati"

"Iya-iya"

****

"Mona, mama udh siapin sarapan buat kamu, cepet turun ya" teriak mamaku dari meja makan

"Iya ma bentar" ku turuni tangga satu demi satu, tangan kananku memegang hp dan tangan kiri ku memegang novel. Fokusku terbagi dua, antara melihat layar hp dan membaca halaman novel, tanpa memperhatikan jalan tiba-tiba kaki ku terpleset.

"Aww sakit" teriakku sambil memegangi lututku yg luka akibat kebentur salah satu tangga, untung saja tidak terlalu tinggi kalo jatuh, coba aja kalo jatuhnya dr atas pasti udh remuk nihh badan.

"Mon kamu gpp" kata papa seraya mengusap rambutku, perlakuan papa tiriku itu mengingatkanku pada papa kandungku, dulu waktu aku jatuh dari tangga, papa juga melakukan hal yg sama seperti apa yg dilakukan papa tiriku saat ini. Aku segera memeluk papa tiriku dengan erat, sangat erat. Aku tidak mau lagi kehilangan papa yg tulus sayang padaku. Tiba-tiba airmata ku merebes keluar membasahi kemeja hitam yg dikenakan papa.

"Lohh sayang kq kamu nangis?"

"Mona sayang sama papa, jangan tinggalin mona pa"

"Papa ngk akan ninggalin kamu sayang, kamu adalah anak papa yg plg papa sayang"

"Makasih pa"

"Yaudah mana kakinya yg sakit biar papa obatin"

"Ini pa" aku segera melepas pelukanku dan menunjukkan luka yg ada dilututku.

"Ma tolong ambilin obat dalam laci"

"Iya pa" kata mama ku kemudian berlari menuju kamar dan memeriksa kedalam laci.

"Ini pa"

Papa mengolesi luka ku dengan hati-hati.

"Nahh udh, sekarang kamu makan gihh, papa mau brangkat kerja dulu"

"Papa ngk ikut sarapan?" tanya mama

"Ngk ma, papa ada meeting pagi ini"

"Yaudah pa hati-hati" mama meraih tangan papa ku dan memciumnya.

"Ayo sayang kita sarapan"

"Ma Echa mana?" tanya ku setelah sadar ada sesuatu yg kurang, dan ternyata itu Echa

"Owh Echa tadi pamit mau belajar kelompok katanya"

"Owh gitu ya ma?"

"Iya sayang"

Prince Is My DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang